Lihat ke Halaman Asli

Anggie D. Widowati

Penulis, Psikolog, Pegiat Literasi

Cerpen | Becak

Diperbarui: 22 April 2018   12:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: kompas.com/Andreas Lukas Altobeli

CERPEN

Triman berdiri di depan cermin dan mengambil sisir yang tergeletak di pinggiran jendela. Sudah pukul delapan ketika lelaki itu mau narik. Barusan dia membantu mengangkut batu bata sumbangan pak Kordes untuk masjid.

Lima kali dia memanggul batu batu dari rumah Pak Kordes ke masjid. Lumayan dapat rokok sebungkus. Dirabanya rokok itu, sudah rapi di kantong kirinya.

"Pak, Pak, mana duit bulanan dari Bu Jarwo?" tanya istrinya.

"Belum dikasih, Bu."

"Sudah tanggal delapan belum dikasih?"

"Belum Bu."

"Aim mesti bayar seragam yang belum lunas, delapan puluh ribu lagi, Pak."

"Ya sabar, Bu, nanti juga dibayar."

"Kalau bukan tetangga, pasti sudah aku mintain ke rumahnya."

"Jangan Bu, nggak enak, kalau ada apa-apa juga kita minta tolong pada bu Jarwo kan?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline