Indonesia memiliki banyak bangunan peninggalan sejarah. Salah satu bangunan bersejarah yang sering dikenal di Indonesia adalah candi. Candi di Indonesia sangat identik dengan bangunan peninggalan sejarah dari kebudayaan Hindu-Budha. Indonesia memiliki bentuk candi yang unik. Bentuk dari bangunan candi di Indonesia adalah punden berundak. Bagaimana bangunan tersebut dapat berbentuk seperti punden berundak? Oleh sebab itu, akan dibahas sejarah bangunan peninggalan kebudayaan Hindu-Budha.
Agama Hindu-Budha berkembang di Indonesia pada sekitar tahun 400 SM. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan penemuan prasasti pada Yupa di Kerajaan Kutai, Kalimantan Timur. Sehingga dapat disimpulkan bahwa agama Hindu-Budha masuk ke Indonesia sebelum tahun 400 SM. Masih belum pasti siapa yang membawa agama Hindu-Budha ke Indonesia, tetapi terdapat beberapa teori mengenai pembawa agama Hindu-Budha di Indonesia. Dari teori-teori yang akan dijelaskan, tidak dapat dipastikan mana teori yang benar, tetapi dapat ditekankan bahwa kebudayaan Hindu-Budha yang ada di Indonesia berasal dari India. (Sudrajat, 2012). Berikut merupakan teori-teori mengenai pembawa agama Hindu-Budha ke Indonesia.
Teori Brahmana oleh J.C. van Leur
Teori ini menyatakan bahwa masuknya Hindu-Budha di Indonesia dibawa oleh kaum Brahmana dari India. Hal ini dibuktikan dengan prasasti-prasasti peninggalan kerajaan Hindu-Budha di Indonesia, yang mayoritas menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta.
Teori Waisya oleh NJ. Krom
Teori yang kedua menyatakan bahwa kaum Waisya dari India yang menyebarkan agama Hindu-Budha di Indonesia. Para pedagang ini berinteraksi dengan masyarakat Nusantara dan memperkenalkan kebudayaan Hindu-Budha pada masyarakat Indonesia.
Teori Ksatria oleh C.C. Berg, Mookerji, dan J.L. Moens
Ksatria-ksatria yang kerajaan-kerajaannya mengalami kekalahan, melarikan diri dari India ke Nusantara. Menurut teori ini, para ksatria yang menyebarkan agama dan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia.
Teori Arus Balik oleh F.D.K. Bosch
Menurut teori ini, masyarakat Indonesia yang datang sendiri ke India untuk belajar tentang agama Hindu-Budha. Awalnya, orang-orang India yang mengenalkan Hindu-Budha kepada orang-orang Indonesia, lalu masyarakat Indonesia tertarik dengan Hindu-Budha, sehingga mereka pergi ke India untuk mendalami pemahaman mereka dan kemudian kembali untuk mengerjakan apa yang telah mereka dapat.
Teori Sudra oleh van Faber
Menurut teori ini, kaum Sudra bermigrasi ke Indonesia lalu menyebarkan dan mengajarkan agama Hindu-Budha kepada masyarakat Nusantara yang sebelumnya hanya mengenal kepercayaan animisme dan dinamisme.
(Mardiani, et al, 2019)
Kebudayaan dan agama Hindu-Budha telah mengalami perkembangan sejak awal abad ke-2 Masehi. Kebudayaan dan agama Hindu-Budha berakulturasi dengan kebudayaan lokal setempat. (Mardiani, dkk, 2019). Kebudayaan Hindu-Budha yang masuk ke Indonesia, diolah dan disesuaikan dengan kondisi kehidupan masyarakat setempat pada masa itu (Adlani, 2023). Kebudayaan Hindu-Budha berkembang dengan pesat di Indonesia, sehingga kebudayaan Hindu-Budha memengaruhi banyak aspek bidang. Salah satu bidang yang terkena pengaruh dari kebudayaan Hindu-Budha yang berasal dari India, yaitu bidang seni bangunan atau seni arsitektur. Banyak bangunan peninggalan sejarah yang merupakan hasil akulturasi dari kebudayaan Hindu-Budha dengan kebudayaan asli Nusantara. Salah satu contoh hasil akulturasi dari kebudayaan Hindu-Budha dengan kebudayaan asli Nusantara adalah candi. (Sinaulan, 2018)
Sebelum kebudayaan Hindu-Budha masuk ke Indonesia, Indonesia memiliki seni bangunan tersendiri. Nusantara memiliki seni bangunan yang berbentuk punden berundak yang merupakan seni bangunan peninggalan zaman megalitikum. Kebudayaan Indonesia yang merupakan peninggalan zaman megalitikum berakulturasi dengan bangunan kebudayaan Hindu-Budha. Bangunan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia adalah bangunan yang megah, patung-patung perwujudan dewa atau Buddha, serta bagian-bagian candi dan stupa. Unsur-unsur tersebut berasal dari India. Seni bangunan kebudayaan Nusantara berakulturasi dengan seni bangunan kebudayaan Hindu-Budha menghasilkan suatu kebudayaan baru yang tidak meninggalkan kebudayaan aslinya, yaitu bangunan candi. Salah satu contoh hasil dari akulturasi kebudayaan asli Nusantara dengan kebudayaan asli Hindu-Budha adalah Candi Borobudur yang berada di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. (Gunawan, et al, 2017:158)
Candi merupakan peninggalan Hindu-Budha yang sering didengar. Candi merupakan peninggalan Hindu-Budha yang terbuat dari batu. Candi berasal dari kata "Candika grha", yang berarti rumah dewi Candika. Dewi Candika bertugas untuk menguasai atau mengurusi kematian, dengan kata lain candi merupakan makam. Sebenarnya, Candi memiliki arti bangunan untuk memuliakan orang atau raja yang telah meninggal. Di berbagai daerah di Indonesia, terdapat berbagai seni bangunan dan di setiap daerah, memiliki ciri-cirinya masing-masing, meskipun secara umum memiliki ciri-ciri yang sama. Contohnya pada candi periode Jawa Tengah dan candi periode Jawa Timur yang bisa dilihat dari susunan candi, bentuk candi, dan hiasan candi. (Budiwiyanto, 2005)