Lihat ke Halaman Asli

Anggi Sagita Uswatun Hasanah

Mahasiswi Universitas Pamulang

Pagelaran Wayang Golek Sunda Bandung Bandawasa di Museum Wayang Kota Tua Jakarta

Diperbarui: 22 Desember 2022   01:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pementasan wayang golek di museum kota tua jakarta foto anggi sagita uswatun hasanah, nonton wayang sambil jalan-jalan seru/dokpri

Secara bahasa Wayang berasal dari bahasa jawa yang memiliki arti wayangan atau bayangan. Dilihat dari arti bahwa bayangan yang dimaksud ialah bayangan atau cerminan dari sifat-sifat yang dimiliki manusia, seperti berkhianat, ingkar janji, pemarah, bijak, penyabar dan masih banyak lagi.

Dari beberapa seni budaya yang ada di Indonesia, wayanglah yang sangat paing dikenal di antara budaya Indonesia lainnya. Dalam dunia pewayangan bukan hanya wayang dalam berbentuk boneka atau wayang yang sejenisnya, tetapi juga ada beberapa alat musik yang akan mengiringi selama pertunujukan wayang berlangsung

Wayang banyak jenisnya, terutama ada wayang golek. Golek memiliki arti boneka, jadi Wayang Golek adalah wayang yang dibuat dan diukir dengan bentuk 3 dimensi seperti boneka. Bahan bakunya adalah kayu.

Setiap cerita wayang memili unsur ceritanya masing-masing, juga pada tokoh penokohan jelas berbeda dengan cerita-cerita wayang golek lainnya, termasuk cerita wayang golek Bandung Bandawasa

Bandung Bandawasa menceritakan tentang hak waris Negara Astina yang sedang digunakan oleh Dorna atau Resi Kombayana untuk mengambil keuntungan lewat tipu muslihat yang telah ia siapkan. Maka Bima yang diutus pihak Pandawa untuk mempertanyakan hak waris tersebut harus membuat keputusan-keputusan krusial.

Dimana diceritakan Raden Bima memiliki watak yang keras dan sangat kasar dalam berbicara kepada orang yang lebih tua darinya, akan tetapi walaupun raden bima terbilang kasar ia memiliki hati yang tulus dan sangat penuh kasih sayang. Bima mendapat perintah untuk menanyakan hak pandawa terhadap kerajaan astina.

Raden Bima memiliki kakek bernama Begawan Abiyasa, ketika Bima kembali untuk membawa berita dari kerajaan astina, Begawan Abiyasa yang merupakan kakek dari Bima menyadarkannya bahwa Kurawa memiliki permintaan yang sangat licik. Bima diperintah oleh Kurawa untuk membuka hutan yang terkanal sangat angker dan juga sangat berbahaya, Kurawa memperintahkan kepada Bima agar Bima terbunuh. Kemudian sang kakek serta Dewi Kunti mengatakan kepada Bima untuk tidak menebang-nebang pohon di hutan mertani dan tidak pula melakukan perintah dari kurawa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline