Nama : Anggi Regita Cahyani
NIM : 43218110205
Jurusan : Akuntansi
DEFINISI LABA
Laba adalah suatu perubahan didalam modal dalam sebuah kesatuan usaha diantara dua titik waktu yang berbeda, kecuali dalam perubahan yang dikarenakan investasi serta distribusi oleh pemilik, yang menyatakan modal dalam suatu nilai tersebut berdasarkan kepada skala yang telah ditentukan. Pada dasarnya, laba merupakan suatu aktiva bersih ataupun kenaikan modal yang mulanya berasal dari transaksi jarang terjadi atau sampingan pada suatu badan usaha, dan semua transaksi tersebut memiliki badan usaha dalam satu periode, terkecuali hasil yang berasal dari pendapatan atau investasi pemiliknya. (Yadiati, 2007)
Dalam teori ekonomi, Laba diartikan sebagai deretan kejadian atau peristiwa yang memiliki hubungan dengan tahapan yang berbeda-beda yakni: penikmatan dalam laba psikis, laba nyata, serta laba keuangan. Pengertian laba psikis adalah konsumsi milik pribadi secara aktual terhadap barang dan juga jasa yang dapat menghasilkan bentuk kenikmatan tersendiri secara psikis dan pemuasan kebutuhan lainnya. Sedangkan, laba nyata adalah peristiwa-peristiwa yang menyatakan dapat meningkatkan kenikmatan psikis yang diukur dengan biaya hidup suatu individu. Laba uang adalah cerminan dari keseluruhan uang yang telah diterima serta memiliki maksud yang berguna untuk dapat menutup biaya hidup. (Belkaoui, 1997)
Sedangkan pada teori akuntansi, laba akuntansi dapat diartikan sebagai suatu perbedaan mengenai revenue atau pendapatan yang terealisasi dan timbul dari suatu transaksi pada waktu atau periode tertentu yang dihadapkan pada seluruh biaya pada jangka waktu periode tersebut. (Belkaoui, 1997). Selain itu laba dalam akuntansi juga memiliki arti selisih pendapatan serta pembiayaan yang menganut bentuk konsep historis, asas akrual, dan konsep penandingan. asas akrual, dan konsep penandingan. (Haron, Saringat et al. 2013)
KONSEP LABA
Dalam konsepnya, Laba umumnya bertugas untuk menyediakan hal pengukuran dalam perubahan kekayaan pemilik yang memegang saham dalam rentang waktu periode maupun dalam hal estimasi laba usaha sekarang, sampai sejauh mana suatu instansi bisa menutupi biaya operasional serta dapat menghasilkan pengembalian modal kepada pemegang saham. Peran laba yang selanjutnya adalah sebagai indikator profitabilitas dalam suatu perusahaan yang memiliki nilai krusial bagi analis karena hal tersebut dapat membantu estimasi potensi di masa yang akan datang. Serta tidak meragukan dari tugas usaha yang paling penting dalam analisis usaha suatu perusahaan. (Subramanyam dan Wild, 2010)
Konsep pengukuran laba menurut Hendriksen (2002) sebagai berikut:
- Konsep pengukuran laba dalam tingkatan struktual merupakan konsep ukuran pada laba yang berlandaskan atas konsep laba pada akuntansi. Dalam konteksnya, laba akuntansi dinilai sebagai pengukuran yang tepat dan baik atas prestasi intansi serta bahwa laba dapat digunakan pada prediksi arus kas di masa mendatang.
- Konsep pengukuran laba pada tingkatan interpretatif membuat kesadaran akan pemikiran dan pemahaman yang terkait dengan laba pada ekuitas (modal pemilik). Pada hal ini laba dianggap sebagai suatu peningkatan bersih pada kekayaan intansi ataupun kekayaan yang dimiliki pemilik yang pada akhirnya laba dianggap sebagai bentuk pemeliharaan kekayaan pada perusahaan dan pemegang saham.
- Konsep pengukuran laba dalam perilaku (behavior) dapat menghubungkan laba pada proses keputusan yang akan dilakukan oleh investor dengan reaksi harga surat di pasar yang telah terorganisasi dalam pelaporan dan keputusan manjemen pada laba perusahaan serta reaksi umpan balik dalam manajemen perusahaan.
Dalam Teori Akuntansi, Konsep laba terbagi kedalam 3 pendekatan yaitu pendekatan semantik, sintaktik, dan pragmatik.
- Konsep laba pada tataran Semantik
- Konsep laba yang terdapat dalam pendekatan semantik memiliki kaitan dengan kasus atau masalah tentang makna yang harus melekat dalam rekayasa pelaporan laba pada simbol ataupun elemen laba yang memiliki manfaat serta informasi tertentu. Konsep dan fungsi laba Semantik adalah pengukuran kinerja perusahaan, konfirmasi hal yang diharapkan oleh investor, dan estimator laba ekonomi. Secara umum, terdapat 3 karakteristik dalam laba semantik yakni peningkatan kemakmuran atau kapital, peningkatan yang terjadi dalam satu periode, serta hal yang dapat dinikmati dan distribusi yang ditarik oleh suatu entitas tertentu pada kemakmuran yang telah dipertahankan sejak awal.
- Konsep laba pada tataran Sintaktik
- Konsep laba pada pendekatan Sintaktik mengkaji bagaimana cara mengukur laba, menyajikan laba, serta pengakuan pada laba. Adapun beberapa bentuk pendekatan pada konsep Sintaktik adalah pendekatan dalam hal transaksional, pendekatan dalam aktivitas, dan juga pendekatan pemertahanan pada suatu kapital.
- Sesuai dengan pendekatan transaksi yang terjadi maka laba diukur dan juga diakui pada saat transaksi terjadi yang diakumulasi hingga ke akhir periode transaksional. Pengukuran dalam hal kapital pada dua titik waktu tertentuyang dapat menimbulkan masalah dalam hal konseptual dikarenakan jalannya waktu dan juga adanya sifat-sifat ekonomik yang mengalami perubahan dan menjadikannya harus dipertimbangkan dalam suatu unit ataupun skala dasar pengukuran laba.
- Konsep laba pada tataran Pragmatik
- Konsep laba dalam pendekatan ini menganut teori akuntansi yang mengkaji mengenai suatu hal apakah laba dalam sebuah perusahaan memiliki manfaat tertentu serta apakah laba dapat digunakan secara nyata pada pengaplikasiannya. Pendekatan yang terdapat dalam laba Prgamatik adalah memprediksi aliran kas suatu perusahaan, sarana kontrak yang efisien, sebagai alat pengendali manjemen perusahaan, dan informasi yang diberikan dalam teori efisien.
- Dengan adanya prediktor kedalam aliran kas kepada investor, maka hubungan yang terjadi bersifat logis antara laba kepada aliran kas dengan investor dan juga pada kreditor yang telah dinyatakan sebelumnya pada tujuan laporan keuangan yang dianggap dapat membantu dalam hal pengembangan serta prediksi modal pada aliran kas ke investor yang dapat berguna untuk penilaian investasi dan kapital pada sebuah perusahaan. Kemudian, terdapat yang dinamakan dengan kontrak efisien dalam laba pragmatik yang mengatur tentang bagian ataupun turunan dalam teori agen, yang berasal dari bermacam-macam aspek serta implikasi yang terdapat pada hubungan keagenan. Angka akuntansi yang dimasukkan pada kontrak akan mendorong pihak agen dalam mencapai tujuan kontraknya menjadi bentuk kontrak yang dinilai efisien. Pada tataran pragmatic juga disebutkan bahwa laba digunakan sebagai bentuk kendali manjemen yang mengatur bagaimana kinerja divisi dalam perusahaan ataupun manjer perusahaan. Dalam hal ini perilaku seorang manjer diatur secara ketat oleh laba dengan cara menghubungkan kompensasi dan juga laba yang dianggap sebagai pengukuran kinerja divisi dalam perusahaan.