Lihat ke Halaman Asli

Doping di Dunia Olahraga

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kata - kata doping di dunia olahraga mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita. Mulai dari atlet – atlet yang belum seberapa terkenal hingga atlet yang sudah terkenal. Tujuan memakai doping itu sendiriadalah upaya untuk meningkatkan prestasi dengan menggunakan zat atau metode yang dilarang dalam olahraga dan tidak terkait dengan indikasi medis. Selain obat, bentuk lain dari doping ialah doping darah, baik melalui transfusi darah maupun penggunaan hormoneritropoietin atau steroid anaboliktetrahidrogestrinon. Di bawah ini adalah zat – zat doping yang dikelompokan menjadi 7 golongan :

1.Stimulan (amphetamine,Caffein, Cocain, Aphedrine, dll)

2. Narkotik-Analgesik (Methadone, Morphine, Oxycodone,dll)

3. Androgenik ( Testosterone, Balasterone, dll)

4. Anabolik Non Steroid ( Clenbuterol, Zeranol, dll )

5. Penghalang Beta ( Acebutotlol, Atenolol, Sotalol, dll )

6. Diuretika ( Acetazolamid, Amiloride, Chlormerodrin, dll)

7. Peptida hormon ( Growth hormon, Adrenocortico hormon, dll)

Ingatkah anda tentang kasus doping yang menimpa atlet lari 100 meter dari Kanada, Ben Johnson?. Pada olimpiade di Seoul (Korea Selatan) tahun 1988, Johnson pada waktu itu tersandung kasus doping pada olahraga lari 100 meter. Akhir – akhir ini juga terjadi kasus doping yang menimpa para olahragawan. Pada juli 2011 Badan Antidoping Nasional India telah menggeledah dua pusat olahraga terkemuka di negara itu dalam upaya mencari obat-obat terlarang. Penggeledahan itu dilakukan di pusat olahraga di kota Bangalore, India Selatan dan di kota Patiala, India Utara. Delapan atlet atletik India kedapatan positif bahan terlarang, Enam di antaranya, pelari nomor 400 meter. Para atlet mengatakan mereka semua tidak bersalah dan menyebut suplemen makanan yang tercemar menyebabkan hasil tes demikian .

Doping sendiri bisa masuk ke tubuh para atlet dengan di sengaja maupun tidak di sengaja. Misalnya yang terjadi di India, para atlet menyangkal mereka tidak menggunakan doping tetapi menyebut suplemen makanan mereka yang tercemar sehingga hasil tesnya dinyatakan demikian.

Doping sendiri sangat bahaya kalau dikonsumsi, berikut bahaya yang ditimbulkan pemakaian doping :

1. Dikalangan atletik penggnaan doping untuk meningkatkan prestasi yang melampai batas kemampuan normal. Keadaan ini tidak wajar dan berbahaya, karena rasa letih merupakan peringtan dari tubuh bahwa seseorang tersebut telah sampai batas kemampuannya. Jika dipaksakan bisa menimbulkan “exhaustion” yang membahayakan kesehatan.
Overdose dapat berbahaya, dapat menimbulkan kekacauan pikiran, delirium, halusinasi, perilaku ganas, dan juga aritmia jantung yang dapat menimbulkan masalah serius. Untuk mengatasi gejala ini digunakan sedative misalnya diazepam.

2. Doping dengan suntikan darah akan menimbulkan reaksi alergi, meningkatnya sirkulasi darah di atas normal, dan mungkin gangguan ginjal. Golongan obat peptide hormonis dan analognya dapat berakibat si atlet menderita sakit kepala, perasaan selalu letih, depresi, pembesaran buah dada pada atlet pria, dan mudah tersinggung.

3.Efek bahaya suntikan eritropoetin berupa darah menjadi lebih pekat sehingga mudah menggumpal dan memungkinkan terjadinya stroke (pecahnya pembuluh darah di otak).

4. Penggunaan deuretika terlalu banyak dapat berakibat pengeluaran garam mineral yang berlebihan. Akibatnya timbul kejang otot, mual, sakit kepala, dan pingsan. Pemakaian yang terlalu sering mungkin akan menyebabkan gangguan ginjal dan jantung.

5. Penggunaan analgesic pada atlit perempuan berfungsi menghilangkan rasa sakit ketika haid. Tetapi, dampaknya jika salah memilih obat bisa mengakibatkan sulit bernapas. mual, kehilangan konsentrasi, dan mungkin menimbulkan adiksi atau kecanduan.

6. Salah satu jenis doping yang paling sering digunakan para atlet adalah obat-obatan anabolik, termasuk hormon androgenik steorid. Jenis hormon ini punya efek berbahaya, baik bagi atlet pria maupun atlet perempuan karena mengganggu keseimbangan hormon tubuh serta meningkatkan risiko terkena penyakit hati dan jantung. Khusus bagi atlet perempuan, pemakaian hormon ini akan menyebabkan tumbuhnya sifat pria, seperti berkumis, suara berat, dan serak. Lalu, timbul gangguan menstruasi, perubahan pola distribusi pertumbuhan rambut, mengecilkan ukuran buah dada, dan meningkatkan agresivitas. Bagi atlet remaja, itu akan mengakibatkan timbulnya jerawat. Yang terpenting, pertumbuhannya akan berhenti.

7.Beta-blockers membendung penyampaikan rangsangan ke jantung, paru-paru dan aliran darah, memperlambat rata-rata detak jantung. Itu dilarang dalam olahraga seperti panahan dan menyelam karena menghindarkan getaran. Efek merugikan yang terjadi antar alain mimpi buruk, susah tidur, kelelahan, depresi, gula darah rendah dan gagal jantung.

8.GH Human Growth Hormone (hormon pertumbuhan manusia), somatotrophin. menyamai hormon pertumbuhan dalam darah yang dikendalikan oleh mekanisme kompleks yang merangsang pertumbuhan, membantu sintesa protein dan menghancurkan lemak. HGH disalahgunakan oleh saingan untuk merangsang otot dan pertumbuhan jaringan. Efek yang merugikan termasuk kelebihan kadar glukosa, akumulasi cairan, sakit jantung, masalah sendi dan jaringan pengikat, kadar lemak tinggi, lemahnya otot, aktivitas thyroid yang rendah dan cacat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline