Sebuah paham atau gerakan yang disebut fundamentalisme agama mendorong kembalinya agama kepada ajaran-ajaran inti atau asli, dengan pemahaman literal kitab suci. Gerakan ini sering muncul sebagai tanggapan terhadap modernisasi atau perubahan sosial yang dianggap mengancam nilai-nilai keagamaan tradisional.
Fundamentalisme agama dapat muncul dari berbagai agama di seluruh dunia, dan biasanya ditandai dengan penolakan terhadap perubahan politik dan agama serta upaya untuk mengembalikan keyakinan dan standar agama tradisional sebagai tanggapan terhadap modernitas dan sekularisme.
Sejarah keagamaan yang kompleks adalah sumber fundamentalisme. Faktor penyebabnya beragam, termasuk cara umat beragama menangani krisis pikiran dan emosi. Seringkali, fundamentalisme muncul sebagai tanggapan terhadap ancaman yang dirasakan terhadap eksistensi agama oleh modernisme, sekularisme, dan westernisme.
Karakteristik Gerakan Fundamentalisme: Penolakan terhadap hermeneutika dan penekanan pada ajaran dasar agama adalah ciri gerakan fundamentalisme. Dalam Islam, fundamentalisme sering didefinisikan sebagai upaya untuk mempertahankan ajaran dasar dan menghindari tahayyul, bid'ah, dan khurafat. Sebagian besar orang menganggap kelompok ini sebagai kelompok garis keras yang bertindak irasional dan dikaitkan dengan gerakan revolusi.
Dampak Sosial dan Konflik Respon dari gerakan fundamentalisme terkadang menciptakan suasana yang tidak sehat karena kecenderungan mereka untuk menghindari orang lain yang tidak setuju dengan mereka. Ini sering menyebabkan pertengkaran dan perpecahan antar umat beragama, terutama ketika ada perbedaan keyakinan. Misalnya, fundamentalisme Islam kontemporer berusaha untuk menegakkan identitas agama dan tatanan sosial sebagai solusi atas berbagai masalah yang dihadapi.
Untuk memahami fenomena ini, kita harus melihat berbagai komponen yang mempengaruhi munculnya fundamentalisme agama di berbagai konteks agama dan budaya:
1.Reaksi Terhadap Sekularisme dan Modernisasi
Sekularisme dan modernisasi sering menyebabkan fundamentalisme agama muncul. Banyak kali, modernisasi didefinisikan sebagai transformasi sosial yang cepat, globalisasi, dan penerapan nilai-nilai Barat seperti demokrasi, kebebasan individu, dan pluralisme. Di sisi lain, sekularisme dianggap sebagai upaya untuk menghilangkan agama dari domain publik, politik, dan hukum. Kelompok fundamentalis menganggap perubahan ini mengancam peran penting agama dalam masyarakat.
Di beberapa negara, fundamentalisme adalah tanggapan terhadap pemerintah yang dianggap terlalu sekuler. Misalnya, gerakan Islam politik di Timur Tengah sering menggambarkan dirinya sebagai alternatif terhadap rezim yang dianggap tidak religius .
2.Ketidakstabilan Politik dan Sosial
Ketika ada ketidakstabilan sosial dan politik, seperti konflik, perang, atau penindasan, gerakan fundamentalis sering kali dapat berkembang. Banyak orang mencari kepastian melalui agama sebagai akibat dari krisis sosial-ekonomi yang berkepanjangan, ketidakadilan, dan ketidakpastian. Fundamentalisme menarik bagi mereka yang merasa terpinggirkan atau kehilangan kendali atas hidup mereka karena menawarkan jawaban jelas dan aturan untuk mengatasi kekacauan.