Tahukah Anda bahwa tidur yang cukup dan berkualitas merupakan salah satu kunci utama dalam menjaga kesehatan mental? Banyak orang mungkin tidak menyadari, tetapi pola tidur yang buruk dapat berdampak serius pada kesehatan mental kita. Mengalami gangguan tidur tidak hanya menyebabkan kelelahan fisik, tetapi juga meningkatkan risiko terjadinya gangguan emosional seperti depresi, kecemasan, hingga stres berkepanjangan.
Pola tidur merujuk pada kebiasaan tidur seseorang, termasuk durasi tidur, konsistensi jam tidur, serta kualitas tidur yang diperoleh setiap malam. Penelitian menunjukkan bahwa tidur yang terganggu atau kurang tidur dapat memicu peningkatan hormon stres, mengurangi kemampuan otak untuk mengatur emosi, dan mengganggu fungsi kognitif. Akibatnya, orang yang memiliki pola tidur tidak teratur lebih rentan mengalami gangguan mental, seperti depresi dan gangguan kecemasan.
Untuk memahami lebih dalam tentang hubungan antara pola tidur dan kesehatan mental, Dr. Riza Fahmi, seorang psikolog klinis dan ahli tidur menyampaikan beberapa poin penting dari wawancaranya. Menurut Dr. Riza, "Kurangnya tidur secara konsisten dapat mengganggu keseimbangan kimia di otak, yang berperan besar dalam mengatur mood dan emosi. Hal ini dapat meningkatkan risiko gangguan mental seperti depresi dan kecemasan." "Rutinitas yang konsisten sangat penting. Selain itu, hindari penggunaan gadget sebelum tidur dan ciptakan lingkungan tidur yang nyaman. Jika masalah tidur terus berlanjut, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional," jelas Dr. Riza.
Saat kita tidur, otak bekerja untuk memproses informasi, mengonsolidasikan ingatan, dan memulihkan kondisi mental. Kurangnya tidur dapat menghambat proses ini, mengakibatkan ketidakseimbangan kimia otak yang berpotensi menyebabkan gangguan mood. Beberapa penelitian menemukan bahwa orang yang tidur kurang dari enam jam per malam memiliki risiko depresi yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidur tujuh hingga delapan jam. Tidur yang terganggu juga dapat memperburuk gejala gangguan kecemasan dan meningkatkan kadar hormon stres dalam tubuh.
Pola tidur yang buruk dapat mempengaruhi kesehatan mental kapan saja, namun sering kali dampaknya mulai terlihat setelah beberapa hari atau minggu. Gangguan tidur yang berulang dalam jangka panjang bisa menyebabkan penurunan kesehatan mental yang signifikan, seperti meningkatnya gejala stres, mudah tersinggung, hingga sulitnya berkonsentrasi. Bahkan, bagi sebagian orang, gangguan tidur kronis dapat berujung pada gangguan mental yang lebih serius. Gangguan tidur dapat terjadi pada siapa saja dan di mana saja, mulai dari rumah, lingkungan kerja, hingga ruang publik. Dalam kehidupan modern yang penuh tekanan, penggunaan gadget dan pekerjaan yang tidak kenal waktu sering kali membuat pola tidur terganggu. Faktor lingkungan seperti kebisingan, cahaya terang, atau suhu yang tidak nyaman juga dapat mempengaruhi kualitas tidur seseorang.
Semua orang bisa mengalami gangguan tidur, tetapi ada beberapa kelompok yang lebih rentan terhadap dampaknya. Remaja, orang dewasa muda, pekerja dengan jam kerja yang tidak teratur, serta orang yang menghadapi tekanan tinggi dalam pekerjaan atau kehidupan sehari-hari adalah beberapa di antaranya. Mereka yang memiliki riwayat gangguan kesehatan mental atau sedang mengalami stres berkepanjangan juga berisiko lebih tinggi mengalami gangguan tidur yang berujung pada masalah kesehatan mental.
Memperbaiki pola tidur adalah langkah awal yang penting untuk menjaga kesehatan mental. Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan. Pertama, tetapkan jadwal tidur yang konsisten dengan mencoba tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari, bahkan di akhir pekan. Kedua, buat rutinitas sebelum tidur dengan melakukan aktivitas menenangkan seperti membaca buku, mendengarkan musik lembut, atau bermeditasi sebelum tidur. Ketiga, batasi penggunaan gadget minimal satu jam sebelum tidur, karena cahaya biru dari gadget dapat mengganggu produksi hormon melatonin yang membantu kita untuk tidur. Keempat, ciptakan lingkungan tidur yang nyaman dengan memastikan bahwa kamar tidur sejuk, gelap, dan tenang untuk mendukung tidur berkualitas. Kelima, kurangi konsumsi kafein dan alkohol karena kedua zat ini dapat mengganggu pola tidur dan sebaiknya dihindari, terutama menjelang waktu tidur.
Referensi:
- Walker, M. (2017). Why We Sleep: Unlocking the Power of Sleep and Dreams. Scribner.
- Akerstedt, T., & Wright, K. P. (2009). Sleep Loss and Fatigue in Shift Work and Shift Work Disorder. Journal of Clinical Sleep Medicine, 5(3), 183–191.
- Harvey, A. G., Murray, G., Chandler, R. A., & Soehner, A. (2011). Sleep Disturbance as Transdiagnostic: Consideration of Processes, Classification, and Treatment. Behavior Therapy, 42(2), 248–264.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H