Kepemimpinan sangat penting bagi kemajuan organisasi karena tanpa adanya sosok pemimpin yang baik, maka tujuan organisasi akan sulit untuk tercapai. Menurut pendapat (Noor, 2019), kepemimpinan merupakan sebuah proses kegiatan yang melibatkan berbagai tindakan seperti mempengaruhi, mengorganisasi, menggerakkan, mengarahkan, membimbing, dan mengajak orang lain untuk melakukan sesuatu dalam rangka mencapai tujuan bersama yang ditetapkan mencakup:
1. Keterlibatan orang lain atau kelompok orang dalam mencapai tujuan.
2. Adanya faktor tertentu yang ada pada pemimpin sehingga orang lain bersedia digerakkan atau dipengaruhi.
3. Adanya usaha untuk mengarahkan dan mempengaruhi perilaku orang lain.
Gaya kepemimpinan merupakan salah satu elemen terpenting dalam pencapaian tujuan organisasi. Gaya kepemimpinan yang efektif mampu mengarahkan, merumuskan strategi dan motivasi bagi timnya untuk mencapai tujuan bersama, terlepas dari situasi dan kondisi yang berbeda. Gaya kepemimpinan merupakan konsep yang terdapat dalam setiap organisasi dimana manusia berinteraksi satu sama lain, maka disana timbulah fenomena kepemimpinan, mulai dari kelompok yang paling primitif sampai paling modern. Mulai dari kelompok yang paling kecil sampai ke organisasi yang paling besar (Zaharudin, Supriyadi, & Wahyuningsih, 2021).
Menurut (Syahriyah, 2023), gaya kepemimpinan merupakan cara seorang pemimpin menjalankan fungsi kepemimpinannya, meliputi strategi, keterampilan, sifat, dan sikap yang sering digunakan untuk mempengaruhi bawahannya.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Gaya kepemimpinan merupakan kemampuan kompleks yang melibatkan berbagai aspek, mulai dari strategi dan keterampilan hingga sifat dan sikap yang dimiliki pemimpin yang efektif mampu menggunakan gaya kepemimpinannya untuk mencapai tujuan organisasi, memotivasi tim, dan beradaptasi dengan berbagai situasi.
Menurut (Lusitania, Nyayu, & Febriyanti, 2023) gaya kepemimpinan digolongkan melalui beberapa jenis sebagai berikut:
1. Gaya Kepemimpinan Otokratis
Secara umum gaya kepemimpinan ini dikenal dengan gaya otoriter dan diktator. Pemimpin dengan gaya ini tidak melibatkan anggotanya dalam proses pengambilan keputusan. Mereka secara sepihak menentukan keputusan dan menuntut persetujuan serta kepatuhan dari para anggotanya dalam melaksanakannya.
Kelebihan gaya kepemimpinan ini adalah memudahkan dalam mengambil keputusan. Karena memungkinkan pengambilan keputusan yang cepat karena hanya melibatkan satu pihak, yaitu pemimpin. Hal ini dapat bermanfaat dalam situasi yang membutuhkan keputusan yang cepat dan tegas, maka tidak diperlukan waktu yang lama untuk berdiskusi. Sisi buruknya adalah bahwa pasti ada pihak yang tidak senang dengan keputusan yang diambil atau bahkan tidak setuju, sehingga dijalankan dengan cara yang tidak benar. Pemimpin dengan gaya ini sangat sulit menerima saran, kritik dan pendapat dari orang lain.
2. Gaya Kepemimpinan Demokratis
Gaya kepemimpinan ini mempertimbangkan saran, gagasan dan kritik dari anggotanya Setiap anggota dipandang memiliki peran yang sama pentingnya dalam organisasi. yang dipimpinnya. Dalam menghadapi permasalahan, pemimpin dengan gaya ini cenderung menggunakan pendekatan persuasi untuk mencapai solusi bersama. Sehingga, keputusan pemimpin gaya ini biasanya diterima dengan baik, karena mampu beradaptasi terhadap kebutuhan anggotanya.
3. Gaya Kepemimpinan Bebas (Laissez-Faire)
Gaya kepemimpinan laissez-faire didasari pada keyakinan bahwa anggota tim memiliki keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas secara efisien dan efektif tanpa banyak campur tangan pemimpin. Dalam gaya ini, anggota tim bekerja sesuai minat dan keahlian mereka. Pemimpin tidak memegang kendali perintah, tetapi mereka bertindak sebagai mediator dan pendukung.