Lihat ke Halaman Asli

Angelique Tifani Firly Ratulaa

Universitas Mercu Buana

Cara Berkomunikasi dengan Auditor Sebelumnya: Etika dan Penugasan Pertama Kali

Diperbarui: 26 November 2023   20:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Komunikasi Tertulis antara Auditor. Sumber Ilustrasi: jarmoluk/pixabay

Dalam kompleksitas dunia audit, komunikasi antara auditor baru dan auditor sebelumnya memegang peran penting. Kode Etik IESBA bagi Para Akuntan Profesional memberikan landasan etika yang harus dipatuhi, terutama dalam situasi di mana auditor baru mengambil alih tugas dari auditor yang ada.

Ketika akan terjadi penggantian auditor, langkah pertama yang dianjurkan adalah komunikasi langsung antara auditor baru dan auditor yang ada saat ini. Ini tidak hanya sekadar formalitas, tetapi memiliki tujuan khusus: mengurangi potensi ancaman dan mengumpulkan informasi penting sebelum memutuskan penugasan.

Permintaan izin klien menjadi langkah krusial dalam proses ini. Sesuai dengan Kode Etik IESBA, auditor profesional harus mendapatkan izin tertulis dari klien sebelum memulai diskusi dengan auditor sebelumnya. Ini tidak hanya sekadar formalitas hukum, melainkan menjadi langkah pertama untuk menghindari praktek 'opinion shopping' yang dapat merugikan integritas audit.

Ketika izin diperoleh, auditor sebelumnya memiliki tanggung jawab etika untuk menyajikan informasi secara transparan dan komperhensif. Sebaliknya, apabila klien tidak memberikan persetujuan atau membatasi informasi yang dapat diungkapkan, maka hal ini harus diinformasikan kepada auditor baru untuk menjaga integritas proses audit.

Bagi auditor yang ditugaskan untuk pertama kali, ISA 510 memberikan panduan terkait tujuan pelaksanaan audit atas saldo awal. Dimana auditor harus memastikan bahwa saldo-saldo tersebut bebas dari salah saji material yang dapat berdampak pada periode keuangan saat ini. Dalam konteks ini, langkah yang paling tepat ialah dengan mengakses kertas kerja auditor sebelumnya. Hal ini memastikan bahwa informasi sebelumnya telah diverifikasi dan bahwa auditor baru dapat memahami setiap modifikasi atau isu-isu khusus yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.

Selain itu, selama proses audit awal, auditor baru harus mempertimbangkan kompetensi profesional dan independensi auditor sebelumnya. Jika laporan sebelumnya tidak menyajikan opini wajar tanpa pengecualian, auditor baru harus memastikan bahwa modifikasi atau isu terkait diberikan perhatian yang sesuai.

Dengan menjalankan langkah-langkah ini, komunikasi antara auditor baru dan sebelumnya tidak hanya menjadi persyaratan etika, tetapi juga langkah strategis dalam memastikan kelancaran dan keandalan proses audit. Sebuah koordinasi yang baik tidak hanya mengurangi risiko, tetapi juga membuka jalan bagi penyajian laporan keuangan yang akurat dan dapat dipercaya.

Penulis: Sarissa Dwi Maysta.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline