Setiap orang pasti pernah mengungkapkan perasaannya. Hal ini dapat berupa ekspresi wajah, perkataan, dan cara berbicaranya. Pengungkapan ini dapat terjadi saat seseorang merasa bahagia, sedih, marah, kesal dan lainnya. Tidak hanya itu, saat seseorang menginginkan sesuatu ia juga akan melakukan suatu ungkapan terhadap lawan bicaranya. Contoh sederhana yang sering kita rasakan adalah saat seseorang membutuhkan bantuan. Hal ini tidak hanya dapat dilakukan oleh orang dewasa saja loh, melainkan anak-anak usia dini juga mampu. Hanya saja, ada perbedaan dalam pengugkapan keinginan yang terjadi pada anak usia dini. Jika orang dewasa mampu secara langsung mengucapkan kata-kata keinginannya, pada anak mereka hanya mampu mengungkapkan sesuai dengan perkembangan usia mereka. Nah, ada beberapa cara unik anak dalam mengungkapkan keinginannya kepada orang lain, bisa berupa bantuan dan juga ungkapan sebuah perasaan.
Para orang tua harus paham cara-cara anak mengungkapkan apa yang ada di hatinya. Biasanya hal ini dapat kita perhatikan dari progres perkembangan sesuai usia nya. Jika pada artikel sebelumnya kita sudah membahas bahasa reseptif pada anak, nah kali ini kita beralih ke bahasa ekspresif pada anak usia dini. Para ibu sudah tau belum apa itu bahasa ekspresif?. Baik, bahasa ekspresif yaitu kemampuan atau cara anak dalam menggunakan kata-kata yang akan mewakili perasaannya. Singkatnya adalah cara anak dalam mengekspresikan dirinya, mengungkapkan keinginannya agar terpenuhi kebutuhannya, menyampaikan gagasannya, melalui komunikasi baik itu verbal maupun non verbal. Komunikasi ekspresif juga merupakan suatu kemampuan yang dimiliki anak untuk menyampaikan apa yang ada di pikirannya dengan menggunakan bahasa. contoh penggunaan bahasa ekspresif pada anak adalah saat anak menginginkan sesuatu yang jaraknya jauh dari nya, ia akan menunjuk seraya mengeluarkan kata-kata singkat seperti "itu" dengan maksud agar orang yang berada di sekitarnya paham apa yang ia butuhkan. Namun kembali ke intinya bahwa kemampuan pengungkapan ini harus sesuai dengan tahap perkembangannya yang biasanya ditunjukkan oleh usia. Untuk lebih dalamnya, berikut ini beberapa tahap perkembangan bahasa ekspresif yang terjadi pada anak-anak:
- Perkembangan bahasa ekspresif pada anak usia 0-12 bulan
- Bayi yang belum mencapai 1 bulan hanya bisa mengungkapkan perasaannya baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Bayi yang belum mencapai 1 bulan hanya bisa menangis sebagai tanda bahwa ia membutuhkan bantuan kita. Contohnya saat bayi lapar atau haus. Usia 2 bulan keatas bayi sudah mulai mengenal sesuatu yang ia sukai. Contoh saat kita menggoyangkan mainan yang berbunyi, maka anak akan tertawa tipis sebagai pertanda bahwa ia tertarik dan fokus dengan suara yang ditimbulkan mainan itu. Nah, lambat laun perkembangan akan mulai tampak pada bayi hingga saat usia 12 bulan anak menunjukkan ekspresinya seperti tertawa kuat, menyaut saat diajak berkomunikasi, dan menunjukkan raut muka yang sesuai dengan keadaannya. Contohnya, saat kita beri mainan cacing yang mirip dengan aslinya, maka anak akan menjerit dan bahkan bisa berlari menjauh walaupun belum terlalu lancar. Anak usia setahu juga sudah mampu mengeluarkan kata-kata singkat sebagai pertanda bahwa ia takut. Contoh "no..no..no.." sambil menutup mukanya.
- Perkembangan bahasa ekspresif anak usia 1-3 tahun
- Pada usia ini, sudah banyak perkembangan bahasa ekspresif yang dialami anak-anak. Jika pada usia dibawah satu tahun dia hanya bisa mengatakan "no..no..no" maka diusia satu tahun keatas anak sudah mampu menggunakan kosa kata yang lebih banyak sebagai pembantu menunjukkan ekspresifnya. Seperti saat ditakuti, ia akan mengatakan "adik takut ibu.." bahkan terkadang anak juga mengeluarkan air matanya sebagai kode bahwa ia sangat takut. Usia 3 tahun, Kemampuan berbahasa anak juga mengalami perkembangan pesat seiring dengan perkembangan biologisnya. Orang tua sudah bisa berkomunikasi dengan anak dengan topik yang selaras dan kosa kata yang lebih lengkap. Terkadang anak juga melontarkan pertanyaan sederhana kepada orang lain sebagai tanda bahwa dia ingin tau sebuah fakta baru. Contoh pengungkapan ekspresi usia 3 tahun yaitu saat kaki anak terinjak orang lain dia akan menangis dan berlari ke ibunya seraya mengatakan "ibu..sakitt, kaki adik terinjak kakak itu". Nah, ungkapan tersebut mengandung makna bahwa sang anak ingin berbagi rasa sakit yang dirasanya dan dilindungi oang tuanya.
- Perkembangan bahasa ekspresif anak usia 3-5 tahun
- Anak usia ini adalah anak yang sudah duduk di playgroup dan tk. Anak sudah memiliki sangat banyak kosa kata, sudah menunjukkan ekspresi lebih jelas dan lebih mudah dipahami oleh orang dewasa. Saat berkomunikasi dengan anak usia ini juga sudah terarah, jawaban yang diberikan saat diberi pertanyaan juga sudah masuk akal. Perkembangan motorik juga sudah sangat baik sehingga saat bermain anak dapat mengungkapkan kesenangannya seperti berlari, berteriak, kejar-kejaran, dan menunjukkan raut wajah yang sangat tepat dengan kondisi hatinya. Contohnya, saat anak tiba-tiba diam sendiri berarti dia sedang tidak baik-baik saja. Sebagai orang dewasa kita harus paham mengenai isi hati anak. Anak usia ini juga mampu memahami keadaan teman sebayanya seperti menolong saat temannya mengalami kesulitan dan butuh bantuan. Namun, terkadang anak usia tk ini lebih sering cari perhatian lebih ke gurunya sebagai pertanda bahwa ia ingin diperhatikan lebih dari temannya. Anak juga mungkin membuat para orang dewasa kesal seperti tiba-tiba menangis dan berkata bahwa ia dicubit temannya padahal ia hanya berlebihan. Dalam arti lain, anak sudah mampu mengarang cerita dan menambah-nambahi agar orang yang diajak berbicara terkesan ingin tau lebih dalam.
Perkembangan ekspresif juga berkembang disebabkan sistem indra pendengarannya yang sudah berkembang. Namun, tidak semua anak mengalami perkembangan yang sesuai dengan tahap-tahapnya. Biasanya anak yang mengalami permasalahan pada bahasa ekspresif ini menggunakan bahasa yang lebih singkat dibandingkan teman seusianya, menggunakan kosa kata yang sering ia dengar dari orang terdekatnya. Gangguan pada bahasa ekspresif ini mengakibatkan anak sedikit kesulitan dalam berkomunikasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H