Seperti yang kita tahu bahwa pada tahun ini hampir seluruh negara di dunia mengalami kesulitan akibat adanya virus corona.Virus ini pertama kali menjadi wabah dan menyebar di Wuhan, China yang diyakini berasal dari hewan kelelawar yang dijual di pasar binatang liar. Selain virus yang mematikan, virus corona juga sangat mudah menyebar lewat cairan tubuh. Akhirnya, pada tanggal 3 Maret 2020 World Health Organization (WHO) menetapkan COVID-19 sebagai pandemi global. Hal tersebut diutarakan oleh TedrosAdhanomGhebreyesus selaku Direktur Jendral WHO.
Selain menetapkan virus corona sebagai pandemi global, WHO di awal tahun 2020 juga menetapkan tahun ini sebagai Year of the Nurse and the Midwife. Hal ini disebabkan karena perawat dan bidan memegang peranan penting bagi kesehatan universal di tahun 2030.Dari keputusan tersebut, dapat kita simpulkan bahwa perawat memiliki peran penting bagi kesehatan dunia. Hal tersebut juga dapat kita lihat dari perjuangan-perjuangan para perawat di seluruh dunia saat ini demi melindungi masyarakat dari jahatnya COVID-19.
Kasus COVID-19 pertama kali ada di Indonesia pada akhir Februari. Sejak masuknya COVID-19 ke Indonesia, setiap harinya jumlah kasus positif corona terus menanjak naik. Sampai per tanggal 16 Mei 2020, kasus positif berjumlah 17.025 pasien, sembuh 3.911 orang, dan meninggal 1.089 orang. Sampai sekarang pemerintah sedang mengusahakan agar setiap harinya jumlah pasien sembuh dapat meningkat. Tentu hal ini tidak dapat terlepas dari kerja keras tenaga medis di Indonesia, termasuk perawat.
Dalam keadaan genting seperti ini, perawat harus tetap menjalankan tugas serta fungsinya semaksimal mungkin demi meningkatnya kesehatan pasien. Seperti yang kita tahu bahwa pasien-pasien positif Covid-19 pasti merasa takut, tertekan, dan mungkin stress, di sinilah perawat memegang peranan penting dalam menjaga kejiwaan pasien. Profesionalisme perawat sangat dibutuhkan dalam setiap tindakannya karena akan sangat berpengaruh pada psikis pasien. Di tengah-tengah kerja keras perawat dalam menjaga mutu kesehatan pasien, kesiapan pemerintah Indonesia juga mempengaruhi kesiapan para perawat. Contohnya, kesiapan pemerintah dalam mempersiapkan alat pelindung diri (APD) bagi perawat, seperti masker N95, gaun medis, sepatu khusus, pelindung mata, pelindung wajah, sarung tangan bedah karet, penutup kepala, serta apron. Alat-alat tersebut sangat penting bagi perawat untuk melindungi diri mereka dari vrus corona, mengingat tingkat penularan virus tersebut sangat tinggi.
Seorang perawat yang professional pasti akan menjunjung tinggi sikap altruismenya (mementingkan kepentingan orang lain disbanding kepentingan diri sendiri). Sikap inilah yang diperlukan oleh setiap perawat di Indonesia. Tidak hanya altruisme tetapi juga sikap-sikap profesionalisme lainnya, termasuk caring. Ditinjau dari peristiwa-peristiwa yang dialami para perawat di Indonesia, mereka telah memberikan usaha terbaik mereka, bahkan mereka tetap menerapkan sikap-sikap profesionalisme dalam keperawatan di tengah gentingnya suasana yang terjadi.
Seperti yang kita tahu, di tengah-tengah kerja keras para perawat Indonesia dalam memerangi COVID-19, ada banyak ketidakadilan yang mereka dapatkan. Stigmatisasi ini terjadi di antaranya ketika pegusiran perawat dari kos yang ditempatinya. Bahkan, ada pula penolakan pemakaman jenazah perawat yang positif terinfeksi virus corona. Dikutip dari suara.com, Nuria Kurniasih merupakan perawat dari RSUP dr. Kariadi Semarang yang meninggal akibat terjangkit virus corona ketika menangani pasiennya. Ia telah menjad perawat untuk waktu yang cukup lama, yaitu 38 tahun. Semasa hidupnya, sebagai seorang perawat yang menjunjung tinggi profesionalisme, ia adalah perawat yang gigih dan selalu bekerja seoptimal mungkin demi pasiennya. Bahkan, sebelum meninggal, walaupun keadaan beliau tidak sehat tetapi ia tetap memilih untuk bekerja karena banyak pasien yang membutuhkannya. Hal inilah yang membuat keluarga beliau serta teman-teman sejawat merasa sangat kecewa terhadap perlakukan warga kepada jenazah beliau.
Dari data pantauan internal secara mandiri dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) per tanggal 8 Mei 2020, jumlah perawat meninggal akibat Covid-19 capai 19 orang dan positif Covid-19 capai 53 orang. Dari peristiwa-peristiwa tersebut, dapat disimpulkan bahwa respon para perawat Indonesia terhadap apa yang mereka alami tidak membuat mereka lupa akan profesionalisme yang harus tetap mereka junjung, mengingat pengaruh mereka terhadap mutu kesehatan pasien. Di tengah-tengah katidakadilan yang mereka atau teman sejawat mereka dapatkan, mereka tetap memprioritaskan kesehatan pasien dan terus berkerja keras demi memerangi Covid-19[RTSH1] .
Refrensi
Bbc.com. (2020, April 25). Virus corona: China tolakseruanpenyelidikanindependensoalasalusul Covid-19. Diakses dari, https://www.bbc.com/indonesia/dunia-52424096.
Liputan6.com. (2020, Maret 12). Alasan WHO Tetapkan Virus Corona COVID-19 SebagaiPandemi. Diakses dari, https://www.liputan6.com/global/read/4200134/alasan-who-tetapkan-virus-corona-covid-19-sebagai-pandemi.
Who.int. (2020). Year Of The Nurse and The Midwife 2020. Diakses dari, https://www.who.int/news-room/campaigns/year-of-the-nurse-and-the-midwife-2020.