Namanya Arul. Seorang teman lama yang masih sering ngobrol dan berkirim kabar meski sudah lama kami terpisah jarak. Kesukaannya akan traveling seringkali membuat saya terkesan. Selalu saja ada waktu dan budget khusus yang dia sediakan untuk melakukan perjalanan wisata dan mengeksplorasi tempat-tempat wisata di Indonesia. Siang itu, berawal dari sebuah foto keren yang dia pasang sebagai gambar tampilan di ввм, kami kembali terlibat dalam sebuah obrolan seru seputar traveling. Ya, foto itu mengabadikan sebuah tempat yang sangat indah di tepian pantai kepulauan Wakatobi. Tampak tenang dan damai, menarik untuk dikunjungi sepertinya. [caption id="attachment_315794" align="alignnone" width="640" caption="Koleksi Pribadi (Wakatobi)"][/caption] Seperti biasanya, dia selalu bersemangat menceritakan pengalaman-pengalaman serunya selama traveling. Dia bercerita tentang beberapa bule (baca. Warga Negara Asing) yang sering dia temui sewaktu melakukan traveling. Dia bilang, kadang ingin juga traveling dengan pasangan seperti bule-bule itu. Pasti akan sangat menyenangkan, menjelajahi tempat-tempat yang eksotis berdua, katanya. Walaupun selama ini dia masih menikmati perjalanan wisatanya sendirian, setahu saya dia sangat menikmatinya. Dan bagi saya, sebenarnya bukan soal dengan siapa kita menikmati perjalanan kita, yang penting adalah seberapa bahagia kita bisa menikmati perjalanan kita. Berbicara soal gaya traveling, Arul adalah salah satu contoh traveler bergaya petualang. Dia lebih suka mengunjungi destinasi wisata alam dan budaya serta menikmati segala keindahannya. Indonesia, adalah tempat yang tepat baginya. Begitu banyak obyek wisata alam dan wisata budaya di Indonesia yang mungkin oleh orang Indonesia sendiri hanya dipandang sebelah mata, justru menjadi tujuan wisata bagi wisatawan mancanegara. Sebuah pertanyaan dari salah satu wisatawan mancanegara yang ditemui teman saya itu menjadi menarik untuk dipikirkan. "Mengapa saya jarang sekali melihat wisatawan domestik selama saya traveling?" Katanya. Dan siang itu, akhirnya kami berdiskusi menjawab sebuah pertanyaan yang cukup menggelitik hati saya sebagai orang Indonesia tentunya. Ada beberapa hal yang mungkin bisa menjawab pertanyaan diatas menurut kami. Pertama, hampir semua orang pada dasarnya suka traveling, hanya saja mungkin tidak memprioritaskan traveling sebagai kebutuhan utama dalam hidup. Sehingga mungkin juga agak sayang merogoh kocek terlalu mahal untuk tujuan wisata yang agak jauh meskipun itu hanya di Indonesia. Bagi wisatawan asing, negara berkembang seperti Indonesia merupakan daerah tujuan wisata yang murah, meriah dan Indah. Tapi tidak bagi orang Indonesia sendiri. Misalnya orang dari Jawa yang ingin traveling ke NTT atau kawasan Indonesia Timur yang lain biayanya pasti mahal. Mungkin hal ini juga yang membuat sebagian orang Indonesia menganggap bahwa untuk biaya traveling yang sama mahalnya, sekalian saja mereka berwisata ke luar negeri, lebih bergengsi kesannya. [caption id="attachment_315795" align="alignnone" width="630" caption="Koleksi Pribadi (Wakatobi)"]
[/caption] Kedua, bisa jadi ini berhubungan dengan life style dan penampilan. Orang Indonesia mungkin tidak se-simple dan se-cuek bule dalam hal penampilan saat traveling. Sehingga dengan segala keribetannya membuat mereka enggan untuk memilih jenis wisata petualangan yang jauh lebih banyak ditemui di Indonesia. Soal gaya hidup, bisa jadi mereka lebih suka memilih jenis wisata yang lain, misalnya wisata belanja atau wisata kuliner. Ketiga adalah budaya 'oleh-oleh' yang selalu melekat pada masyarakat Indonesia. Jadi mau traveling kemanapun pasti ada pesanan khusus entah dari keluarga maupun teman-teman yang meminta 'oleh-oleh' khas dari tempat wisata yang akan kita kunjungi. Alhasil, perjalanan wisata yang harusnya bisa dinikmati untuk mendapatkan kepuasan batin, justru kadang menjadi beban bagi sebagian orang. Jadi kesimpulannya adalah, terlepas dari ketiga hal diatas, traveling tetap menjadi hal yang menarik untuk dilakukan ditengah-tengah kesibukan dan segala tekanan hidup manusia modern. Apapun model wisatanya, kemanapun tujuannya, bagaimanapun caranya, bahkan dengan siapapun kita menikmatinya, selama itu membuat hati senang dan jiwa kembali segar, nikmatilah. Tidak harus muluk-muluk mau ke Raja Ampat kalau budget terbatas. Lihatlah disekeliling kita terlebih dahulu, siapa tau ada potensi wisata yang unik dan menarik untuk dikunjungi dengan murah meriah. So, traveling? Just enjoy it!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H