Lihat ke Halaman Asli

Sobar Harahap

Kebenaran harus disampaikan

Jogo Tonggo untuk Semua Orang, Anies Baswedan Tak Perlu Malu Meniru

Diperbarui: 3 Maret 2022   19:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Posko Jogo Tonggo di Temanggung, dokpri

Ini bermula pada suatu pagi ketika Samsul menemukan bungkusan berisi bahan makanan tergeletak di depan rumah. Rupanya temuan itu berlangsung terus menerus selama hampir dua minggu.

Kadang mie instan, beras, gula, susu, hingga biskuit. Pernah dia mendapati sekantong sayuran macam timun, lombok, dan kangkung. Bahkan pernah pula ia menjumpai dua porsi mie ayam.

Belakangan Samsul tahu makanan-makanan itu bukan turun dari langit, melainkan dikirim oleh tetangganya.

"Itu pengalaman yang nggak mungkin aku lupakan," kata Samsul, mengenang hari ketika ia dan istrinya menjalani isolasi.

Samsul terpapar covid pada pertengahan Juli 2021 dan harus mengurung diri di rumah kontrakannya. Saat itu varian delta sedang ganas-ganasnya menghantam negara ini, rumah sakit penuh, tabung oksigen langka, kematian pun meningkat drastis.

Di kampungnya di Peterongan Semarang, corong masjid nyaris tak pernah lesu menyiarkan berita lelayu setiap hari.

Samsul pun diliputi bayangan mengerikan, ia sering memikirkan jika tiba-tiba jantungnya berhenti berdenyut. Lebih-lebih rasa meriyang yang dirasakan sungguh aneh. Pagi hari fisiknya membaik namun saat menjelang malam badannya tiba-tiba ngedrop lagi.

Kondisi ini terus berulang selama hampir satu minggu. Vitamin yang dikirim oleh petugas kesehatan tak pernah telat ia konsumsi.

Berbeda dengan Samsul, kondisi fisik istrinya tampak lebih baik. Istrinya masih bisa beraktivitas, hanya saja indra penciumannya hilang dan itu perlahan-lahan membuat selera makan ikut lenyap.

Di tengah kondisi frustasi itulah, Samsul merasakan perhatian yang teramat melimpah dari tetangganya. Uluran tangan dan kepedulian mereka membuat ia semakin kuat, tak merasa sendiri, apalagi dikucilkan.

Bahkan, yang paling membuat ia terharu adalah ia bukan asli warga setempat. Ia hanya pendatang yang merantau dari Purbalingga, sedangkan istrinya dari Jepara. Namun ia tidak merasakan perlakuan yang berbeda.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline