Lihat ke Halaman Asli

Fenomena Budaya "Latah" di Indonesia

Diperbarui: 8 Januari 2022   00:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Fenomena latah merupakan salah satu fenomena sosial yang terjadi hampir diseluruh negara, termasuk di Indonesia. Berbeda dengan latah yang disebabkan oleh gangguan kesehatan, fenomena latah ini terjadi karena adanya tren ataupun budaya baru yang masuk ke dalam masyarakat. 

Masyarakat akan mengikuti tren yang sedang marak dikalangan masyarakat, sehingga tren tersebut dapat mengakibatkan munculnya budaya baru. Namun, kehadiran tren yang marak di kalangan masyarakat memiliki jangka waktu yang pendek, masyarakat akan merasa puas dan bosan setelah merasa dapat mengikuti tren tersebut. Sejumlah tren yang diikuti oleh masyarakat bahkan memiliki resiko yang besar, tidak banyak resiko tersebut dapat menelan korban jiwa.

Latah sosial terkadang diawali dengan munculnya tren baru di media sosial hingga di stasiun  televisi, banyak juga masyarakat yang tidak memikirkan resiko terlebih dahulu dan merasa tidak segan untuk mengikutinya. Tren yang diikuti oleh masyarakat biasanya dijadikan acuan popularitas, beberapa masyarakat mengikuti tren tersebut agar tetap diterima oleh kelompok sosialnya. 

Terkadang fenomena latah ini dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kepentingan pribadi, seperti menyebarkan berita HOAX. Melalui datangnya beberapa budaya baru di kalangan masyarakat juga dapat menyebabkan tergantinya budaya lama, hal ini disebut juga modernisasi.

Meniru atau mengikuti apa yang sedang terjadi tanpa adanya inovasi, membuat pola pikir menjadi berubah. Seharusnya pola pikir yang tertanam di masyarakat Indonesia adalah menciptakan dan bukan pola pikir meniru. 

Hampir semua program televisi kini memiliki konsep acara yang sama, dengan stasiun tv berbeda. Bukan hanya saja di televisi, media sosial juga memunculkan tren yang sama secara berulang kali, hal tersebut dapat menimbulkan adanya kejenuhan dalam masyarakat.

Adanya fenomena latah ini juga memberikan dampak positif kepada beberapa masyarakat, salah satunya UMKM hingga pengusaha besar. 

Munculnya beberapa tren dapat menjadi ladang usaha, masyarakat mengambil untung dengan cara berjualan. Salah satu contoh fenomena latah sosial yang merebak di masyarakat Indonesia adalah tren es kepal milo. Kemunculan tren es kepal milo ini merebak diseluruh penjuru nusantara, penikmatnya dari kalangan anak-anak hingga dewasa. 

Banyak masyarakat yang memanfaatkan demam sosial ini dengan memulai bisnis, hal ini dibuktikan dengan banyaknya pengusaha dari tren tersebut yang dapat dijumpai di pinggir jalan. Namun, fenomena latah dari tren es kepal milo ini tak berlangsung lama.

Fenomena latah yang juga muncul di Indonesia adalah tren Tolelot om!. Demam Telolet Om muncul ditahun 2012, fenomena latah tersebut menyebar hingga ke mancanegara. Tren ini dilakukan oleh hampir semua kalangan, dengan menunjukkan tulisan Tolelot Om! tersebut dan meminta supir bus membunyikan klakson. 

Pada awalnya tren tersebut banyak menghibur masyarakat, namun disisi lain fenomena latah ini memiliki resiko besar. Tidak sedikit masyarakat yang turun langsung untuk ikut berpartisipasi dalam tren tersebut, kurangnya pengawasan dan kehati-hatian dalam tren sehingga menyebabkan adanya korban jiwa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline