Lihat ke Halaman Asli

Salut Untuk Kapten Ini

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Tak banyak pemain sepakbola yang masih berkarir profesional di usia yang telah menembus angka 40 tahun. Usia yang tidak muda lagi untuk melakoni pertandingan dua kali 45 menit.  Pertandingan yang sarat adu fisik dan seringkali para pemain harus saling berjibaku hingga cidera. Untuk meladeni lawan-lawan yang lebih muda tentu tak bisa dibilang mudah, dilihat dari sisi kecepatan jelas kalah apalagi dari ketahanan fisik.

Namun ini jadi pengecualian, walau di umur yang sangat tidak muda bagi karirnya dia memiliki Ketahanan fisik yang masih prima, keuletan, serta kemampuannya dalam mempertahankan bola layaknya pemain-pemain muda. Seolah-olah semangat mudanya turut mewarnai raganya tuk selalu muda jua. Bisa bermain diberbagai posisi seperti bek kanan, gelandang bertahan, maupun di posisi sayap, dia memiliki visi bermain yang tajam dengan kekonsistenan bermain, tak ayal dia pun didapuk menjadi komandan lapangan bagi rekan setimnya. Il Capitano (Sang Kapten) itulah julukan yang disematkan padanya.

Mengawali debutnya bersama tim Il Nerazurri (Inter Milan) pada tahun 1995 melawan Vicenza setelah sebelumnya diboyong dari salah satu tim divisi utama Argentina, Banfield. Pembelian pertama Massimo Moratti pemilik klub Inter Milan saat itu sepeninggalan Ernesto Pellegrini. Kualitas permaianannya membuat ia disegani kawan maupun lawan. Ia selalu masuk starting eleven oleh setiap pelatih yang menukangi Inter Milan. Hal ini selain dikarenakan kualitas permainannya, kemampuannya beradaptasi dari strategi yang diterapkan pelatih ikut berperan. Tentu bukan hal yang gampang mengikuti instruksi pola strategi yang berbeda tiap kali tim berganti pelatih, namun tidak baginya. Tidak mulus perjalan timnya meraih gelar di berbagai kompetisi. Tim ini melalui masa-masa suram, pun saat ia pertama kali bergabung. Tetapi dia tidak bergeming dari iming-iming pindah ke klub lain yang secara finansial serta prestasi lebih mapan. Dan puncak dari loyalitasnya yang membuahkan prestasi gemilang dari tim ini adalah saat meraih treble pada tahun 2010.

Setelah 19 tahun membela timnya, belum lama ini dia mengatakan bahwa ini musim terakhirnya. Dan laga nanti malam saat timnya bertanding menghadapi Lazio adalah penampilan terakhirnya di kandang. Laga ini akan menjadi laga yang sangat emosional baginya mengingat seluruh pendukung tim ini akan memenuhi seluruh stadion Giuseppe Meazza dan tak dielakkan akan mengelu-elukan namanya. Seorang kapten yang mengabdikan sebagian hidupnya demi sebuah klub yang menjadi kebanggaan kota Milan tersebut. Seseorang yang dengan seiring berjalannya waktu telah membuktikan bahwa dialah juaranya, melihat pemain seangkatannya yang juga menjadi kapten bagi timnya seperti Alesandro Del Piero dahulu di Juventus dan sekarang bermain di Sydney FC, Francesco Totti di Roma yang tak selalu bisa menyesuaikan dengan gaya strategi tiap pelatih, dan Alesandro Nesta di Lazio pada waktu itu dan terakhir bermain untuk tim Major League Soccer (MLS) Amerika Serikat, Montreal Impact, kemudian memutuskan pensiun pada tahun 2012.

Salut untuk seorang pemain sepakbola yang pernah ada, yang dilahirkan 41 tahun yang lalu pada tanggal 10 Agustus 1973 di Buenos Aires, Argentina dengan nama Javier Adelmar Zanetti.

Referensi:

id.wikipedia.org

bola.net

sport.detik.com

inter-milan-indonesia.blogspot.com

.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline