Lihat ke Halaman Asli

Penerapan Aksiologi dalam Filsafat Ilmu terhadap Kesadaran Literasi Digital

Diperbarui: 14 Juni 2023   13:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada era digital ini banyak hal bisa diakses melalui handphone atau laptop asal mempunyai jaringan dan koneksi pada jaringan internet. Hal ini tentunya memiliki dampak positif dan dampak negatif, dampak positifnya adalah semua orang mampu mengakses banyak informasi melalui internet dan munculnya kebebasan berekspresi pada setiap individu. Dampak negatifnya adalah banyak informasi yang belum tentu benar adanya tersebar dan dengan mudah diakses oleh banyak orang, tidak adanya batasan privasi dalam mengakses segala sesuatu, munculnya banyak data yang membahayakan orang atau kelompok tertentu. Maka dari itu literasi digital sangat penting untuk mencegah tersebarnya berita yang belum tentu benar adanya, beberapa waktu lalu Indonesia mendapat penilaian yang buruk terhadap tingkat kesopanan ketika bersosial media. Kini hoax dan penyebaran informasi yang bersifat privat telah membudaya dikalangan masyarakat Indonesia, banyak netizen yang menelan secara mentah informasi yang tersebar di sosial media tanpa berfikir bahwa penyebaran informasi itu dapat berbahaya bagi dirinya sendiri dan juga orang lain., Hal ini tentunya mengindikasikan bahwa masyarakat Indonesia masih minim literasi digital. 

Literasi digital adalah suatu pengetahuan untuk menggunakan media digital secara cermat, kritis, cerdas dan selektif sesuai kegunaannya dalam rangka menjalin komunikasi dan menciptakan interaksi yang sehat di kehidupan sehari-hari. Filsafat ilmu memiliki peran yang sangat penting dalam menerapkan literasi digital di era sekarang. Hal ini dapat dilihat dari salah satu empat pilar utama dalam filsafat ilmu yaitu Aksiologi (Drs. H Mohammad Adib, MA., 2010, halaman 78). membantu kita mempertimbangkan nilai-nilai yang mendasari penggunaan teknologi digital dalam konteks internasional. Hal ini memperkuat pemahaman kita tentang pentingnya mempertimbangkan implikasi etis dan moral dalam interaksi digital dan bagaimana kita dapat memastikan penggunaan teknologi digital yang bertanggung jawab dalam konteks hubungan internasional. Seperti contoh dalam privasi dan perlindungan data, Penerapan aksiologi dalam hubungan internasional mempertimbangkan banyak nilai-nilai privasi dan perlindungan data dalam konteks literasi digital. Tujuannya adalah untuk menilai kebijakan, praktik, dan peraturan yang melindungi privasi individu dan negara dalam pertukaran digital internasional, dan bagaimana mereka dapat melindungi nilai-nilai seperti privasi, integritas, dan keamanan di era digital yang kompleks. 

Selanjutnya adalah aksiologi membantu masyarakat Indonesia untuk lebih memiliki tanggung jawab sosial dan etika digital. Penerapan aksiologi dalam literasi digital mencakup penilaian tanggung jawab sosial dan etika penggunaan teknologi digital dalam konteks internasional. Ini termasuk mempertimbangkan bagaimana aktor internasional menganggap diri mereka bertanggung jawab untuk mempromosikan dan menghormati nilai-nilai seperti kebenaran, kejujuran, dan keadilan dalam interaksi digital mereka. Penerapan aksiologi dalam literasi digital juga melibatkan penilaian tentang kebebasan berpendapat dan akses informasi dalam konteks internasional. Kebebasan berpendapat adalah hak asasi setiap manusia, aksiologi memunculkan pertanyaan terkait apakah ada kendala terhadap kebebasan berpendapat dan akses informasi di dunia digital? apakah perlu adanya upaya untuk melindungi nilai-nilai demokrasi dan kebebasan berekspresi dalam lingkungan digital yang semakin terhubung secara global?

Yang terakhir adalah aksiologi juga mengkaji nilai-nilai seperti keadilan, kesetaraan, dan inklusi dalam konteks literasi digital internasional. Ini mencakup penilaian terhadap kesenjangan digital antara negara-negara dan kelompok-kelompok dalam akses dan keterampilan digital, serta pentingnya memastikan bahwa nilai-nilai inklusi dan kesetaraan dijaga dalam lingkungan digital yang semakin terkoneksi. Maka dari itu sebagai mahasiswa Universitas Airlangga harus menggunakan filsafat ilmu yang sangat penting dalam penerapan kesadaran literasi digital, terutama dalam beretika di media sosial, sehingga kedepannya Indonesia dapat terhindar dari banyak hoax yang sedang membudaya dan juga terhindar dari penyalahgunaan data informasi pribadi yang bersifat privasi untuk menyerang satu sama lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline