Lihat ke Halaman Asli

Angga Apri ananda

Mahasiswa Universitas Andalas

Bagaimana Stereotip Gender Perempuan dalam Iklan?

Diperbarui: 12 April 2023   11:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kemajuan teknologi pada iklan menunjukan bahwasanya iklan sering membuat realitasnya sendiri dengan mengeksploitasi nilai yang dimiliki oleh suatu objek. Nilai yang dikonstruksi oleh mereka biasanya sering mengandung keadaan yang dimanipulasikan untuk memperoleh perhatian oleh masyarakat. Oleh sebab itu, pesan yang terkandung dalam sebuah iklan juga dimasuki oleh nilai-nilai yang lain, seperti citra pada seorang individu, gaya hidup suatu kelompok, dan lain-lain.

Iklan adalah suatu hal yang penting dalam mengenalkan berbagai produk yang memfokuskan unsur citra atau branding. Dengan begitu, objek yang digunakan pada iklan tidak hanya dijadikan sebagai wajah dari iklan, tetapi juga melalui proses pencitraan sehingga citra atau branding yang dibangun mendominasi produk itu sendiri. Dalam membentuk citra itu sendiri, digunakan hal-hal yang berkaitan dengan simbolik kepada konsumen iklan yang ditampilkan pada iklan. Menurut Bungin pada tahun 2001, symbol-simbol budaya dan kelas sosial menjadi bagian yang mendominasi dalam kehidupan.

Pada Iklan, Stereotipe yang ditujukan kepada perempuan ditempatkan kepada posisi yang negatif dan tidak berdaya. Kebanyakan masyarakat bahkan Indonesia sekalipun masih memegang stereotipe bahwa laki-laki yang dapat memegang segala hal, sedangkan perempuan dianggap pasif dan tidak dapat memegang kendali akan suatu hal. Iklan-iklan yang dianggap bagaimana suatu tubuh ideal bagi perempuan merupakan contoh bahwa laki-laki yang menjadi pemegang utama dalam iklan tersebut.

Dengan menggunakan citra atau branding yang diciptakan, iklan diharapkan dapat mengubah perilaku , menarik perhatian masyakat, serta bersifat membujuk yang sesuai dengan keinginan pembuat iklan. Terdapat sebuah studi mengenai perempuan yang terdapat dalam iklan majalah yang memberikan sebuah rumusan mengenai konsep citra perempuan yang muncul pada sebuah iklan. Konsep yang dirumuskan tersebut diberi nama citra pigura, citra pilar, citra peraduan, citra pinggan, dan citra pergaulan, Tomagola tahun 1998.

Dengan segala stereotip yang dipasangkan kepada perempuan, maka perempuan juga terpengaruh untuk berlomba-lomba terkait dengan stereotip yang telah ditujukan kepada mereka. Contohnya seperti perempuan harus tampil dengan menawan, pandai dalam mengurus rumah tangga, cerdas, dan menjadi sumber pengetahuan dan moral dalam keluarga. Ide-ide tersebut yang kemudian menjadi ide dalam iklan dan menjadi sumber protes terhadap iklan-iklan yang menyalahgunakan citra tersebut. Penyebab lain kenapa iklan biasanya menggunakan perempuan sebgaia objek karena pada umumnya yang menjadi pemirsa pada iklan biasanya adalah perempuan. Barang yang diiklankan biasanya adalah barang-barang yang berkaitan dengan perempuan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline