Lihat ke Halaman Asli

Angeline Natania

write everything i want here, so just check out sometimes.

Teori Animasi Tekotok!

Diperbarui: 30 Maret 2021   00:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok Tekotok Official

Ada yang pernah melihat animasi ini? Saya sendiri lumayan sering melihat animasi ini lewat di fyp tiktok, explore instagram bahkan banyak bermunculan di home Youtube saya. Karena animasi ini terus bermunculan akhirnya saya memutuskan untuk melihat salah satu video dari animasi ini. Ternyata, animasi ini cukup menarik. Banyak sekali konten di dalamnya yang berisikan pengetahuan, sindiran, dan lain-lain. 

Dalam animasi yang satu ini, dimana terdapat gambar di atas yang saya telah perlihatkan kepada teman-teman, menurut saya video tersebut sangat unjk dan mengkritisi peraturan pemerintahan. Video tersebut berjudul "Korupsi". Sebuah judul yang singkag bukan? Namun cukup menarik untuk di lihat karena membuat orang lain penasaran kenapa judulnya hanya satu kata? Apa magsutnya? Benar bukan? Dalam video tersebut, menceritakan bahwa ada seseorang yang mencuri ayam goreng seharga Rp 10.000 dan dihukum penjara selama 4 tahun, sedangkan ia bertemu orang lain yang telah mengkorupsi uang rakyat sebanyak 10 miliyar dan di hukum selama 5 tahun. Sang pencuri aham goreng merasa tidak adil karena seharusnya sang koruptor mendapatkan hukuman yang lebih berat yakni 5 juta tahun penjara jika di hitung mencjri 10.000 saja dapat dipenjara selama 4 tahun lamanya.

Yang menarik saya akan bahas adalah dimana konten ini cukup menarik dan sangat membuat netizen mudah memahami apa yang sedang konten creator buat dan sajikan bagi netizen indonesia. Konten ini memang konten yang sebentar dan sederhana namun dapat membuat banyak orang harus berfikir 2x setelah menonton video-video dari tekotok tersebut. 

Hubungannya dengan postmodernism adalah, dimana masa yang baru mulai bermunculan, contohnya seperti masyarakat lebih menyukai menonton televisi daripada melihat suatu kejadian secara empag mata. Masyarakat indonesia berubah menjadi masyarakat penonton saja. Sama halnya dengan konten Tekotok ini. Netizen hanya akan tinggal duduk diam dan melihat sosmed maka akan ada muncullah viseo-video mengenai kritikan terhadap politik, informasi-informasi mengenai pemerintah, dan lain lain khususnya konten atau channel dari tekotok ini. 

Masyarakat menjadi bergantung kepada tontonan yang ada di sosial media maupun televisi. Namun dengan konten ini, masyarakat mampu berfikir lebih lagi dengan hadirnya kritikan terhadap peraturan pemerintah melalui video animasi dari channel Tekotok ini. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline