Lihat ke Halaman Asli

Angger Setio Panuntun

Tenaga Adminitrasi

Belum Ada Judul

Diperbarui: 19 November 2024   17:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber Foto : Sumber Foto : https://pixabay.com

Sebenarnya, menulis catatan harian adalah pengalaman yang masih asing bagiku. Bukan hanya karena aku belum nulis sebelumnya, tetapi aku juga kuatir bila kelak ternyata tidak ada yang tertarik dengan tulisan kumuh Pria berusia 27 tahun ini. Tapi biarlah , ini bukan masalah besar buatku. Aku suka menulis. Banyak hal yang terlapau menarik dan luar biasa dalam hatiku, yang aku tumpahkan dalam tulisan.

“Kertas memiliki kesabaran yang lebih ketimbang manusia.” Aku merenungkan kata-kata ini selama berhari-hari. Saat itu aku sedang gelisah, melamun, sendiri, bosan dan, bingung, entah ingin keluar atau tinggal di kamar. Akhirnya aku putuskan aku tinggal dikamar dan merenungkanya. Ya, memang benar, selembar kertas lebih sabar dibanding dengan manusia. Nanti aku akan membiarkan orang lain membaca catatan harianku. Kecuali bila aku benar-benar telah menemukan orang-yang telah aku percaya membacanya.

Sekarang aku akan mengatakan alasan yang mendorongku untuk memiliki catatan harian, tidak lain karena: aku sedikit memiliki sahabat. (alasan simple)

Baik, aku akan jelaskan. Begini, kebanyakan orang tidak akan percaya, soorang Pria berusia lajang yang sering keluyuran betul-betul merasa kesepian ditengah hiruk-hiruk dunia. Padahal itu nyata adanya, buktinya aku merasa kesepian, meski aku memiliki orang tua yang sayang padaku masih dibilang puluhan temanku dan kakaku yang sudah memiliki dua orang anak dan bahkan aku sering dibilang baik hati dengan teman-temanku. Meski sepertinya aku memiliki segalanya tapi aku tidak punya satu orangpun yang benar-benarbisa menjadi sahabat bagiku.

Selama ini yang kupikirkan tentang persahabatan adalah bagaimana bisa bersenang-senang dengan teman. Tetapi senyatanya, di hadapan mereka , aku tidak bisa berbicara dan bersikap wajar, lagi pula menurutku kami tida bisa saling dekat. Itulah masalahnya. Mungkin ini salahku, karna kau tidak suka terbuka. Tapi mau apa lag, memang keadaanya sudah terlanjur seperti ini dan sulit untuk diubah karna ini adalah sifat/gen ku. Ini alasan kenapa aku lebih suka menulis sebuah buku harian.Sampai hari ini sejujurnya aku belum menulis untuk semua ini, hari Jumat dan Sabtu aku sibuk degan pekerjaanku jadi baru hari ini aku punya cukup waktu. Rasanya seperti setahun untuk hari minggu pagi tadi, terlalu banyak yang terjadi hingga dunia ini seakan terbalik. Tapi, aku yakin doa ibuku akan selalu hidup, itulah yang paling penting. Kata Ibu. Kamu akan hidup dan akan baik-baik saja tetapi jangan bertanya dimana dan bagamana. Mungkin aku aku sedikit bingung dengan kata-kata ibuku. Jadi akan aku ceritakan apa yang terjadi pada minggu pagi tadi.

“Tidak bisa keluar dan pergi membuatku sangat kecewa aku juga ketakutan jika aku seperti orang yang  tau mana barat-mana timur tentu saja jika seperti ini akan menjadi masa depan yang suram buat saya “

 

Nex---time
-00-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline