Kabupaten Jember merupakan salah satu Kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Timur. Masyarakat di Kabupaten Jember ini mayoritas atau dominannya bermata pencaharian sebagai petani. Dari situlah Kabupaten Jember ini dikenal sebagai Kabupaten yang Agraris. Kekayaan yang bisa tampak dilihat dari Kabupaten Jember mulai dari pertanian, perkebunan, peternakan, hingga pertambangan pun dimiliki oleh masyarakat di Kabupaten Jember ini. Tetapi, tentunya Kabupaten Jember juga tak luput dari masalah. Salah satu masalah yang akan dibahas pada laman ini adalah masalah yang masih menyangkut dengan kota, yakni kemiskinan kota.
Sebelum membahas hal ini lebih dalam, kita harus tahu apa sih kemiskinan kota itu? Dan seperti apa contohnya?. Dapat dijelaskan bahwa kemiskinan sendiri adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan. Selain itu kemiskinan sendiri terbagi menjadi dua, yaitu kemiskinan alami dan kemiskinan struktural atau buatan. Kemiskinan alami adalah kemiskinan yang disebabkan oleh kualitas dari sumber daya manusia dan juga sumber daya alam sehingga manusia hanya memiliki potensi yang rendah untuk menjadi produktif atau jika memang manusia dapat berproduksi, kualitas barang hasil produksi tersebut memiliki tingkat efisiensi yang relatif rendah. Pada lingkup kemiskinan alami ini yang paling memengaruhi apsek pertanian adalah sumber daya dari kualitas lahan serta iklim cuaca.
Jika menurut BAPPENAS (2004) mengatakan kemiskinan sebagai kondisi dimana seseorang atau bahkan sekelompok orang, laki-laki atau perempuan, tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan hal dasarnya demi mengembangkan serta mempertahankan kehidupan yang layak semestinya.
Ada pun beberapa faktor penyebab terjadinya kemiskinan yang tejadi diberbagai kota. Masalah kemiskinan memang telah lama ada sejak dahulu kala. Pada masa lalu umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan, tetapi miskin dalam bentuk minimnya kemudahan atau materi. Dari ukuran kehidupan modern pada masa kini mereka tidak menikmati fasilitas pendidikan pelayanan kesehatan, dan kemudahan - kemudahan lainnya yang tersedia pada jaman modern. Pemerintah Indonesia yang berorientasi mengembangkan Indonesia menjadi negara maju dan mapan dari segi ekonomi tentu menganggap kemiskinan adalah masalah mutlak yang harus segera diselesaikan disamping masalah lain yaitu ketimpangan pendapatan, strukturisasi pemerintahan, inflasi, defisit anggaran dan lain - lain.
Bangsa Indonesia perlu mewaspadai kondisi kemiskinan yang terjadi saat ini. Walaupun secara statistik tahun 2012 terjadi penurunan kemiskinan menjadi 28,59 juta orang atau 11,6 persen, secara kualitas kemiskinan justru mengalami involusi dan cenderung semakin kronis. Hal itu dilontarkan anggota Kaukus Ekonomi Fraksi PDI Perjuangan, Arif Budimanta, saat menghubungi Kompas, Kamis (3/1/2013). Menurut Arif, hal itu ditunjukkan oleh semakin meningkatnya indeks keparahan kemiskinan, terutama di wilayah pedesaan yang meningkat hampir dua kali lipat selama tahun 2012.
Sekarang kemiskinan sudah memberikan dampak yang beraneka ragam mulai dari tindak kriminal, pengangguran, kesehatan terganggu, dan masih banyak lagi. Kemiskinan memang dapat menyebabkan beragam masalah. Adanya pembangunan perkotaan menjadi salah satu aspek yang menarik masyarakat untuk melakukan urbanisasi. Akibatnya, persebaran penduduk tidak merata. Tentu saja di daerah perkotaan akan lebih padat dibandingkan dengan daerah pedesaan. Sehingga pada daerah pedesaan sendiri juga bisa jadi mengalami penurunan tingkat penduduk. Jika pada daerah perkotaan terlalu padat penduduk maka akan timbul masalah pengangguran. Mengapa hal ini bisa terjadi? Karena terlalu padatnya penduduk mengakibatkan munculnya persaingan kerja yang ketat, jumlah kuota untuk lowongan pekerjaan tidak sebanding dengan jumlah penduduk, atau keahlian yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan tidak memenuhi kriteria kebanyakan masyarakat.
Pada daerah perkotaan sudah terdapat banyak gedung-gedung tinggi. Namun, dibalik gedung yang tinggi itu banyak lingkungan kumuh dijumpai. Orang-orang yang pekerjaannya kurang layak atau hasil dari kerjanya hanya dapat mencukupi kehidupan sehari-hari mau tidak mau bertahan dalam kondisi lingkungan yang kumuh dan tempat tinggal yang kurang layak. Sungguh fenomena yang sangat berbeda bagai bumi dan langit. Begitu banyak masyarakat yang kurang mampu dan miskin. Akan tetapi perlu dipertanyakan, apakah kemiskinan itu sebab dari pemerintah atau bahkan dari diri sendiri yang tidak mau bekerja keras untuk merubah kehidupan yang lebih baik? Hal tersebut sudah banyak fakta yang membuktikan bahwa anak seorang yang kurang mampu dapat menjadi orang besar dengan berpenghasilan tinggi.
Dalam hal ini upaya yang dapat dilakukan untuk penanggulangan kemiskinan pada hakekatnya merupakan upaya bersama dari semua pemangku kepentingan, sehingga membutuhkan sinergi dan kemitraan dengan semua pihak. Seperti Pemerintah, termasuk juga pemerintah daerah, kalangan swasta, kalangan organisasi kemasyarakatan, kalangan universitas dan akademisi, kalangan politik dan tentunya masyarakat sendiri perlu membangun visi yang sama, pola pikir dan juga pola tindakan yang saling menguatkan antar sesama dengan difokuskan pada upaya penanggulangan kemiskinan. Dalam kemitraan yang saling menguatkan inilah maka berbagai sasaran peningkatan kesejahteraan rakyat dapat dicapai dengan baik. Pemerintah sangat mendukung setiap prakarsa dan inovasi yang dijalankan serta dikembangkan oleh semua pihak dalam mendukung upaya peningkatan kesejahteraan rakyat ini. Dapat diperhatikan lebih dalam mengenai urbanisasi yang menyebabkan persebaran penduduk tidak merata. Diperlukannya strategi penataan kota yang baik dan benar.
Urbanisasi sebenarnya tidak sepenuhnya memberi dampak yang buruk bagi lingkungan dan masyarakat. Urbanisasi menyebabkan kota berkembang dan bertumbuh karena semakin banyaknya kebutuhan penduduknya. Pekerjaan juga akan menjadi semakin heterogen, seperti pergeseran lapangan pekerjaan yang awalnya banyak sebagai sektor pertanian kemudian beralih menjadi non-pertanian. Pergantian lapangan pekerjaan ini dapat meningkatkan produktivitas ekonomi yang akan berpengaruh pada perkembangan kota itu sendiri.
Nah, jadi apa yang salah dengan kemiskinan? Memang tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia mempunyai banyak permasalahan terutama di bidang ekonomi. Adanya ketidak sesuaian antara pekerjaan dengan calon pekerja, ketidak sesuaian kebutuhan lapangan pekerjaan dengan pencari pekerjaan,serta lapangan pekerjaan yang sulit karena tidak seimbangnya kebutuhan jumlah pekerjaan dengan jumlah penduduk yang menjadikan banyak timbulnya pengangguran sehingga munculah masalah kemiskinan. Masalah yang lain yaitu kebutuhan pokok dan penunjang dari segi fasilitas yang diberikan oleh pemerintah seperti pendidikan yang layak, layanan kesehatan, dan lain-lain. Mungkin dari semua permasalahan tersebut yang membuat kemiskinan kota masih ada dan merajalela sampai saat ini. Perlunya perhatian lebih pada sektor ekonomi dan penataan kota dari pemerintah daerah setempat dapat menjadi pengendali dari kemajuan kota serta penanggulangan sumber-sumber permasalahan kemiskinan kota yang hadir pada lingkungan kita sat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H