Pertama kali saya mengenal sepakbola adalah ketika berlangsungnya Piala Dunia 2002 di Korea & Jepang, dimana kala itu saya masih kelas 1 SD. Waktu itu saya mengira bahwa Korea Selatan adalah jagoan di turnamen ini, sehingga dengan polosnya saya mendukung Korea Selatan pada waktu itu.
Ketika Piala Dunia usai, saya pun mulai mengikuti siaran langsung Liga - Liga Eropa, dan yang menarik perhatian saya waktu itu adalah Seri A Liga Italia. Dan lagi - lagi dengan polosnya saya menjadi pendukung tim antah berantah, dan kali ini AC PERUGIA adalah pilihan saya. Alasannya sangat sederhana, yiatu logo klub mereka yang sangat keren !. Sebuah alasan yang menurut saya sangat tulus ( atau bodoh ) untuk mencintai sesuatu, hahahaha...
(www.tuttomercatoweb.com) LOGO PERUGA
Associazione Calcistica Perugia Calcio berdiri dari pada tahun 1905. Klub yang berbasis di Perugia,Italia ini sudah bemain di berbagai kasta Liga Italia dari serie D, Serie C, Serie B dan pastinya Serie A.
Tahun 1979 adalah era terbaik mereka di serie A. Perugia berhasil menjadi tim tak terkalahkan dalam satu musim meski akhrya gagal meraih Scudetto. Saat itu Perugia punya beberapa pemain andalan, Diantaranya yang paling diingat oleh tifosi merekaadalah Franco Vannini dan Renato Curi. Tapi sayang karir mereka berdua berakhir dengan tragis. karir Vannini berakhir karena cedera yang dia alami, sementara Renato Curi meninggal dunia saat sedang bertanding lawan Juventus karena serangan jantung.
Tim berjuluk Il Grifoni ini pernah terlibat skandal Totonero, sebuah kasus perjudian bola yang melibatkan beberapa tim serie A dan Serie B termasuk AC Milan yang akhirnya degradasi ke serie B.
Memasuki tahun 90-an, Perugia sempat kembali dan bertualang lagi di Serie A dengan berbagai kejutan yang mereka bawa. Mereka mendatangkan bintang muda Jepang di Piala Dunia 1998 Hidetoshi Nakata. Selain mempunyai skill dan kemampuan mencetak gol yang baik, rambut pirangnya bercahaya sendiri di skuad itu (Timnas Jepang). Mungkin itu alasannya Presiden Perugia Luciano Gaucci yang terkenal eksentrik membawa Nakata untuk bermain di Italia.
(www.tinthethao.com.vn) HIDETOSHI NAKATA
Selain Nakata, Perugia juga membeli Asia lainnya. Ahn Jung-Hwan (Korea Selatan) dan Rahman Rezaei (Iran). Mengenai Ahn Jung-Hwan, orang Italia tidak akan pernah lupa betapa sedihnya mereka ketika harus tersingkir di Piala Dunia 2002 oleh sundulan pemain tersebut. Lebih sakitnya lagi goal itu terjadi di masa perpanjangan waktu, yang kala itu masih menggunakan aturan Golden Goal. Italia langsung tersingkir oleh goal tersebut. Salah satu orang Italia yang paling tersakiti adalah Presiden Perugia Luciano Gaucci, tanpa bepikir panjang Gaucci langsung memecat Ahn Jung-Hwan sebagai pemain Perugia. Walaupun dikemudian hari dia menarik pernyataannya lagi. Perugia juga sempat membeli anak dari pemimpin kontroversial Libya Muammar Khaddafi, namanya Al-Saadi Khaddafi. Dia hanya sekali bermain dan semusim barada disana.
(kjihwan.wordpress.com) AHN JUNG-HWAN
Juventus dan Lazio pasti akan selalu mengigat giornata terakhir serie A musim 1999-2000. Kedua tim harus sama-sama menang untuk menentukan siapa yang akan mendapat scudetto. Lazio melawan Reggina sedangkan Juventus bertandang ke Perugia. Di Perugia terjadi hujan badai yang membuat lapangan basah dan bola susah memantul. Pertandingan sempat dihentikan beberapa jam. Di Olimpico, Lazio sudah menang 3-0 atas Reggina. Pemain dan pendukung Lazio tinggal menunggu hasil di Perugia. Setelah hujan mulai reda pertandingan pun di lanjutkan. Menit 50 Alessandro Calori melakukan tendangan setengah voli yang susah di jangkau kiper Van Der Saar, skor 1-0 untuk tuan rumah. Sampai akhir pertandingan skor itu tidak berubah. Perugia berhasil membuat Juventus gagal meraih Scudetto.
Konon, Gaucci memberikan petuah sebelum pertandingan dimulai. Dia mengancam para pemain akan dibuang di negeri pedalaman China jika mereka tidak bisa menang di pertandingan itu.
Prestasi terakhir Perugia di level elit adalah ketika berhasil mengalakan Wolfsburg di partai final perebutan Piala Intertoto Tahun 2003. Namun setahun kemudian Perugia terdegradasi ke Serie B setelah kalah di babak play-off melawan Fiorentina. Tahun 2005 A.C Perugia resmi bangkrut dan pemilik baru mereka Vincenzo Silvestrini menganti nama klub ini menjadi Perugia Calcio.
Setelah kebangkrutan tersebut saya sangat jarang mendengar kabar tentang klub ini. Sempat tercecer di kasta bawah Liga Italia, saya kembali bersemangat ketika mengetahui bahwa klub ini kembali lagi ke Serie B pada musim ini. Sampai artikel ini ditulis mereka masih bercokol di puncak klasemen sementara Serie B. Semoga klub ini mampu mempertahankan posisi tersebut hingga akhir musim sehingga kita dapat menyaksikan Il Grifone berlaga di pentas Serie A musim depan.
(www.goal.com) KLASEMEN SERIE B
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H