Lihat ke Halaman Asli

Anggie Tha439

Anggita Putri

Maslahah dalam Konsumsi Islam

Diperbarui: 16 Maret 2020   17:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Sebelum kita membahasa maslahah dalam konsumsi terlebih dahulu kita membahasa apa itu maslahah dan apa itu konsumsi. Maslahah secara bahasa berasal dari sholaha yang mana iya memiliki arti faedah, manfaat, dn kemashlahatan pastinya. 

Sedangkan konsumsi sendiri berasal dari bahasa belanda consumptie dalam bahasa inggris consumption, yang mana merupakan suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi ataupun menghabiskan daya guna suatu benda tersebut baik berupa barang maupun jasa tak lain hanya untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan secara langsung.

Ketika seseorang diminta memilih antara mengkosumsi sepiring cilok di pinggir atau ketika menyantap seporsi pizza di restoran terkenal manakah yang kira-kira kebanyakan orang pilih? 

Bagi orang yang menyukai pizza dan memiliki uang lebih cenderung memilih pilihan kedua, akan tetapi bagi mereka yang dompetnya kosong ataupun uang menipis  bakal lebih condong ke pilihan pertama, biarpun ia tidak menyukai cilok. 

Dalam ilustrasi tersebut tergambar suatu pertimbangan seseorang dalam mengkonsumsi suatu barang yang antara lain biaya dan selera. Padahal, menurut pandangan Islam sendiri apabila kita hendak memilih sesuatu yang akan dikonsumsi bukan hanya selera atau biaya. 

Kita juga harus memperhatikan faktor manfaat serta halal/tidaknya barang tersebut. Nah, faktor manfaat dan berkah inilah yang merupakan bagian utama dari maslahah.

Sedangkan Maslahah berkosnep maqashid as-syariah. Maslahah memiliki dua kandungan yang ada manfaat dan berkah. Manfaat berarti dapat memenuhi kebutuhan konsumen, kalauu berkah berarti barokah, sesuai konsep Islam. Bagi seorang muslim yang taqwa dia akan mempertimbangkan maslahah dari barang tersebut. 

Jika dihubungkan ke pertanyaan awal, maka ia bakal lebih memilih cilok dipinggir jalan karena pizza, meskipun ia tidak menyukai cimol tersbut setelah membandingkan berkah dari kedua makanan tersebut. 

Contoh lainnya, seorang siswa SMK karena prestasinya disekolah dan orang tuanya kaya raya akan dibelikan hadiah antara mobil avanza dan sepeda motor. 

Karena mempetimbangkan sekolahnya yang tidak terlalu jauh, serta tidak suka polusi maka ia akan lebih memilih sepeda, karena mempertimbangkan manfaatnya meskipun harga sepeda tersebut jauh lebih murah. Selain itu konsumsi yang maslahah termasuk konsumsi yang tidak berlebihan (israf), mubazdir, dan tidak menimbulkan kemudharatan.

Kesimpulannya: apabila kita hendak mengkonsumsi suatu barang, hendaklah kita memikirkan manfaat, berkah, dan kauntitas yang diperlukan. Dengan melakukannya Insya Allah maslahah dapat tercapai.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline