Saya memang tak punya pengalaman mengantar anak ke sekolah. Apalagi anak saya masih sangat kecil. Namun, saya punya pengalaman mengenai hari pertama sekolah.
Jika mengingat hari pertama masuk ke sekolah, ingatan saya melayang jauh ke Juli tahun 1993, ketika saya masuk ke sekolah dasar untuk pertama kali.
Saya tak pernah lupa, di awal masuk sekolah, pertama kali menggunakan seragam putih merah,, tak ada orang tua yang mengantar. Saya hanya diantar oleh bibi yang membantu di rumah kami.
Ibu saya, harus dirawat di rumah sakit dan bapak menungguinya di sana. Keduanya tak dapat ikut mengantar di hari pertama sekolah. Saya tak punya pengalaman masuk ke taman kanak-kanak sehingga momen ini merupakan detik pertama saya bersekolah.
Perasaan cemburu kepada mereka yang diantar baik oleh ibu atau bapak begitu kuat saat itu. Saya belum memahami, mengapa kedua orang tua saya tak hadir. Meskipun jarak rumah saya dengan sekolah sangatlah dekat, karena keluarga kami ketika itu masih tinggal di perumahan guru yang berada di komplek sekolah.
Tetap saja, perasaan sebagai seorang anak usia 6 tahun begitu kuat ketika itu. Perasaan gelisah, cemburu, dan iri. Saya masih mengingat dengan jelas. Perasaan itu sedikit terobati ketika sore harinya saya diajak oleh salah seorang saudara diajak menjenguk ibu di rumah sakit. Ibu menjelaskan mengapa ia tak bisa mengantar, demikian dengan bapak.
Mungkin sedikit melankolis, tapi itulah perasaan seorang anak kecil di hari-hari pentingnya. Mereka ingin orang tua hadir dan menyaksikan saat-saat pertama mereka menginjakan kaki di sekolah yang asing. Tak setiap orang mudah bergabung dengan orang-orang baru.
Ayo Antar
Gerakan Mengantar Anak di Hari Pertama Sekolah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) melalui Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga perlu diapresiasi sebagai momen penguatan hubungan orang tua, siswa, juga sekolah. Ini membutuhkan dukungan semua pihak. Tak mudah tentu saja. Tak semua orang tua punya waktu cukup dan bersedia untuk mengantar anak di hari pertama mereka sekolah.
Mengantar anak di awal sekolah merupakan kemewahan bagi seorang anak. Utamanya bagi mereka yang masih ada dijenjang pendidikan dasar. Berbeda dengan mereka yang sudah berada di jenjang pendidikan menengah. Anak-anak yang sudah besar seringkali merasa malu jika orang tua terlalu posesif terhadap mereka. Treatment berbeda tentu saja harus dilakukan.
Meskipun demikian, momen awal ini penting untuk merajut relasi orang tua dengan guru ataupun pihak sekolah. Bahwa orang tua, di tengah segala hiruk pikuk kesibukannya mau hadir, bukan saja jasadnya tapi juga jiwanya. Anak dapat merasakan ketulusan itu.