Lihat ke Halaman Asli

Festival Budaya dan Pameran Ekonomi Kreatif Pantai Ligota Sukses Amalkan Tema Besar Tahun Pastoral Pariwisata

Diperbarui: 7 Juli 2022   21:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tarian Rangkuk Alu (Dok. Pribadi)

Pagelaran Festival Budaya dan Pameran Ekonomi Kreatif yang berlangsung di Pantai Ligota, Desa Compang Ndejing, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur sukses digelar. 

Kegiatan yang diselenggarakan selama dua hari ini yakni 05 Juli hingga 06 Juli 2022 ini berhasil menampilkan serangkaian pentas budaya yang dikreasikan oleh generasi-generasi muda Manggarai Timur seperti Rangkuk Alu, Sanda, Mbata, tarian Pua Kopi, permainan tradisional seperti Mangka, teka babi, permainan melempar kemiri, serta musik-musik lokal.

Selain itu, Festival yang diinisiasikan oleh Paroki St. Hubertus Sok ini, juga berhasil memadukan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran agama Kristen Katolik dengan ritus-ritus khas adat Manggarai. 

Hal ini tertuang dalam ritual perararakan Arca Bunda Maria yang diiringi oleh nyanyian serta tarian-tarian khas Manggarai kemudian disambut pula dengan ritus adat "kepok curu", sebagai bentuk rasa hormat atas kedatangan Bunda sang Juruselamat.

Pastor Paroki St. Hubertus Sok, Pater Gabriel Y.N. Bahan, CMF menjelaskan Pagelaran Festival ini merupakan buah karya yang nyata dalam menyambut tema besar tahun pastoral pariwisata Holistik yang digagas oleh Keuskupan Ruteng yakni Berpartisipasi, Berbudaya, dan Berkelanjutan. 

Pater Gabriel mengatakan Kolaborasi tiga tungku yakni tokoh agama, tokoh adat, dan pemerintah menjadi kunci utama suksesnya pengamalan tema besar tersebut dalam kehidupan masyarakat Manggarai. Dengan demikian, selain budaya yang lestari, Pantai Ligota yang merupakan aset wisata alam yang dimiliki Desa Wisata Compang Ndejing mampu bersaing dengan tempat wisata lain yang ada di Kabupaten Manggarai Timur.

"Dengan menghidupkan tiga tungku, yaitu tokoh agama, tokoh masyarakat, dan pemerintah, upaya kita dalam melestarikan alam dan budaya pasti akan tercapai. Gereja melihat bahwa dengan semakin berkembangnya zaman, budaya asli Manggarai semakin tenggelam. Kita tidak boleh membiarkan ini. 

Kita sebagai co-creator Allah, pencipta kedua setelah Allah harus mampu membangun Nuca Lale ini berasaskan nilai agama dan nilai-nilai budaya." Jelas Imam yang akrab disapa Pater Gabbo ini, dalam acara pembukaan Festival, Selasa (05/07/2022).

Rm. Simon Nama, Pr. (Dok. Pribadi)

Sementara itu, Pastor Vikaris Keuskupan Ruteng wilayah Borong, Rm. Simon Nama, Pr., memberikan apresiasinya atas terselenggaranya festival ini. Rm. Simon menyampaikan upaya Paroki Sok untuk menghidupkan tema tahun pastoral pariwisata holistik merupakan sebuah langkah strategis dalam melestarikan budaya Manggarai. 

Selain itu, dengan adanya pameran ekonomi kreatif, ekonomi masyarakat diharapkan meningkat, sehingga keberadaan pariwisata sebagai sektor unggulan dapat memberikan dampak yang nyata bagi pembangunan daerah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline