Lihat ke Halaman Asli

Angeline Wijoyo

Writing for Fun

Sosial Media Didukung dengan Kebebasan yang Tidak Terukur Berakibat Fatal

Diperbarui: 1 November 2019   14:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth


Jakarta- Beragam produk "Social Media" yang lahir dari perkembangan teknologi memberikan kemudahan dan kenyaman bagi masyarakat di dunia untuk melakukan berbagai kegaitan didalamnya. Jika 10 tahun yang lalu social media yang hanya digunakan sebagai sarana penyebaran informasi namun kenyataanya social media mampu memberikan lebih dari itu. 

Pemanfaatan social media oleh masyarakat pada saat ini tampaknya menjadi lebih meluas dari sekedar penyebaran informasi, sekarang masyarakat dapat dengan mudah untuk melakukan perdagangan, mengekspresikan diri mereka hingga memberikan komentar pada konten ataupun berita-berita yang tersebar melalui social media.

Disisi   lain, sifat demoktratif yang dianut oleh berbagai negara di dunia termasuk Indonesia memberikan kebebasan pada masyarakat untuk menyuarakan pendapat, bebas mengeluarkan pendapat, serta mengkritik pemerintah. Namun, sayangnya kebabasan yang diberikan seakan menjadi bomerang bagi masyarakat dan pemerintah itu sendiri. Kebebasan  yang diberikan oleh pemerintah telah menggiring masyarakat menjadi semena-mena dalam meyuarakan pendapatnya.

Cyber Bullying, menjadi salah satu aksi kekerasan yang dilakukan oleh masyarakat yang diakibatkan dari kebebasan berekspresi ini. Komentar negatif hingga penghinaan yang terus-menerus dilakukan pada orang yang sama maupun berbeda menjadi kebiasaan yang telah mandarah daging sehingga tidak dapat dihentikan lagi. Upaya pemerintah yang mengeluarkan pengaturan untuk menghentikan kebiasaan masyarakat ini seakan tidak ampuh lagi.

Kasus bunuh diri yang dilakukan oleh Sulli, salah satu mantan personil F(X) adalah efek yang dihasilkan dari setiap komentar, kritik negatif yang dilakukan oleh masyarakat terhadapnya, seakan tidak sanggup menahan kritik, hujatan dan cibiran tersebut, akhirnya Sulli mengakhiri hidupnya dengan melakukan aksi bunuh diri. Jika kebiasaan masyarakat ini dibiarkan maka kejadian ini akan kembali terulang.

Pada saat seseorang mengeluarkan pendapat ataupun kritik negatif terhadap orang lain melalui social media secara tidak langsung mereka telah menyerang mental orang tersebut yang berakibat fatal hingga berujung kematian. Kekhawatiran muncul dari berbagai kalangan khusunya kalangan selebriti yang rentan mendapati hal seperti ini. 

Namun, muncul pertanyaan "Apakah dengan terjadinya kasus ini membuat masyarakat berhenti atau sebaliknya?" Ini menjadi PR masyarakat dan juga pemerintah untuk bersama-sama mencari solusi agar dapat menanggulang terjadinya hal tersebut.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline