Lihat ke Halaman Asli

Angelia Lisa

Mahasiswa Universitas Jember

Ekosistem Hutan Mangrove, Keindahan Kampung Blekok

Diperbarui: 21 Desember 2019   23:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Hutan mangrove yang banyak terdapat di daerah Situbondo menjadi salah satu potensi kekayaan alam. Keadaan hutan mangrove yang kurang terawat menjadi perhatian khusus pemerintah kabupaten Situbondo. Hutan mangrove tersebut  tepatnya terletak di Dusun Pesisir, Desa Klatakan, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo. Hutan mangrove sebagai wisata alam berbasis konservasi alam dinilai sangat tepat. Ekosistem hutan mangrove di Dusun Pesisir tersebut mengalami kerusakan diakibatkan oleh pencemaran kotoran sapi. Burung air yang terdapat 11 jenis di kampung blekok ini yaitu cangak merah, kuntul besar, kuntul kecil, kuntul kerbau, kowak malam abu, blekok sawah, kokokan laut, kareo padi, gajahan pengala, trinil pantai dan cerek jawa. Burung air tersebut banyak terdapat sarang yang rusak karena pohon mangrove yang mati akibat pencemaran dari limbah kotoran khususnya kotoran sapi dan tidak ada pengelelolaan lingkungan yang berkelanjutan.
Salah satu langkah yang diambil oleh pemerintah ialah dengan konservasi hutan mangrove sebagai wisata alam yakni Kampung Blekok. Keadaan hutan mangrove yang sebelumnya sebagai tempat pembuangan kotoran sapi sangat disayangkan mengingat ekosistem yang sangat baik. Menurut Wiratno, hutan mangrove merupakan penyedia layanan penting (critical services) bagi manusia. Dimana kemampuan ekosistem mangrove yang sangat baik dalam menyimpan karbon dibanding hutan tropis di daratan. Hutan mangrove di Dusun Pesisir banyak dihuni oleh burung air yang terdapat 11 jenis, ini mengapa disebut Kampung Blekok.
Peluncuran Kampung Blekok sebagai kawasan wisata alam berbasi konservasi lingkungan yang berkelanjutan pada tanggal 23-24 Maret 2019. Acara peluncuran atau peresmian yang dilakukan bersamaan dengan penampilan pertunjukan seni serta makanan tradisional menarik banyak pengunjung. Selain wisata alam juga terdapat green ecopark yang ditawarkan. Green ecopark merupakan stan-stan penjual makanan yang dibuat nuansa vintage. Pengunjung dapat menikmati pemandangan hutan mangrove yang rindang sembari mencicipi makanan khas Kabupaten Situbondo. Waktu yang disarankan untuk berkunjung ke Kampung Blekok ialah pukul 05.00 pagi dan 17.00 sore, saat burung yang didominasi warna putih tersebut hendak pergi mencari makan dan pulang ke sarang yang berada di hutan mangrove. Kampung Blekok terdapat jembatan kayu dan menara pandang untuk para pengunjung melihat burung blekok hinggap di atas pohon mangrove.
Pengelolaan Kampung Blekok yang berkelanjutan dan berbasis lingkungan memang sangat menguntuk dalam ekosistem yang ada. Kekayaan alam dari ekosistem hutan mangrove dapat ditinjuan dari valuasi lingkungan wisata alam Kampung Blekok. Nilai valuasi lingkungan dalam wisata alam mencakup nilai manfaat langsung, nilai manfaat tak langsung, nilai keberadaan dan presepsi masyarakat & pemerintah.
  Nilai manfaat langsung dari wisata Kampung Blekok ini mencakup nilai aspek yang diperhitungakan yakni terdiri atas layanan ekosistem kultural, layanan ekosistem penyediaan, layanan ekosistem pendukung dan layanan ekosistem pengaturan. Layanan ekosistem kultural yang terdapat dalam wisata alam merupakan suatu manfaat non material yang didapat dari wisata alam. Layanan ekosistem kultural di kampung blekok sendiri ialah kesediaan pengunjung  untuk membayar dan biaya yang dikeluarkan untuk perjalanan. Pengunjung disini memperhatikan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan pemandangan dari kampung blekok. Layanan ekosistem penyediaan yaitu hasil langsung yang diperoleh dari ekosistem. Kampung blekok yang merupakan wisata alam berbasis konservasi lingkungan tidak memiliki aspek pasti dari layanan ekosistem penyediaan karena wisata ini lebih berfokus terhadap perlindungan keanekaragaman hayati berupa mangrove dan burung air yang termasuk jenis burung dilindungi. Layanan ekosistem pendukung meruapakan layanan yang diperlukan untuk menghasilkan semua layanan ekosistem lainnya. Layanan ekosistem pendukung dari wisata kampug blekok ini ialah oksigen, dimana oksigen didapat dari hasil respirasi mangrove dengan mengurai emisi berbahaya. Hutan mangrove yang dapat menyerap emisi lebih besar dari hutan tropis daratan, karena mangrove juga menyerap emisi yang terdapat di tanah, air dan udara  menjadikannya sangat bernilai terhadap penjualan oksigen di pasaran. Layanan ekosistem pengaturan ialah manfaat dari pengaturan proses-proses ekosistem. Kampung blekok yang dahulunya merupakan hutan mangrove yang tak terawat dan populasi burung air terancam dikonservasi oleh pemerintah sehingga menjadi kawasan  wisata alam. Manfaat konservasi hutan mangrove tersebut ialah kembalinya ekosistem hutan mangrove dimana burung air membuat sarang di dalam hutan mangrove sehingga populasi burung air meningkat.
Nilai manfaat tak langsung dari wisata kampung blekok ialah manfaat keberadaan dari hutan mangrove. Hutan mangrove bermanfaat dalam pencegahan intrusi laut yakni kondisi dimana air laut merembes ke air tanah di daratan, sehingga menyebabkan air tanah menjadi payau yang tidak baik dikonsumsi. Manfaat lainnya mencegah erosi atau pengikisan tanah akibat aliran air dan abrasi atau pengikisan permukaan tanah akibat hempasan ombak laut, hal ini karena akar yang dimiliki mangrove dalam melindungi tanah di wilayah pesisir. Hutan mangrove juga sebagai pengurai limbah organik yang terbawa ke wilayah pantai dengan akar yang dimilikinya. Selain itu, hutan mangrove juga membantu mempercepat proses penguraian bahan kkimia yang mencemari laut seperti minyak dan deterjen. Hutan mangrove sebagai penghalang alami terhadap angin laut yang kencang.
Nilai keberadaan kampung blekok ialah nilai keanekaragaman hayati wisata alam. Keberadaan kampung blekok yaknik nilai keanekaragaman hayati atau bidiversiti dalam kampung blekok seperti keanekaragaman mangrove dan burung air. Presepsi masyarakat dan pemerintah dari wisata alam kampung blekok ini yaitu efek yang ditimbulkan terhadap masyarakat dan pemerintah. Seberapa besar pengaruh kampung blekok ke dalam kehidupan masyarakat dan pemerintah, yaitu mayarakat desa sekitar kampung blekok, pemerintah daerah kabupaten Situbondo dan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Valuasi lingkungan yang ada di wisata alam kampung blekok secara keseluruhan telah dipenuhi. Pengelolaan yang telah dilakukan pemerintah dan pihak pengelola  dengan optimal menjadikan ekosistem kampung blekok yang sangat baik dan seimbang. Namun hal ini menjadi patokan untuk meningkatkan pengelolaan konservasi. Keberadaan pengunjung yang menikmati pemandangan alam kampung blekok meninggal jejak aktivitas manusia. Jejak aktivitas manusia yang dimaksud seperti sampah hasil konsumtif pengunjung dan adanya jejak karbon dari aktivitas respirasi maupun transportasi mempengaruhi kapasitas penyimpanan karbon oleh hutan mangrove yang akan berdampak terhadap ekosistem.

Jejak aktivitas manusia dapat diminimalkan dengan menerapkan mananjemen hutang mangrove dengan zonasi pada hutan magrove di Kampung Blekok. Zonasi yang pertama merupakan zona proteksi dimana zona tersebut merupakan daerah dengan kondisi alam yang masih alami. Zona yang kedua merupakan zona konservasi yakni zona yang diperuntukan untuk menjaga keanekaragaman hayati atau biodiversiti dari hutan mangrove. Zona ketiga yaitu zona rehabilitasi dimana zona pada bagian yang rusak. Zona terakhir merupakan zona pemanfaatan dimana zona ini digunakan untuk kepentingan wisata alam ataupun hal lainnya.

dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline