Tanpa disadari ternyata jurnalistik menjadi sangat mengakar dan menjadi kebiasaan yang tidak tergantikan di setiap hari dalam kehidupan kita. Dengan membuat status di media sosial seperti di Instagram, Facebook maupun WhatsApp kita selayaknya seperti seorang jurnalis yang melaporkan keseharian kita kepada masyarakat luas. Hal inilah yang menjadikan mengapa pendidikan jurnalistik sesungguhnya menjadi tradisi yang sudah mengakar dalam masyarakat modern dan masyarakat netizen.
Jurnalistik yang dilekatkan dengan kata-kata pendidikan, sesungguhnya membawa misi untuk sebagai media pengetahuan maupun informasi yang positif dan transformatif untuk kepentingan pembelajaran maupun peningkatan intelektual kepada masyarakat luas. Sedangkan kapita selekta merujuk pada pengkajian dalam pemecahan masalah/tantangan yang terkait dengan pelaksanaan pendidikan jurnalistik. Oleh karena itu, perkuliahan kapita selekta pendidikan jurnalistik dapat dimaknai sebagai perkuliahan yang mengkaji permasalahan dan solusinya terkait dengan penerapan pendidikan jurnalistik dalam dunia pendidikan Islam.
Dalam kaitan itu, pendidikan jurnalistik menjadi alat untuk menyebarluaskan nilai-nilai pendidikan agama Islam sehingga mampu diterima dan diterapkan oleh masyarakat luas di berbagai level kehidupanMaka, pendidikan jurnalistik merupakan wadah ekspresi untuk menyebarkan nilai-nilai dakwah Islam melalui tulisan maupun konten kreatif yang menggunakan saluran media sosial, media online, maupun media konvensional untuk menjangkau masyarakat dalam berbagai dimensi. Adapun yang menjadi sasaran dari pendidikan jurnalistik tidak hanya masyarakat umat Islam namun juga masyarakat secara global. Ini untuk menegaskan bahwa pendidikan jurnalistik tidak hanya membawa pesan-pesan kebaikan Islam namun juga memberikan informasi yang proporsional dan akurat mengenai kemuliaan Pendidikan Agama Islam kepada masyarakat yang belum memahami secara utuh mengenai agama Islam tersebut.
Terdapat dua arah yang dikembangkan dalam pendidikan jurnalistik yakni membangun tradisi menulis sebagai bagian dari dakwah Islam. Dengan demikian, pendidikan jurnalistik membawa misi untuk membangkitkan spirit transformatif dalam diri mahasiswa sehingga mampu menjadi agen perubahan yang membuat agama Islam dapat diterima di semua elemen masyarakat serta diterapkan secara menyeluruh. Kedua, pendidikan jurnalistik juga sebagai ruang aktualisasi dari pondasi minat dan bakat yang dimiliki mahasiswa sehingga memiliki kemampuan yang lebih beragam dan komplit sebagai bekal dalam mengarungi masa depannya. Dengan kemampuan jurnalistik diharapkan bisa membentuk seorang sosok alumni pendidikan agama Islam yang kaya dengan nilai-nilai Islam serta menguasai literasi digital dan pemberitaan yang pada akhirnya nanti sebagai alat untuk mengkomunikasikan dan menawarkan nilai-nilai Islam kepada masyarakat global.
Penulis: Angga Teguh Prastyo, M.Pd. Dosen FITK UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
