Lihat ke Halaman Asli

Anggi Hafiz Al Hakam

Eksisto Ergo Sum

Salah

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Apakah kau tak pernah tahu, betapa indahnya dirimu...*

Tiba-tiba aku merasa bahwa lagu itu, lagu yang selalu terngiang saat aku masih mengharapkanmu, yang selalu kubayangkan betapa benar indahnya dirimu itu, adalah sebuah kesalahan. Rupanya, perasaanku (saat itu) terlalu besar padamu. Sehingga kabutnya menutupi akal sehat dan logika. Ya, karena itu pula aku sudah terlalu sering membuat penyangkalan. Bahwa segala sesuatu harus diperjuangkan, bagaimanapun caranya. Tapi, agaknya aku pun lupa, "some battles can't be won"**. Dan itu adalah dirimu.

Mungkin waktu itu, aku terlalu gelap mata sehingga berani menjanjikanmu bahagia. Bahagia yang hanya kita saja. Kebahagiaan dalam memberi. Memberimu keabadian tentang rasa yang (mungkin) pernah tumbuh di sela-sela harapan dalam hati.

Sebelum aku benar-benar sadari bahwa semua itu hanya fatamorgana semata. Hilang begitu saja, tanpa bekas.

I dont know much, but i know i love you..***

Kini kusadari betul bahwasanya dirimu adalah sebuah kesalahan. Kesalahan terindah? Tidak juga, tapi tetap saja aku kecewa. Aku kecewa bukan karena dirimu yang menjelma jadi kesalahan itu. Tapi, aku kecewa pada diriku sendiri. Betapa mudahnya diriku untuk bertekuk lutut pada imaji asa dan harap yang kau beri. Padahal, semua itu tidak ada artinya bagimu. Tidak ada sama sekali. Bahkan pada semua kenangan yang kau lekatkan pada bimbangku.

Lagu itu adalah penanda. Penanda kelemahanku padamu. Diriku yang (waktu itu) selalu berusaha meyakinkanmu. Dengan segala galau dalam jiwa yang mendesah. Ada rasa untukmu. Ada harap yang ingin kutambatkan pada labuhan hatimu.

Sebelum kusadari bahwa takdir dan nasib telah bersekongkol. Kongkalikong, untuk menjeratku dalam suatu penyangkalan. I'm on a denial. Great denial. Penyangkalan agung yang membutakan segenap intuisi.

*

Till you do me right, i dont even wanna talk to you, i dont even wanna hear you speak my name...****

Kadang kita harus bercermin dari hari kemarin. Walaupun, ada sedikit perasaan aneh dan muak bila harus mengingat semua tentangmu, tentangnya, terlebih tentang perasaanku. Dalam penyangkalan, yang bisa kulakukan hanyalah meyakinkan diriku lagi. Bahwa, segala macam pertanda yang Dunia berikan sudah cukup untuk mengakhiri rasa itu, padamu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline