Lihat ke Halaman Asli

Anggi Oktavia

Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Andalas

Orang Parimbo Mencari Buah Rotan, antara Hobi dan Sumber Penyambung Hidup

Diperbarui: 30 Desember 2023   02:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: Memetik buah rotan. (Sumber: kalsel.antaranews.com)

Dari sekian Pulang ke rumah yang tak terhingga, hanya pulang kali ini yang terasa benar-benar pulang, nikmat. Sebab, ada sebuah perasaan yang bergejolak menjemput tubuh saya untuk Pulang. 

Ada sebuah rasa kosong yang tidak dapat didefinisikan, mungkin saja rindu, pikir saya. Berkumpul, bercengkerama, Tertawa, dan diskusi bersama Ayah adalah ritual yang tak pernah saya tinggalkan jika pulang ke Rumah. Akan selalu ada topik pembicaraan yang di buka oleh Ayah.          

Terbukti, saat saya baru saja sampai sore itu, setelah makan dan membereskan beberapa barang, malam harinya Ayah mengajak saya bercerita panjang lebar membahas tentang, ya biasa menanyakan kuliah, menanyakan kehidupan saya dikos, apakah makan saya tidak telat lagi, dan apakah kebiasaan begadang sudah di hentikan.

Lagi-lagi saya menjawab dengan mencari aman, mengatakan saya tidak lagi begadang, dan makan tepat waktu. Tetapi untuk beberapa tetek bengek permasalahan saya tidak bisa mencari aman, karena memang saya yang Ingin menyampaikan dan meminta solusi. 

Biasa, masalah pertemanan, masalah tugas yang tak ada habisnya. Hehe, saya memang sedikit cengeng dan pengadu, tetapi setidaknya dengan mengutarakan kepada Ayah, saya merasa lebih baik. Apalagi di setiap cerita Saya, Ayah selalu mencarikan pertimbangan juga kemungkinan jalan keluar.

Malam itu hujan dan angin begitu kencang menerpa rumah semi permanen kami. Ayah mulai menutup setiap pintu dan jendela. 

Setelahnya, Ayah duduk membuka perbincangan, menggunakan bahasa Minang, tetapi dalam tulisan ini sudah saya translate ke bahasa Indonesia. "Jika ada orang yang menawarkan kepada ayah jalan-jalan ke kota atau ke rimbo, Ayah akan pilih ke Rimbo." 

Saya mulai tertarik dengan pembicaraan Ayah. Lalu saya tanyakan, "Kenapa Yah?" 

Ayah saya tertawa kecil, dengan simpul senyumnya "Sebab, saat menelusuri Rimbo kita akan merasakan suasana yang berbeda. Pergi ke Rimbo adalah satu-satunya hobi Ayah"  

Aku mengangguk mulai serius mendengarkan Ayah, lalu tiba-tiba tercetus sebuah pertanyaan di benak Saya "kapan terakhir kali Ayah ke Rimbo?" 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline