Tim Mahasiswa Membangun Desa (MMD) Kelompok 71 Universitas Brawijaya yang bertempat di Desa Gedog Kulon, kecamatan Turen, kabupaten Malang telah menggali dan mensosialisasikan alternatif lain dalam mengolah limbah ampas tahu di Desa Gedog Kulon.
Dibalik banyaknya industri tahu di Desa Gedog Kulon, limbah ampas tahu yang menumpuk juga kian menjadi kekhawatiran warga desa. Limbah ampas tahu sendiri merupakan limbah organik dengan kadar air yang tinggi sehingga apabila tidak segera diolah akan menimbulkan bau yang tidak sedap. Hal tersebut dapat menyebabkan lingkungan di sekitar industri tahu menjadi terkontaminasi dan kurang higienis.
"Limbah ampas tahu yang dihasilkan dari industri tahu sebagian telah dikontrak untuk dijadikan pakan ternak. Sebagiannya lagi dibeli orang untuk dijadikan tempe dan tahu gembus", ujar Ibu Pamuji, salah satu pemilik industri tahu di Desa Gedog Kulon. Berdasarkan pernyataan yang diberikan, dapat diketahui bahwa metode alternatif untuk pengolahan ampas tahu di Desa Gedog Kulon masih cukup terbatas sehingga perlu dilakukan upaya untuk mensosialisasikan metode alternatif lainnya.
Setelah melakukan survei di beberapa industri tahu, anggota kelompok MMD 71 kemudian merencanakan program sosialisasi terkait metode alternatif lain untuk mengolah ampas tahu sehingga jumlahnya dapat berkurang seiring waktu, yaitu dengan mengolahnya menjadi produk tepung dan nugget ampas tahu.
Limbah ampas tahu diolah menjadi produk tepung ampas tahu sehingga dapat memiliki umur simpan yang panjang dan dapat dijadikan sebagai bahan pembuatan produk pangan lain seperti kue kering, nugget, cookies, dan sebagainya. Selain itu, menurut Fransiska dan Welly (2017), tepung ampas tahu memiliki kelebihan dari tepung terigu, yaitu kandungan serat kasar yang lebih tinggi dari tepung terigu. Hal tersebut menjadikan tepung ampas tahu menjadi lebih rendah kalori, lemak, dan gula.
Disamping itu, limbah ampas tahu juga dapat diolah menjadi produk nugget. Nugget adalah produk pangan yang universal. Artinya, nugget dapat dikonsumsi oleh segala usia mulai dari anak-anak hingga dewasa. Ampas tahu yang telah dibersihkan dan dikukus dapat dicampurkan dengan daging ayam, tepung terigu, telur, bawang putih dan bahan-bahan lainnya. Substitusi ampas tahu pada adonan nugget menjadikan komposisi ayam pada adonan menjadi lebih sedikit dibandingkan ampas tahu. Hal tersebut menjadikan produk nugget yang dihasilkan lebih ekonomis mengingat harga ampas tahu yang tentu lebih murah daripada daging ayam.
Dengan pengetahuan yang didapatkan di dunia perkuliahan, anggota kelompok MMD 71 kemudian menjalankan program sosialisasi terkait alternatif pengolahan limbah ampas tahu menjadi produk tepung dan nugget. Kegiatan sosialisasi dilaksanakan di Gedung Serbaguna Balai Desa Gedog Kulon dan dihadiri oleh 14 orang kader PKK Desa Gedog Kulon. Kegiatan sosialisasi diakhiri dengan pembagian tester nugget ampas tahu kepada peserta acara. Hal tersebut kemudian membangkitkan ketertarikan para peserta yang hadir karena rasa nugget ampas tahu yang dibagikan dianggap sedap dan mirip dengan rasa nugget ayam pada umumnya.
Dengan kegiatan sosialisasi yang telah dilaksanakan, kelompok Mahasiswa Membangun Desa (MMD) 71 berharap agar kegiatan tersebut dapat membuka pandangan baru mengenai metode alternatif lain untuk mengolah limbah ampas tahu menjadi produk yang bernilai ekonomi tinggi. Maka, limbah ampas tahu yang dihasilkan dari industri-industri tahu di Desa Gedog Kulon dapat dimanfaatkan dengan lebih baik hingga dapat dijadikan peluang untuk membuka jenis usaha baru bagi warga desa. [RP].
DAFTAR PUSTAKA
Fransiska dan Welly, D. 2017. Pengaruh Penggunaan Tepung Ampas Tahu Terhadap Karakteristik Kimia dan Organoleptik Kue Stick. Jurnal Teknologi Pangan, 8(2), 171-179.