Lihat ke Halaman Asli

Hari Ayah Versus Hari Ibu

Diperbarui: 14 November 2018   15:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Canva App

Kita mungkin sudah tidak asing lagi dengan peringatan hari Ibu yang dirayakan pada tanggal 22 November. Hari Ibu ini diperingati sebagai bentuk penghargaan terhadap perjuangan seorang ibu dalam sebuah keluarga. Untuk membangun keluarga, tidak hanya ibu saja yang berjuang namun juga ada sosok seorang ayah. Maka dari itu, ayah juga memiliki tanggung jawab yang sama dengan ibu dalam membina keluarga serta mendidik anak.

Hari Ayah di Indonesia terbentuk atas inisiasi dari paguyuan Satu Hati lintas agama dan budaya yang bernama Perkumpulan Putra Ibu Pertiwi (PPIP). Saat mereka sedang mengadakan peringatan tentang hari Ibu, tiba-tiba ada peserta yang menyeletuk dan menanyakan mengenai hari Ayah. Kemudian PPIP mengadakan audiensi dengan DPRD Surakarta dan terbentuklah hari Ayah sebagai salah satu hari peringatan yang ada di Indonesia.

Walaupun mulai diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tahun 1953, hari Ibu sebenarnya telah ada sejak tahun 1928 pada saat Kongres Perempuan yang diadakan di Yogyakarta. Kongres ini dihadiri oleh perwakilan dari beberapa perkumpulan pada masa itu seperti Boedi Oetomo, PNI, Pemuda Indonesia, PSI, Jong Java, Muhammadiyah dan lain sebagainya. 

Dilihat dari sejarahnya, hari Ibu mulai diperingati pada tahun 1908 sedangkan hari Ayah mulai diperingati sejak tahun 1910. Sedangkan di Indonesia sendiri, hari Ibu mulai diperingati pada era Soekarno pada tahun 1953 dan hari Ayah mulai diperingati pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yaitu pada tahun 2006.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline