Lihat ke Halaman Asli

Angetrisha Merici

Selamat berpetualang!

Simposium Indonesianis: Tere Liye, Penerus Sastra Ekokritik dan Diaspora Politik

Diperbarui: 7 Maret 2022   22:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Kau, Aku Dan Sepucuk Angpau Merah (Cover Baru) Book by Tere Liye - Gramedia Digital   

Siapa yang belum kenal Tere Liye? Sastrawan yang terkenal dengan novelnya yang apik, ternyata memuat jejak historis yang telah lama diprediksi Indonesianis. 

Tere Liye dengan Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah-nya menyajikan hiruk-pikuk kehidupan di sungai Kapuas (Sungai Kapuas atau sungai batang Lawai (Laue), sungai yang berada di provinsi Kalimantan Barat. 

Kisah percintaan misterius yang dikemas menarik tentang amplop merah, ketidaksukaan Papa Mei, dan menjauhnya Mei dari kehidupan Borno. 

Siapa sangka? Novel yang mengusung antara Budaya Dayak, Melayu dan Cina peranakan, dengan aroma Pontianak dan alur cerita yang sederhana ini ternyata memuat nuansa sastra ekokritik dan diaspora politik.

Sebelum beranjak lebih jauh tentang kesustraan Indonesia dengan meminjam kacamata Indonesianis, penting bagi kita untuk mengingat bahwa mutu kajian sastra sekurang-kurangnya memuat dua hal. 

Pertama, peningkatan bobot dan kedalaman apresiasi. Kedua, kontribusi sosial terhadap realitas sosial. 

Sastra memegang penting peranan imajinasi yang lahir dari rahim kegelisahan. Maka tak heran, jika karya maupun kajian sastra selalu bersinggungan dengan ekonomi, politik, maupun sosial budaya yang kompleks. 

Bila dikaitkan dengan teori Cultural Studies, sastra tergabung dalam satu entitasnya. Cultural Studies merupakan diskursus yang selalu terbuka (Storey 1996a, 2). 

Teori ini akan selalu merespon perubahan kondisi politis dan historis, serta senantiasa ditandai dengan perdebatan, pertentangan, dan intervensi. 

Cultural Studies berpendapat bahwa budaya merupakan salah satu situs utama tempat pembagian-pembagian tersebut terbangun dan saling berkontestasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline