Kepemimpinan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming mengawali babak baru yang penuh harapan dan tantangan bagi Indonesia. Dalam konteks ini, peran Prabowo-Gibran dipandang sebagai upaya lanjutan dalam mewujudkan cita-cita reformasi sekaligus membawa transformasi yang lebih komprehensif bagi bangsa. Sejak reformasi 1998, Indonesia telah mengalami kemajuan pesat dalam berbagai aspek, seperti demokrasi, hak asasi manusia, dan kebebasan pers. Namun, tantangan baru juga terus muncul, termasuk dalam bidang ekonomi, ketahanan nasional, dan inovasi teknologi.
Prabowo sebagai tokoh militer senior dan Gibran yang berlatar belakang pengusaha muda diharapkan mampu menghadirkan sinergi antara pengalaman dan inovasi. Pemerintahan mereka menghadapi harapan tinggi dari masyarakat untuk membangun negara yang lebih kuat, adil, dan makmur. Dalam menjalankan tugasnya, Prabowo-Gibran dihadapkan pada tanggung jawab besar untuk tidak hanya melanjutkan semangat reformasi, tetapi juga mentransformasikan bangsa menuju Indonesia Maju. Pada era digital yang serba cepat ini, dibutuhkan kepemimpinan yang responsif, adaptif, dan berorientasi pada kemajuan. Prabowo-Gibran diharapkan mampu menjawab tantangan tersebut dan menghadirkan perubahan yang positif bagi seluruh rakyat Indonesia.
Di bidang demokrasi, Prabowo-Gibran harus menjaga nilai-nilai reformasi yang selama ini menjadi fondasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Reformasi 1998 telah membuka pintu bagi kebebasan berpendapat, hak berserikat, dan partisipasi masyarakat dalam politik. Data dari Freedom House menunjukkan bahwa kebebasan sipil di Indonesia terus meningkat pasca-reformasi, meski beberapa kali mengalami tantangan dan kemunduran. Peran pemerintahan dalam melindungi kebebasan sipil menjadi sangat penting agar demokrasi tetap terjaga. Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia perlu memastikan bahwa hak-hak dasar masyarakat terus dihormati. Prabowo-Gibran dituntut untuk menjaga komitmen terhadap demokrasi yang inklusif dan melibatkan semua golongan. Dalam hal ini, pemerintah perlu membuka ruang dialog yang konstruktif antara pemerintah dan rakyat, sehingga aspirasi dari seluruh lapisan masyarakat dapat tersalurkan. Selain itu, kebijakan yang transparan dan akuntabel menjadi kunci agar masyarakat tetap mempercayai pemerintah. Prabowo-Gibran juga harus memastikan bahwa demokrasi tidak hanya menjadi simbol, tetapi benar-benar memberikan manfaat bagi rakyat.
Dalam konteks hak asasi manusia (HAM), Prabowo-Gibran harus memperkuat komitmen untuk melindungi dan menghormati hak-hak setiap warga negara. Data dari Amnesty International menunjukkan bahwa meski telah ada kemajuan, Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah dalam penegakan HAM, termasuk kasus pelanggaran HAM masa lalu yang belum tuntas. Di era reformasi, HAM menjadi salah satu prinsip dasar yang diperjuangkan oleh masyarakat sipil dan aktivis. Prabowo, yang pernah terlibat dalam isu HAM di masa lalu, perlu menunjukkan sikap yang tegas dalam melindungi HAM di masa pemerintahannya. Dukungan penuh dari pemerintah terhadap lembaga-lembaga HAM seperti Komnas HAM sangat diperlukan agar perlindungan HAM berjalan optimal. Selain itu, pemerintah harus memastikan bahwa aparat keamanan tidak melakukan tindakan represif yang dapat mengancam hak-hak warga. Pemerintahan Prabowo-Gibran juga diharapkan mengambil langkah-langkah untuk memberikan keadilan bagi korban pelanggaran HAM masa lalu. Hal ini penting untuk menunjukkan bahwa pemerintah berkomitmen terhadap kebenaran dan keadilan. Dengan langkah ini, Prabowo-Gibran bisa memperbaiki citra pemerintah dalam isu HAM di mata nasional maupun internasional.
Di bidang ekonomi, Prabowo-Gibran dihadapkan pada tantangan besar untuk mewujudkan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Salah satu masalah utama yang dihadapi Indonesia saat ini adalah ketimpangan ekonomi, di mana sebagian besar kekayaan terkonsentrasi pada kelompok kecil masyarakat. Data dari Bank Dunia menunjukkan bahwa tingkat ketimpangan pendapatan di Indonesia masih tinggi dengan gini ratio sekitar 0,39 pada 2021. Pemerintahan ini diharapkan dapat menciptakan kebijakan ekonomi yang tidak hanya pro-pertumbuhan, tetapi juga pro-rakyat. UMKM yang merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia perlu mendapatkan perhatian khusus untuk berkembang. Dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 61% dan menyerap sekitar 97% tenaga kerja, UMKM memiliki potensi besar untuk mengurangi ketimpangan dan kemiskinan. Prabowo-Gibran harus memastikan bahwa akses pembiayaan, teknologi, dan pasar bagi UMKM semakin luas. Selain itu, pemerintah perlu mendorong investasi yang berkelanjutan dan tidak hanya menguntungkan bagi investor besar. Dengan demikian, diharapkan masyarakat luas dapat merasakan manfaat dari pertumbuhan ekonomi yang adil dan merata.
Pasangan Prabowo-Gibran menawarkan berbagai janji ekonomi yang berfokus pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, produktivitas pertanian, pelayanan publik, dan infrastruktur desa. Dalam sektor pertanian, mereka berkomitmen meningkatkan produktivitas melalui intensifikasi dan ekstensifikasi lahan, dengan target tambahan 4 juta hektar lahan panen hingga 2029. Untuk kesejahteraan sosial, mereka akan memperluas program bantuan seperti Kartu Indonesia Sehat, Kartu Sembako, dan Kartu Prakerja, serta memperbanyak kredit bagi usaha tani, nelayan, UMKM, dan startup milenial. Mereka juga berjanji memberikan makan siang dan susu gratis bagi 82,9 juta warga miskin, termasuk anak sekolah, santri, dan ibu hamil. Kenaikan gaji bagi ASN, terutama bagi guru, tenaga kesehatan, TNI/Polri, dan pejabat negara, menjadi prioritas untuk memperkuat kesejahteraan dan pelayanan publik. Di desa, infrastruktur akan dibangun dan diperbaiki, dengan renovasi 40 rumah per desa/kelurahan per tahun yang ditargetkan mencakup 3 juta rumah secara nasional mulai tahun kedua pemerintahan. Pembentukan Badan Penerimaan Negara untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam pengelolaan pendapatan negara juga masuk agenda, dengan target menaikkan rasio penerimaan negara terhadap PDB hingga 23%. Di sektor energi, program hilirisasi energi akan terus didorong untuk memperkuat ketahanan energi nasional.
Di sektor pendidikan, Prabowo-Gibran harus melanjutkan upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional sebagai salah satu kunci transformasi bangsa. Pendidikan adalah fondasi penting bagi pengembangan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing. Data dari PISA (Programme for International Student Assessment) menunjukkan bahwa kemampuan literasi dan numerasi siswa Indonesia masih berada di bawah rata-rata. Untuk itu, peningkatan kualitas pendidikan tingkat dasar hingga tingkat tinggi perlu menjadi prioritas dalam pemerintahan ini. Pemerintah harus memastikan akses pendidikan yang setara, terutama bagi masyarakat di daerah terpencil dan tertinggal. Prabowo-Gibran juga perlu mendorong inovasi dalam pendidikan melalui digitalisasi dan penggunaan teknologi. Selain itu, penguatan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja menjadi hal penting agar lulusan memiliki keterampilan yang siap pakai. Dengan investasi di bidang pendidikan yang berkelanjutan, Indonesia diharapkan dapat menciptakan generasi emas yang mampu bersaing secara global. Prabowo-Gibran juga perlu melibatkan sektor swasta dan masyarakat dalam pengembangan pendidikan untuk hasil yang lebih optimal.
Prabowo-Gibran memiliki komitmen kuat dalam meningkatkan infrastruktur pendidikan di seluruh Indonesia sebagai bagian dari visi mereka untuk masa depan bangsa. Mereka berjanji membangun ruang kelas, laboratorium, dan perpustakaan yang layak di berbagai daerah, serta memperbaiki sekolah-sekolah yang masih dalam kondisi kurang layak, agar semua anak Indonesia bisa menikmati fasilitas pendidikan yang memadai. Selain melanjutkan program-program pendidikan yang telah dijalankan Presiden Joko Widodo, seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Program Indonesia Pintar (PIP) yang memberikan bantuan pendidikan bagi jutaan siswa dan mahasiswa, Prabowo-Gibran juga menekankan pentingnya dukungan bagi guru non-PNS melalui pemberian tunjangan profesi guna meningkatkan kesejahteraan mereka dan mendorong peningkatan kualitas pengajaran. Tak hanya berhenti di situ, Prabowo-Gibran juga mengusung program inovatif berupa Program Makan Bergizi Gratis, yang bertujuan menyediakan makanan sehat dan bergizi bagi anak-anak, balita, dan ibu hamil di seluruh Indonesia sebagai upaya untuk menanggulangi masalah gizi buruk dan stunting yang masih menjadi tantangan serius. Program ini pun mendapat apresiasi luas dari berbagai kalangan, termasuk Direktur Asosiasi Ekonomi dan Politik Indonesia (AEPI), Salamudin Daeng, yang menilai bahwa langkah ini menunjukkan kepedulian mendalam terhadap rakyat kecil, nilai kemanusiaan, serta visi strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia. Dengan inisiatif ini, Prabowo-Gibran berharap bisa turut mempersiapkan Indonesia menghadapi bonus demografi menuju visi Indonesia Emas 2045, di mana masyarakat yang sehat dan berpendidikan akan menjadi pondasi utama bagi kemajuan bangsa.
Isu lingkungan hidup menjadi tantangan besar lainnya bagi pemerintahan Prabowo-Gibran dalam mencapai Indonesia Maju. Indonesia adalah salah satu negara dengan keanekaragaman hayati terbesar di dunia, namun juga menghadapi ancaman besar terhadap lingkungan, seperti penggundulan hutan, pencemaran air, dan krisis iklim. Data dari Forest Watch Indonesia menunjukkan bahwa Indonesia kehilangan sekitar 10,1 juta hektar hutan antara 2001 hingga 2021. Pemerintahan Prabowo-Gibran harus menunjukkan komitmen yang kuat dalam menjaga keberlanjutan lingkungan. Kebijakan yang mendorong ekonomi hijau dan energi terbarukan perlu didorong untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil. Pemerintah juga harus memastikan bahwa pembangunan tidak mengorbankan lingkungan alam. Prabowo-Gibran dapat mendorong kolaborasi dengan masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan sektor swasta untuk menciptakan solusi berkelanjutan. Dengan demikian, Indonesia bisa memainkan peran penting dalam upaya global untuk mengatasi perubahan iklim. Selain itu, peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan menjadi bagian penting dari transformasi bangsa.
Ketahanan nasional adalah aspek lain yang harus diperhatikan oleh Prabowo-Gibran untuk menjaga stabilitas negara. Dengan meningkatnya ancaman keamanan di era modern, Indonesia perlu memperkuat pertahanan tanpa mengorbankan hak-hak sipil. Data dari SIPRI menunjukkan bahwa belanja militer Indonesia mencapai sekitar $9,4 miliar pada 2022, namun masih perlu diperkuat dalam hal teknologi dan sumber daya manusia. Prabowo sebagai mantan tentara diharapkan mampu memimpin transformasi militer Indonesia menjadi lebih modern dan profesional. Di sisi lain, ketahanan nasional tidak hanya sebatas militer, tetapi juga ketahanan di bidang ekonomi, pangan, dan energi. Prabowo-Gibran harus memastikan bahwa ketahanan di berbagai bidang ini terjaga untuk menghadapi ketidakpastian global. Dalam hal ini, partisipasi masyarakat dalam menjaga keamanan dan ketahanan nasional menjadi penting. Dengan ketahanan yang kuat, Indonesia dapat lebih mandiri dan tidak mudah terpengaruh oleh gejolak eksternal. Prabowo-Gibran juga diharapkan mampu menjaga hubungan diplomatik yang baik dengan negara-negara lain untuk mendukung stabilitas regional.
Teknologi dan inovasi telah menjadi pilar utama dalam transformasi Indonesia menuju masa depan yang lebih maju dan berdaya saing. Dalam konteks ini, pemerintahan Prabowo-Gibran diharapkan tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi digital, tetapi juga memastikan bahwa pertumbuhan tersebut melibatkan seluruh lapisan masyarakat, baik di perkotaan maupun pedesaan. Menurut laporan e-Conomy SEA oleh Google, Temasek, dan Bain & Company, ekonomi digital Indonesia mencapai nilai $77 miliar pada tahun 2022 dan diproyeksikan meningkat hingga $146 miliar pada tahun 2025, mencerminkan potensi besar yang belum sepenuhnya dimanfaatkan. Oleh karena itu, peran pemerintah dalam memperkuat infrastruktur digital menjadi sangat penting untuk memastikan potensi ekonomi ini dapat dimanfaatkan secara maksimal, termasuk oleh pelaku usaha kecil dan menengah. Transformasi digital juga perlu diperluas ke sektor publik agar kualitas pelayanan kepada masyarakat dapat ditingkatkan, membuat akses informasi dan layanan menjadi lebih cepat dan efisien. Dengan latar belakangnya sebagai pengusaha muda, Gibran diharapkan dapat membawa perspektif inovatif dan mendorong implementasi solusi digital yang relevan bagi masyarakat. Meningkatkan literasi digital di kalangan masyarakat menjadi langkah krusial agar mereka tidak hanya menjadi konsumen teknologi, tetapi juga berpartisipasi aktif dalam ekosistem digital. Selain itu, peningkatan investasi dalam penelitian dan pengembangan teknologi sangat penting agar Indonesia dapat bertransformasi dari sekadar pengguna menjadi pencipta dan inovator dalam bidang teknologi. Dengan kombinasi inisiatif yang tepat dan dukungan dari semua pihak, pemerintahan Prabowo-Gibran dapat memimpin Indonesia menuju era digital yang inklusif dan berkelanjutan.