Lihat ke Halaman Asli

Anggie Novita Sari

Tadris IPS 1 IAIN Jember

Filsafat Pendidikan Pragmatisme dan Tokoh-tokoh Aliran Pragmatisme

Diperbarui: 23 April 2020   19:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Filsafat Pendidikan Pragmatisme adalah Suatu aliran yang tersebar luas dalam filsafat modern, pokok filsafat ini adalah menentukan nilai pengetahuan berdasarkan kegunaan yang praktis. Aliran ini terkenal selama satu abad terakhir, ia adalah filsafat yang mencerminkan sifat-sifat kuat Amerika. Aliran ini juga yang menengahi antara tradisi empiris dan idealis serta menggabungkan keduanya.

Tokoh-tokoh filsafat pendidikan pragmatisme

1. Charles Sandre Peirce

 Peirce terkenal dalam filsafat klasik yang memahami sejarah dan ilmu pengetahuan. Beliau menyimpulkan bahwa kunci dalam usaha adalah bukti, data, persepsi, dan peluang yang tersedia dari peneliti. Yang lebih penting lagi adalah pengaruh apa yang dimiliki suatu ide dalam suatu perencanaan dan tindakan serta bukan hakekat dari suatu ide.

2. William James

 Pemikiran filsuf James terlahir karena dalam memahami suatu ilmu pengetahuan cenderung dipengaruhi oleh pandangan normatif. Beliau beranggapan bahwa kebenaran Ialah hasil-hasil yang konkrit, beliau juga mengatakan bahwa pragmatisme adalah realitas yang sebagaimana yang diketahui untuk mengukur suatu konsep kebenaran seseorang harus mempertimbangkan apa konsekuensi logis dalam penerapan konsep tersebut.

3. John Dewey

 Menurut john sikap dan pandangan demokrasi merupakan filsafat pendidikan. Baginya demokrasi merupakan hal yang esensial karena demokrasi itu bukan hanya aturan-aturan tetapi sebagai way of life l. Dewey mengungkapkan bahwa pengetahuan hanya mungkin dicapai melalui metode ilmu pengetahuan, yaitu dengan berfikir secara reflektif.

4. Heracleitos 

 Ia menyatakan bahwa tiada yang betul-betul ada semuanya menjadi perubahan adalah prinsip utama realitas. Realitas dilukiskan seperti sungai yang terus mengalir deras. Seseorang tidak akan turun kedua kalinya dalam arus sungai yang sama. Realitas selalu ada dalam suatu proses sebagaimana yang telah diyakini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline