Nganjuk--- Mahasiswa KKN Universitas Negeri Surabaya (Unesa) memberi inovasi budidaya maggot sebagai alat pengurai sampah sisa rumah tangga yang terletak di Kelurahan Jatirejo, Nganjuk. Ide tersebut muncul dengan latar belakang pengelolaan sampah yang baik di bank sampah seperti pengolahan sampah anorganik untuk vas bunga dan sampah organik sebagai pupuk kompos. Namun, belum ada pengolahan sisa sampah rumah tangga untuk sesuatu yang bermanfaat.
Melihat adanya peluang budidaya maggot sebagai alat pengurai sampah rumah tangga, mahasiswa KKN Unesa mengusulkan program tersebut kepada pihak kelurahan dan diterima dengan antusias yang tinggi. Program budidaya maggot dibuka dengan seminar tentang tata cara pemeliharaan mulai dari larva hingga menjadi lalat. "Satu hari, maggot dapat memakan 2-3 Kg sampah sisa rumah tangga seperti nasi, buah-buahan, dan lainnya." Ungkap Sutan mahasiswa KKN Unesa selaku pemateri seminar.
Selain bahan pengurai sampah rumah tangga, maggot juga dapat digunakan sebagai alternatif pakan ternak. "Jadi, hampir 70% harga daging ayam dipasaran itu diambil dari harga pakan ternak. Seumpama harga daging ayam 1 kg 40 ribu, sekitar 30 ribu itu harga dari pakan ternaknya," Papar Sutan. Dari pemaparan tersebut tampak bahwa salah satu faktor mahalnya harga daging dipasaran adalah harga pakan ternak yang tinggi sehingga maggot dapat digunakan sebagai alternatif pakan murah untuk hewan ternak.
Meskipun maggot memiliki harga yang terjangkau, tetapi kualitas pakan ternak tersebut sangat baik karena mengandung protein yang tinggi. Sutan menjelaskan bahwa kandungan protein yang tinggi dapat menjadikan daging ayam yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik tidak kalah dengan pakan ternak lainnya.
Dengan kualitas yang baik dan harga terjangkau tentu maggot diterima dengan baik oleh seluruh masyarakat di Indonesia yang ingin memenuhi nutrisi hewan ternaknya. Selain itu, perawatan maggot juga sangat mudah dengan cara pemberian makanan setiap dua kali sehari agar larva maggot dapat tumbuh dengan cepat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H