Jalur Lintas Selatan membentang dari Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, hingga Jawa Timur. Proses pembangunannya masih berjalan hingga saat ini. Pembangunan tersebut merupakan proyek besar yang dapat membuka akses yang lebih luas untuk masyarakat di wilayah selatan Jawa Timur. Namun jalur di Kabupaten Blitar belum sepenuhnya terhubung dengan Kabupaten Malang maupun Kabupaten Tulungagung. Salah satu jalur yang sedang dibangun adalah Lot 3 yang menghubungkan wilayah Pantai Serang -- Sumbersih sepanjang 4,334 km yang berada di Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur. Proyek ini dikerjakan oleh PT Brantas Abipraya dan PT Naviri.
Proses yang sedang berlangsung di proyek ini adalah cut and fill. Cut adalah proses menggali atau memotong tanah di area yang lebih tinggi, sedangkan Fill adalah kegiatan menempatkan tanah yang telah dipotong ke area yang lebih rendah untuk membentuk permukaan datar atau mencapai elevasi yang diinginkan. Beberapa pekerjaan yang terdapat pada proses ini yaitu surveying dan perencanaan, pemotongan tanah (cut), pemindahan tanah, penimbunan tanah (fill), dan pemadatan tanah.
Dibangunnya jalur lintas selatan ini diharapkan dapat memudahkan akses antarwilayah, dan memberikan dampak positif terutama di bidang pariwisata dan ekonomi, seperti memperlancar akses transportasi, membuka peluang bagi perkembangan pariwisata, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di wilayah sekitar.
Delapan mahasiswa teknik sipil Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa timur mendapatkan kesempatan istimewa selama empat bulan untuk bisa magang dan terlibat langsung dalam proyek tersebut. Magang memberikan banyak pelajaran berharga untuk mahasiswa yang sebelumnya tidak bisa didapatkan di dalam ruang kelas perkuliahan.
Selain dapat menerapkan ilmu yang telah mereka pelajari selama perkuliahan, mahasiswa juga mendapatkan wawasan dan pengalaman praktis yang dapat memperluas pengetahuan mereka. Selain itu mereka juga dapat mengenal dan memahami prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang harus diterapkan di lapangan seperti penggunaan alat pelindung diri, rambu-rambu, dan prosedur kerja yang harus ditaati untuk memastikan keselamatan pekerja. Mereka juga bisa mempelajari budaya kerja di industri konstruksi, seperti pentingnya koordinasi, disiplin, tanggung jawab, komunikasi, dan kerja sama tim.
Kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa selama magang di proyek pembangunan tersebut antara lain memonitor alat berat konstruksi yang sedang bekerja maupun tidak bekerja, dan memberi keterangan apakah alat yang tidak bekerja tersebut sedang dalam perbaikan, menunggu pekerjaan atau mengisi bahan bakar.
Alat - alat yang dimonitor antara lain excavator, bulldozer, breaker dan vibro. Mereka juga bisa mengamati proses blasting untuk meledakkan batuan atau material padat lainnya, mulai dari perencanaan peledakan yang meliputi penentuan lokasi peledakan, jenis bahan peledak yang digunakan, dan pola pengeboran, kemudian pekerjaan pengeboran (drilling) lubang yang akan diisi dengan bahan peledak, setelah itu lubang diisi dengan bahan peledak (charging), penutupan lubang ledak (stemming), perangkaian lubang tembak yang akan diledakkan (tie up), meledakkan bahan peledak, hingga pengecekan dan pembersihan pasca peledakan.
Selain itu, mereka juga turut serta dalam pengambilan sampel serta pengujian untuk mengetahui karakteristik tanah di lokasi proyek, seperti tes DCP (Dynamic Cone Penetrometer) untuk mengukur kekuatan tanah dasar, pengambilan sampel dengan metode core drill untuk diuji di laboratorium, dan uji sandcone untuk menentukan kepadatan lapisan tanah yang telah dipadatkan.
Banyak ilmu yang dapat mereka ambil dari proses pembangunan di proyek tersebut, dengan kegiatan magang ini mahasiswa diharapkan memiliki banyak pengetahuan dan pengalaman di lapangan yang bermanfaat sebagai bekal mereka ketika memasuki dunia kerja.