Lihat ke Halaman Asli

Baru Menjabat, Mendikbud Muhadjir Effendy Mengeluarkan Kebijakan

Diperbarui: 8 September 2016   19:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Akhir-akhir ini telah terdengar wacana tentang Sekolah Sehari Penuh dalam telinga masyarakat Indonesia, terutama dikalangan siswa maupun orangtua. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy berencana menambah jam belajar di sekolah dari jam 7 pagi hingga jam 5 sore, baik negeri maupun swasta. Wacana sistem sekolah sehari penuh ini direncanakan untuk kalangan SD dan SMP. Perencanaan sistem sekolah sehari penuh ini bertujuan agar anak didik tidak menjadi liar ketika orangtua mereka masih belum pulang dari kerja. 

Dengan adanya sekolah sehari penuh ini, siswa dapat terbentuk karakternya dan bisa memanfaatkannya untuk menyelesaikan tugas-tugas di sekolah selagi menunggu orangtua. Selain itu, para siswa/i pun dapat terhindar dari pengaruh-pengaruh negatif, seperti penyalahgunaan narkoba, tawuran, dan sebagainya.  Muhadjir Effendy yang merupakan mantan Rektor UMM (Universitas Muhammadiyah Malang) tersebut menyatakan bahwa hal seperti ini masih harus disosialisasikan di sekolah-sekolah, baik di pusat hingga ke daerah sekalipun.

Wacana sekolah sehari penuh ini pun juga telah banyak menimbulkan pro dan kontra bagi siswa dan orangtua. Di kalangan siswa, mereka menola karena sekolah yang berlangsung terlalu lama hanya akan membuat mereka jenuh dan stres, serta tidak dapat menyerap pelajaran dengan mudah. Dan kalangan orangtua pun menolak dengan alasan bahwa anak mereka perlu waktu beristirahat pada usia sekolah dan tidak dapat dipaksa untuk terus menerus belajar. Namun ada juga siswa yang pro terhadap adanya sistem sekolah sehari penuh ini dengan syarat adanya keringanan dalam pekerjaan rumah (PR).

Jika diamati lebih dalam lagi, sesungguhnya waktu belajar siswa/i di Indonesia tergolong cukup singkat jika dibandingkan dengan negara-negara maju lainnya. Sepatutnya masyarakat perlu berterima kasih atas singkatnya waktu yang telah ditetapkan oleh Mendikbud ini.

Walaupun banyaknya pro dan kontra yang bermunculan dikalangan masyarakat Indonesia ini. Mendikbud memiliki kekuasaan untuk tetap memproses sistem sekolah sehari penuh ini demi kepentingan bersama dalam meningkatkan kinerja belajar siswa/i di Indonesia. Tetapi Mendikbud juga masih tetap memikirkan bagaimana cara memecahkan konflik yang masih pro dan kontra ini dengan cara negosiasi sehingga dapat menghasilkan keputusan yang telah disepakati bersama.

SUMBER

"Full Day School" Tak Berarti Belajar Seharian di Sekolah, Ini Penjelasan Mendikbud

Ini Alasan Mendikbud Usulkan "Full Day School".

NAMA                         : Angelia Sofhia Theresia

NIM                             : 07031381621170

FAKULTAS                   : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline