Lihat ke Halaman Asli

Angga Dwi Saputra

Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Jama'ah Tarawih Kian Menghilang

Diperbarui: 13 April 2022   10:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Penulis:

Angga Dwi Saputra (Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Sultan Agung Semarang)

Awal ramadhan 1443 hijriah jatuh pada hari Minggu 3 April 2022. Bulan ramadhan merupakan bulan yang penuh berkah, bulan yang penuh akan rahmat dan ampunan. 

Bulan ramadhan adalah anugerah dan nikmat agung yang diberikan oleh Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW. Pada bulan ini, seluruh umat nabi Muhammad diperintahkan dan diwajibkan untuk melaksanakan ibadah puasa dan dianjurkan melaksanakan sunah-sunahnya. 

Salah satu sunah yang sangat dianjurkan pada bulan ramadhan adalah melaksanakan shalat tarawih. Salat Tarawih adalah salat sunah yang dilakukan khusus hanya pada bulan Ramadan. Waktu pelaksanaan salat sunah ini adalah selepas salat Isya dan biasanya dilakukan secara berjamaah di masjid.

Namun, di masjid Syuhada yakni di desa Bedeng Tujuh kecamatan Tungkal Jaya, Kabupaten Musi Banyuasin, jama'ah shalat tarawih dapat dipastikan hanya ramai di awal Ramadhan saja, hari demi hari mulai terlihat berkurangnya jamaah yang datang untuk melaksanakan ibadah shalat tarawih secara berjamaah. 

Jama'ahyanh bertahan dari awal Ramadhan kebanyakan hanya dari kaum orang-orang tua saja. Entah apa penyebab dan alasannya hal tersebut terjadi, karena sangat disayangkan sekali di bulan yang penuh berkah ini jika tidak dimanfaatkan untuk memperbanyak pahala dengan melaksanakan sunah-sunahnya.

Menurut pendapat dari salah seorang jama'ah di masjid Syuhada yakni bapak Supomo, penyebab berkurangnya jama'ah shalat tarawih adalah banyaknya dari kaum anak muda yang memilih untuk mengadakan agenda-agenda di luar seperti melaksanakan bukber(Buka bersama) dengan teman-temannya dibandingkan meramaikan masjid dengan melaksanakan shalat tarawih. Tidak sedikit juga yang beralasan jika bacaan imam shalat tarawih yang terlalu panjang dan lama.

"Udah biasa kalau masjid ini banyak penuh dan ramai jamaahnya banyak di awal-awal Ramadhan saja, setelah itu sepi. Anak-anak muda disini lebih senang meramaikan cafe-cafe ataupun rumah makan untuk mengadakan buka bersama sampai lalai waktu dibandingkan mengisi masjidnya. Ada juga yang bilang kalau bacaan imamnya terlalu lama, alasannya saja itu. Jangankan shalat tarawih, shalat Maghrib saja saya rasa lewat." Ujar pak Supomo.

Bapak Sodiqin yang merupakan imam di masjid Syuhada juga mengatakan bahwa jama'ahnya hanya bapak-bapak saja, sedikit sekali dari anak muda yang ikut melaksanakan jamaah shalat tarawih. Beliau juga mengatakan bahwa surah yang dia baca tidaklah panjang dan lama.

"Sangat disayangkan sekali anak-anak muda sekarang tidak semangat melaksanakan shalat tarawih yang merupakan sunah yang dianjurkan di bulan suci ini, kalau alasannya bacaan saya yang terlalu panjang, buktinya jama'ah yang bertahan dari awal Ramadhan sampai sekarang banyak dari kalangan bapak-bapak bahkan Kakek-kakek. Alasan mereka saja." Ucap pak Sodiqin.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline