HIV adalah penyakit menular yang menyerang sel darah putih sehingga dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. HIV menjadi masalah kesehatan dunia yang masih belum terselesaikan.
Stigma terhadap pengidap HIV menjadi salah satu hambatan terbesar dalam upaya penangan juga pencegahan penyakit ini. Tak hanya berdampak pada pengidap HIV, stigma tersebut juga berdampak pada pelacakan penularan, yang pada akhirnya dapat memperburuk penyebaran.
Stigma itu sendiri muncul dari perasaan takut tertular dan persepsi bahwa pengidap HIV merupakan pengguna narkoba atau pekerja seks.
Stigma terhadap pengidap HIV memberikan dampak yang besar bagi pelacakan penularan karena dapat menurunkan kesediaan masyarakat untuk menjalani tes HIV yang akhirnya menyebabkan keterlambatan diagnosis.
Stigma juga berdampak bagi pengidap HIV karena mereka seringkali mendapat diskriminasi di lingkungan sosial mereka. Hal tersebut membuat pengidap HIV merasa tertekan dan memperburuk kondisi kesehatannya. Hal itu juga dapat memperkuat orang-orang untuk tidak melakukan tes HIV karena takut mendapatkan perlakuan tidak adil.
Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan adanya kontribusi dari berbagai pihak, seperti melakukan penyuluhan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai HIV, kebijakan mengenai perlindungan hak-hak pengidap HIV, juga fasilitas dan pelayanan kesehatan yang ramah dan non diskriminatif.
Dengan mengatasi stigma melalui penyuluhan, kebijakan, dan pelayanan kesehatan yang lebih baik, diharapkan lebih banyak masyarakat yang bersedia menjalani tes HIV, sehingga penyebaran HIV dapat lebih dikendalikan.
Sumber :
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/hiv-aids
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H