Lihat ke Halaman Asli

Persepsi: Standar Ketampanan Korea Selatan

Diperbarui: 24 Mei 2021   16:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membahas persepsi tentang standar ketampanan Korea Selatan (unsplash/joel muniz)

Apakah pendapat Anda bila melihat gambar laki-laki Korea Selatan di atas?. Mungkin bagi mereka yang sudah mengenalnya, atau dengan kata lain merupakan bagian dari komunitas pecinta music Kpop, pasti dapat langsung menjawab bahwa dia adalah Kim Taehyung (member dari BTS). 

Bagi orang-orang yang merupakan penggemar musik kpop, mereka akan mengatakan bahwa lelaki di foto tersebut berwajah tampan, wajahnya putih dan mulus tanpa goresan apapun. Tatapan dari laki-laki tersebut memancarkan aura yang memukau, kira-kira begitu pendapat mereka. 

Tetapi bagaimana dengan pendapat orang-orang yang bukan merupakan penggemar musik kpop? Tidak menutup kemungkinan mereka akan memiliki pendapat yang berbeda, atau bahkan berlawanan terhadap standar ketampanan Korea Selatan..

Baca juga : Transformasi Korea Selatan

Tak jarang ditemui pendapat-pendapat negatif terhadap standar ketampanan laki-laki Korea Selatan. Kritikan mengenai standar ketampanan itu sering dilontarkan oleh masyarakat, yang mayoritas memang bukan orang Korea selatan dan bukan penggemar Kpop

Bagi orang-orang yang bukan merupakan bagian dari komunitas pecinta Kpop, bukanlah suatu hal yang asing untuk menganggap bahwa laki-laki Korea Selatan terlihat terlalu feminim. 

Hal ini diperkuat dengan adanya ‘kebiasaan’ ketika idola laki-laki Korea Selatan tampil di panggung, mereka akan memakai make-up, yakni hal itu sebanding dengan rutinitas yang dilakukan wanita sebelum bepergian.

Potret Kim Taehyung, anggota grup boyband Korea Selatan, BTS. (Sumber: pinterest.com/)

Kedua pendapat mengenai standar ketampanan Korea Selatan tidak salah dan juga tidak benar. Pendapat-pendapat tersebut merupakan persepsi, di mana persepsi ini bersifat subjektif. 

Budaya dan persepsi saling berkaitan, karena budaya yang mempengaruhi realitas subjektif seseorang. Menurut Adler dan Gunderson (dalam Samovar, 2017, hal. 201) persepsi memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:

1.  Persepsi bersifat selektif: Seseorang hanya fokus kepada informasi yang dipilih dan difilter dari semua rangsangan yang ada.

2.  Persepsi itu dipelajari: Pengalaman hidup seseorang mengajarkan mereka untuk melihat dunia dalam cara tertentu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline