Konflik yang terjadi antara Israel dan Palestina terjadi karena pengaruh besar atas sengketa wilayah merupakan latar belakang terjadinya peperangan yang dari dulu hingga sampai detik ini masih terjadi.Melansir dari Council on Foreign Relation,Israel dan Palestina berperang hingga kini karena masih bersinggungan atas usaha perebutan wilayah yang mengencam pada pengusiran penduduk Palestina dari tanah yang sudah lama mereka tinggali selama berabad-abad.Amerika Serikat adalah salah satu negara dari beberapa negara yang mendukung Israel untuk bergerak aktif menyerang Palestina.Presiden Amerika Serikat,Harry Truman menjadi pemimpin dunia pertama yang mengakui Israel sebagai negara setelah Israel menyatakan kemerdekaannya pada 14 Mei 1948.Langkah tersebutpun dilanjutkan oleh kepemimpinan selanjutnya yaitu,Presiden Joe Biden untuk selalu berada pada garda terdepan Israel.
Sikap Israel semakin gencar melalukan penyerangan,hingga kini telah menelan ribuan korban jiwa dari Palestina tapi juga terjadi pada Israel juga telah banyak menelan korban jiwa atas serangan balik yang dilakukan oleh Hamas Palestina.Amerika Serikat sadar bahwa serangan balik tersebut sudah banyak memakan korban jiwa di Israel makan sikap Amerika Serikat pun semakin lancar untuk tetap bersatu dan saling berkoordinasi bersama sebagai sekutu dan sahabat dari Israel.Amerika Serikat sepakat untuk memastikan bahwa Israel harus mampu mempertahankan diri dan menciptakan kondisi Timur Tengah yang damai.Bukan hanya Amerika Serikat,namun ada pula Prancis,Jerman,Italia,dan Inggris negara-negara ini adalah negara yang mendukung penuh terhadap Israel untuk dapat membela diri atas serangan balik.Dalam tahun 2022,Amerika Serikat sudah memberikan bantuan militer sebesar $3,8 Miliar untuk Israel sebagai penerima bantuan militer utama termasuk juga dalam ekonomi sebesar $850 Juta.Hubungan yang sudah lama terjalin antara Amerika Serikat dan Israel,sangat terbukti atas bantuan Amerika Serikat kepada Israel yang setiap tahunnya memberikan bantuan senilai $3 Miliar.Hal ini terjadi agar dapat mempertahankan dukungan militer,keuangan,dan diplomatik yang berpotensi besar bagi penduduk Israel.Bantuan yang semakin meningkat setelah terjadi perang pada rahun 1967,dimana Israel menunjukkan kekuatan yang dia miliki kepada Timur Tengah setelah dapat mengalahkan negara-negara Arab dan menjadi sebuah penguasa utama di Palestina.Didalam hal itu pula,banyak sekali keberhasilan Israel yang dapat menjaga kepentingan Amerika Serikat dikawasan tersebut sepeti Israel dapat berhasil mencegah geralan nasionalis radikal di Lebanon dan Yordania serta di Palestina,Israel bertahun-tahun membuat Suriah menjadi sekutu Uni Soviet tetap dalam kendali,serta Israel menjadi fungsi sebagai penyalur persenhataan AS ke rezim ean gerakan yang tidak terlalu populer di Amerika itu dan secara terbuka memberikan bantuan militer langsung juga kepada apartheid Afrika Selatan,Republik Islam di Iran,junta militer di Guatemala,dan Contras Nitakaragua.Para penasihat militer Israel juga telah membantu Contras,junta Salvador,dan pasukan penduduk asing di Namibia dan Sahara Barat.
Menteri Pertahanan Amerika Serikat menegaskan atas dukungannya untuk Israel terus melakukan upaya mempertahankan diri.Atas pernyataan dukungan tersebut Amerika Serikat langsung mengirimkan sejumlah peralatan militer serta amunisi terhadapat Israel.Serta banyak pula sejumlah jet yang sudah di kirimkan Amerika Serikat seperti pesawat tempur F-35,F-15,F-16 dan A-10.Hal ini merupakan sinyal bagi sejumlah pesaing di kawasan Timur Tengah. Puluhan ribu pendukung Israel memadati kawasan Monumen Nasional di jantung Washington DC,Ibu Kota Amerika Serikat (AS) untuk menyatakan bahwa mereka memiliki rasa solidaritas melawan Humas dan menuntut kebebasan semua orang yang telah disandera oleh Hamas.Ada sekitar 242 orang ditanfkap dan disandera Hamas ketika melancarkan serangan pendahuluan ke Israel.Mereka beranggapan bahwa Israel berhak membela diri terhadap organisasi teroris Hamas,yang sudab menculuk ratusan perempuan,anak-anak dan bahkan lansia.Atas serangan yang di lakukan oleh Hamas,Israel pun membalas serangan tersebut dengan serangan darat dan udara ke Gaza,wilayah yang sangat dikendalikan oleh Hamas.Kementrian Kesehatan Palestina di Gaza mengatakan akibat dari serangan tersebut lebih dari 11.000 orang tewas,sementara 2.650 orang di laporkan belum diketahui keberadaannya.Perempuan dan anak-anak adalah korban paling banyak.Secara totalitas Amerika Serikat memberikan dukungan kepada Israel dalam segi keuangan,persenjataan dan juga diplomasi.Dalam rentang tahun 2010-2022 sudah terdapat 39 kontrak pengiriman senjata seperti bom,rudal,tank lapis baja,pesawat tempur serta iron dorne yang bisa bernilai hingga $9,8 Miliar.Pada bulan Ramadhan kemarin,Keamanan Persatuan Bangsa Bangsa (DK-PBB) mengeluarkan sebuah resolusi untuk menuntut sebuah gencatan senjata di Jalur Gaza.Resolusi itu pun di setujui oleh 14 negara dari total ada 15 anggota yang menyetujui resolusi,tetap kekeh Amerika Serika lebih memilih untuk abstain.Akhirnya,resolusi itu pun di sepakati.Namun,keputusan Amerika Serikat untuk abstain cukup menarik perhatian internasional dikarenakan Amerika Serikat adalah negara yang paling gigih dalam membela Israel dalam forum-forum internasional.Respon abstain ini membuat Israel tersinggung,Israel menganggap bahwa Amerika Serikat akan mundur dalam dulungannya terhadap Israel.Dari apa yang dapat dilihat kini,memang hubungan keduanya sedikit merenggang karena banyak ketidaksepakatan yang terjadi antara kedua belah puhak menjadi terancam.Adapun salah satu ketidaksepakatan antara keduanya adalah saat perang di Gaza menjadi bencana manusia yang semakin membutuk.Demikian Presiden Amerika Serikat,secara terus terang mendukung Isarel dalam persoalan untuk mengalahkan Hamas,namun pemerintahan Amerika Serikat sudah sering mengkritik Israel terkait operasi di Gaza.
Dalam pembelaannya,Amerika Serikat juga pernah menentang sebuah opini dari Mahkamah Internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menurut Amerika bahwa,Mahkamah Internasional PBB tidak perlu mengeluarkan "advisory opinion" yang mengatakan bahwa Israel harus segera menarik diri dari wilayah yang sedang diupayakan sebagai negara Palestina tanpa mendapat jaminan keamanan sebagai imbalannya.Dan menyakini bahwa seharusnya,Mahkamah Internasional PBB tidak perlu mengusahakan untuk menyelesaikan konflik diantara dua kubu tersebut yaitu Israel dan Palestina.Menjawab hal tersebut,Menteri Luar Negeri Palestina Riyad Al-Maliki mengatakan bahwa Palestina perlu mendapatkan keadilan atas hak-hak Palestina.Setelah banyak negoisasi yang sangat intens mengenai jeda kemanusiaan dan pengiriman bantuan ke Gaza,Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meloloskan resolusi tersebut.Presiden Amerika Serikat,Joe Biden secara terang-terangan menyatakan bahwa ia akan bertekad untuk pertama kalinya memberhentikan pasokan senjata untuk Israel,jika pasukan Israel melakukan invasi berskala besar di Rafah karena kota tersebut dipenuhi oleh pengungi yang berlindung di tempat itu.Sejauh ini belum ada komentar lebih lanjut mengenai statement tersebut,namun Israel tetap berwenang untuk menegaskan bahwa Rafah harus diserang dengan beralasan karena ribuang anggota Hamas berada di tempat tersebut.Pejabat Israel keberatan atas pernyataan Amerika Serikat tersebut terlebih soal pemberhentian sementara pengiriman sejumlah senjata ke Israel.Serangan darat yang terjadi di Radah,terletak di selatan Jalur Gaza akan membahayakan 1,3 juta warga sipil yang telah mengoprasikan wilayah utara dan tengah Gaza untuk menceri perlidungan dari serangan militer Hamas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H