Lihat ke Halaman Asli

Pola Relasi Setara: Muhammadiyah dan Keluarga Sakinah

Diperbarui: 8 November 2022   22:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Keluarga sakinah tentu saja menjadi dambaan bagi setiap individu karena mereka yang berkeluarga bisa memiliki gambaran bahwa hidup dilingkup keluarga tersebut dapat memperoleh sebuah kedamaian, ketentraman serta kebahagiaan dalam menjalani rumah tangga. Disisi lain, berkeluarga juga pastinya ada mengalami dinamika-dinamika yang terjadi.

Jika dilihat dari sisi Muhammadiyah, seperti pada Muktamar Muhammadiyah ke-41 di Solo yang menghasilkan keputusan yang salah satunya yakni keluarga sakinah. Begitu juga pada Muktamar Tarjih ke-22 di Malang, pembinaan keluarga sakinah sendiri telah menjadi program unggulan Aisyiyah dari periode ke periode hingga sekarang.

Sekarang ini kasus perceraian marak terjadi, salah satu penyebabnya karena Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Penyebab tersebut karena salah satu pihak merasa lebih tinggi satu sama lain atau tidak setara. Oleh karenanya, Muhammadiyah melalui Aisyiyah menerapkan asas pola relasi yang setara dalam membangun keluarga. Lalu bagaimana pola relasi setara?

Konsep pola relasi setara yakni suatu pola hubungan yang didasari pada penilaian, perasaan dan sikap bahwa setiap anggota keluarga mempunyai nilai yang sama dan sederajat. Relasi setara dapat digunakan sebagai modal untuk memperoleh hubungan keluarga yang harmonis antar sesama anggota keluarga.

Dengan adanya relasi setara juga dapat menumbuhkan sikap perilaku saling memahami, menghormati dan bertanggungjawab antar sesama anggota keluarga sehingga terhindar dari perasaan yang lebih kuasa satu sama lain.

Dengan demikian, walaupun adanya perbedaan antar individu didalam keluarga tidak semestinya menimbulkan relasi yang tidak setara karena pada dasarnya dibangun dari bersatunya dua unsur yang berbeda baik dari segi jenis kelamin, usia, status dan sifat. 

Justru dengan adanya perbedaan itu harus menjadi dasar untuk membentuk kesadaran dalam pemenuhan hak, pelaksanaan kewajiban, serta pemberian kesempatan bagi masing-masing anggota keluarga secara adil sehingga mereka dapat merasa aman dan nyaman didalam keluarga.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline