Lihat ke Halaman Asli

Masih Meresahkan, Pengamen yang Memaksa Meminta Uang dan Sales Penjual Kopi Kian Membuat Bandung Tidak Aman

Diperbarui: 9 Februari 2023   20:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

BANDUNG -- Seperti contoh kasus seperti 2 tahun lalu ada dua orang pengamen di jalan Braga telah diamankan, karena melakukan tindak kekerasan kepada seorang pengunjung di minimarket, dalam peristiwa itu terjadi pada 11 Maret 2021 itu bermula pada saat dua orang pengamen tersebut masuk kedalam sebuah tempat minimarket. Kemudian pelaku mulai mengamen kepada seorang pria (korban), tak berapa lama pria (korban) langsung pergi dan menghiraukan kedua pengamen tersebut, namun kepergian si korban tersebut embuat kedua pengamen itu tersinggung dan marah, kedua orang itu lantas mengancam dan menarik si korban keluar minimarket.

Untungnya kedua pengamen tersebut sudah diamankan pihak kepolisian. Melansir dari infobandungkota.com Kasat Reskim Polrestabes Bandung AKBP Adanan Mangopang di Mapolrestabes Bandung mengatakan, kedua pengamen itu yang berinisia MA dan MF, keduanya masih berusia 17 tahun. Adanan mengatakan para pelaku kekerasan tersebut dikenai sanksi pidana pasal 335 tentang perbuatan tidak menyenangkan dengan ancaman hukuman paling cepat 5 tahun.

"Kalau menurut saya yang namanya ngamen itu wajar, tapi kalau maksa juga jadi males liatnya juga" katanya (4/2).

Kejadian pengamen yang meminta uang dengan cara memaksa tersebut masih meresahkan masyarakat bandung terutama wisatawan yang ingin berkunjung ke jalan Braga dan Alun-alun Bandung. Selain mengalami kekerasan secara fisik, ada pun yang juga dialami oleh pengunjung adalah dengan cara didorong oleh pelaku yang dibilang masih anak-anak

"Mereka nyari uang itu dengan memaska wisatawan, jadi wajarlah kalo ga ada yang ngasih, cuma itu mereka pasti pada kasar" ucapnya (4/2).

Ada yang mengatakan bahwa mereka yang mengamen dan penjual kopi dengan cara memaksa itu karena faktor pandemi Covid-19, tetapi banyak juga yang mengatakan bahwa mereka sudah melakukan pemaksaan itu dari sebelum pandemi dan saat pendemi mereka semakin menjadi-jadi.

Akhir-akhir ini sempat beredar dimana-mana terkait kasus pengamen yang memaksa minta uang kepada masyarakat maupun wisatawan, tak hanya memaksa oknum pengamen tersebut melontarkan kata-kata kasar dan mencela sehingga membuat wisatawan semakin enggan memberikan uang mereka. Tak hanya satu atau dua orang di setiap tempat mereka saling mengisi sudut-sudut tempat yang ramai dikunjungi banyak orang sehingga tak heran para oknum pengamen ini berani untuk mengambil kesempatan memaksa.

Tak hanya wisatawan seorang satpam yang sedang berkerja melakukan pekerjaannya pun masih dimintai uang oleh para pengamen, dari pengalaman Zaki sebagai petugas keamanam tersebut, Ia yakin bahwa jika satu orang pengamen diberi uang maka gerombolan lainnya pun akan datang seolah-olah tidak tahu, akan tetapi pengamen sebelumnya sudah memberikan sinyal kepada rekan-rekan pengamen lainnya jika dilokasi sebelumnya dia sudah diberi uang.

"itu mah disini sudah biasa gak aneh, saya juga pernah kena pemaksaan tapi sekarang udah nggak soalnya dia tau saya kerja disini" kata Zaki seorang satpam di Braga. (4/2)

Pada hari-hari biasa atau weekday mereka masih melakukan pekerjaannya tersebut untuk mencari kesempatan mendapatkan uang dari hasil mengamen, mungkin saja mereka semakin merajalela Ketika hari libur atau weekend datang dan mungkin saja banyak korban pemaksaan oleh mereka.

Untuk mencegah kejadian yang tidak diinginkan Sebagian pengunjung tidak menetap lama disuatu tempat, biasanya mereka (wisatawan) mencari spot lokasi yang banyak dikerumuni para wisatawan yang lainnya, setidaknya menghindari para pengamen yang terus berputar dengan siklus memberi sinyal kepada rekan pengamen lainnya

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline