Lihat ke Halaman Asli

Anggita Indah

Ilmu Komunikasi UMY 19

Di Balik Pemutaran Film Dokumenter "Aroma of Heaven" di Hari Film Nasional

Diperbarui: 2 April 2022   08:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemutaran film dokumenter Aroma of Heaven dan diskusi pembuatan film. Foto oleh penulis (Anggita Indah Pramesti)

Anggita Indah Pramesti (mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta).

Film dokumenter Aroma of Heaven ditayangkan untuk memperingati Hari Film Nasional yang bertepatan pada tanggal 30 Maret 2022. Budi Kurniawan sebagai sang Sutradara melihat bahwa film ini dibuat karena kedekatannya dengan kopi yang selalu Ia temukan dimana-mana namun kurang diperhatikan.

Film ini bercerita tentang kopi di berbagai daerah yang ada di Indonesia dengan cerita keragaman budaya masing-masing mengenai secangkir kopi. Kopi menjadi saksi catatan sejarah dan tradisi yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia.

Latar belakang tersebut membuat film dokumenter ini dibuat oleh Budi Kurniawan secara independen dengan dibantu teman-temannya. Tidak mudah untuk mengerjakan film dokumenter tersebut karena film ini membutuhkan waktu sekitar 5 tahun untuk menyelesaikan produksi filmnya secara independen. Produksi mandiri dengan dana sendiri yang Ia dapatkan saat bekerja digunakan untuk membiayai jalannya produksi. Ketika ada dana maka produksi film dilanjutkan namun ketika belum ada dana produksi berhenti begitu seterusnya hingga film rilis.

Bagi Budi dalam membuat sebuah produksi maka buatlah pola produksi yang sesuai dengan kenyamanan tim artinya tidak harus selalu sesuai atau sama persis dengan pola produksi yang sudah ada. Proses pembuatan film ini dilakukan pelan-pelan dengan pendekatan melalui perkenalan, berbincang santai dengan orang-orang, dan bukan langsung mengambil video. Ketika kita melakukan pendekatan yang baik maka orang yang nantinya menjadi tokoh akan bisa terbuka berbeda ketika orang tersebut dihadapkan langsung dengan kamera.

Setelah film ini rilis pada tahun 2015 banyak undangan dari berbagai negara meminta untuk mempresentasikan film ini. Science Film Festival di Iran menjadi festival film yang mendapat penghargaan best editing. Tahun 2016 film ini tayang di tujuh negara bagian Amerika dan juga Korea. Produksi film ini menjadi wawasan mengenai sejarah kopi Indonesia dan mengenal bagaimana proses produksi film dokumenter sesuai dengan alur produksi masing-masing tim.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline