Lihat ke Halaman Asli

JOKOWI SEDANG TEGANG

Diperbarui: 20 Juni 2015   04:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

JOKOWI SEDANG TEGANG

Tulisan saya kali ini tidak bermaksud untuk menjatuhkan atau memperlihatkan kekurangan salah satu Capres, setiap manusia bahkan seorangpemimpin pun memiliki kelebihan dan kelemahan. Ini adalah merupakan ulasan tentang suatu fenomena menarik yang terlihat saat pidato salah satu Capres yaitu Jokowi, dalam acara Deklarasi Damai Pilpres 2014 yang diadakan oleh KPU.

Link Video: http://www.youtube.com/watch?v=YkkXanMHozg

Menurut saya pada acara tersebut beliau dalam keadaan yang tegang atau gugup, terutama saat sedang berpidato sangat terlihat sekali sikap ketegangan beliau. Yang pertama adalah terlihat jelas kekakuan tingkah laku atau gerakan tubuh Jokowi saat berpidato, tidak banyak gerakan dari tubuh beliau . Kekakuan gerakan tubuh tersebut disebabkan karna ketegangan yang sedang beliau alami. Dalam buku Herman Strehle “MEINEN, GESTEN, UND GEBARDEN”, kekakuan secara sekunder pada situasi-situasi dimana seseorang merasa diri tidak mampu, akan timbul/terlihat kekakuan dalam tingkah lakunya. Tampak bahwa orang itu menolong diri dari suatu bahaya yang tak menentu dengan suatu sikap pertahanan-mempertahankan diri agar jangan kalah dalam situasi tersebut. Kemungkinan Jokowi sedang menjaga sikap atau menahan diri dalam berpidato agar tidak terlihat berlebihan atau kekurangan,mungkin juga untuk menjaga sikap kalemnya yang selama ini dia tunjukkan kepada masyarakat, apalagi beliau sedang berhadapan langsung dengan Capres lain yaitu Prabowo Subianto, sehingga beliau lebih memilih sikap yang aman untuk menghindari perbandingan yang berlebihan. Sejalan dengan kekakuan tersebut, intonasi nada suara Jokowi memang cenderung konsisten datar atau flat, jadi tidak terlalu rendah maupun tinggi. Namun sering kali terputus-putus atau beberapa kali terdiam, itu juga merupakan bentuk kekakuan dari ketengannya. Mengenai hal tersebut kemungkinan Jokowi memang sengaja berhati-hati dalam menyampaikan isi pidatonya agar tidak terjadi kesalahan, agar tidak terjadi kekeliruan dalam pengucapan, mungkin juga agar tetap terlihat santun.

Selanjutnya dan masih menunjukkan betapa beliau sedang tegang adalah gerakan tangan yang membuka ke bawah. Dalam buku Herman Strehle “MEINEN, GESTEN, UND GEBARDEN”, secara sekunder gerakan ini dilakukan apabila kita ingin menenangkan, dan meredakan situasi. Sikap gerakan ini dapat dilihat pada orang yang kurang percaya diri sendiri, kurang tegas, tampak seolah-olah mencari sandaran. Jadi kemungkinan besar Jokowi pada saat itu sedang menenangkan diri dan mengurangi ketegangannya saat berpidato, sehingga beliau melalukan sikap tersebut agar dapat tetap fokus dalam penyampaian pidatonya. Kemudian gerakan yang melengkapi ketegangan beliau adalah ada gerakan kecil dari tubuhnya yang secara konsisten bergerak kecil ke arah kana dan ke kiri, ini menunjukkan betapa tidak tenang atau tegangnya beliau diatas panggung pidato itu. Gerakan itu kemungkinan untuk menjaga ritme kehati-hatiannya dalam berpidato untuk mengurangi kesalahan dalam penyampaiannya, juga sebagai relaksasi dirinya untuk mengurangi ketegangan tersebut.

Gerakan verbal maupun non verbal memang sangat berkaitan, itulah yang ditunjukkan Jokowi dalam berpidato dalam acara tersebut. Terlepas dari analisa diatas tersebut, itu merupakan pengalaman pertama Jokowi menghadapi acara seperti dalam kapasitas sekaliber Calon Presiden, sehingga mungkin wajar beliau tegang. Kemudian sesuatu yang sedang dirasakan dan dipikirkan seseorang sering bisa terlihat dari gerakan tubuh atau sikapnya, begitu pula dengan Capres Jokowi. Tentunya beliau pada saat berpidato saat itu merasakan sesuatu sehingga terlihat gerakan atau sikap tubuh yang tegang, dan muncul pula gerakan untuk mengatasi atau mengurangi ketegangan itu.

Baiklah itu tadi adalah ulasan dari saya, sekali lagi ini tidak untuk menjatuhkan salah satu Capres atau bentuk kampanye hitam. Tulisan saya tujukan lebih kepada pembelajaran ilmiah mengenai gerakan tubuh seseorang. Semoga berguna dan bermanfaat, Terima Kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline