CSR merpakan singkatan dari Corporate Social Responsibility adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya perusahaan memiliki bentuk tanggung jawab terhadap seluruh pemangku kepentingannya, yang diantaranya adalah konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas, dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. CSR akan selalu menimbulkan resiko. Resiko adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang.
Pentingnya memikirkan resiko dalam suatu perusahaan yaitu supaya kita dapat melihat dan mencari pilihan atau alternatif sehingga dapat membandingkan keuntungan untuk mencegah krisis dalam suatu perusahaan. Dengan mengetahui dan memetakan resiko terlebih dahulu maka akan membantu organisasi atau perusahaan untuk mengetahui potensi resiko yang akan muncul dan dapat dengan mudah mencari cara untuk menanggulanginya.
Faktor yang akan mempengaruhi resiko yaitu kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dan konsekuensi dari krisis yang terjai. Terdapat tiga tipe resiko. Pertama, terkait dengan bisnis yang dijalankan contohnya mengenai kebijakan UMR. Kedua, menentang nilai-nilai perusahaan sendiri. Ketiga, menentang nilai-nilai umum yang ada di masyarakat.
Komunikasi resiko sangat membantu perusahaan dalam pengelolaan informasi yang tidak jelas atau tidak benar yang terkait dengan kesehatan dan lingkungan di sekitar. Hubungan antara CSR dan Resiko yaitu harus ada komunikasi resiko melalui komunikasi yang dibentuk. Komunikasi resiko merupakan cara yang efektif yang dilakukan perusahaan untuk mengelola, mengkomunikasikan, meredam bagaimana keadaan yang tidak pasti atau tidak sesuai akan muncul.
Adapun ciri dari komunikasi resiko yaitu yang pertama, fokus pada jangka panjang. Misalnya penanganan banjir yang didiskusikan bersama warga masyarakat. Kedua, proses pada komunikasi resiko yaitu komunikasi antara komunikator dengan audiens atau masyarakat. Ketiga, dialog antara dua kubu. Keempat, komunikasi dua arah. Kelima, safety, health, and environment. Tiga hal tersebut dapat dilihat ketika terjadi krisis dengan cara mengajak orang-orang yang profesional.
Komunikasi resiko juga dapat dijadikan sebagai bentuk upaya pencegahan. Bentuk pencegahan yang pertama adalah precautionary communication yaitu komunikasi yang dilakukan kepada orang-orang yang kurang peduli dan tidak ingin mendengarkan resiko. Yang kedua adalah outrage management yaitu komunikasi yang dilakukan untuk meredam kemarahan atau kekhawatiran akan suatu kondisi yang sebenarnya tidak terlalu berbahaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H