Lihat ke Halaman Asli

Kenaikan Harga Komoditi Pangan Apakah Akan Memicu Tingginya Laju Inflasi?

Diperbarui: 27 Januari 2022   23:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Inflasi digambarkan sebagai kenaikan harga barang dan jasa yang stabil selama periode waktu tertentu. Inflasi tidak dapat didefinisikan sebagai kenaikan harga satu atau dua barang kecuali kenaikan itu meluas (atau mendorong kenaikan harga) ke barang-barang lain. 

Inflasi adalah proses kenaikan harga secara terus-menerus sebagai respons terhadap mekanisme pasar yang dipengaruhi oleh berbagai penyebab, termasuk konsumsi masyarakat yang lebih besar, kelebihan likuiditas di pasar yang mendorong konsumsi atau bahkan spekulasi, dan distribusi produk yang tidak lancar.

Inflasi adalah ukuran tingkat perubahan, dan itu didefinisikan sebagai proses kenaikan harga yang terus menerus yang saling mempengaruhi. Inflasi dapat diukur dengan berbagai cara, tetapi Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Deflator PDB adalah dua yang paling banyak digunakan. Berdasarkan kenaikan harga, Inflasi dibedakan menjadi :

  • Inflasi ringan, dimana inflasi ini akan terjadi ketika terjadi kenaikan harga di bawah 10% dalam periode setahun.
  • Inflasi sedang, Inflasi ini terjadi Ketika kenaikan harga berada diantara 10-30% dalam periode waktu setahun.
  •  Inflasi Berat, Inflasi ini terjadi saat kenaikan harga di atas 30-100% dalam periode waktu setahun.
  • Hiperinflasi atau yang biasa disebut inflasi tak terkendali. Pada kenaikan harga ini mengalami kenaikan harga diatas 100% dalam periode waktu setahun.

Di Indonesia, inflasi disebabkan oleh ketidakseimbangan penawaran dan permintaan. Ketika permintaan akan suatu barang atau jasa meningkat, pasokan barang dan input manufaktur turun. 

Sementara itu, ekuivalen atau pengganti untuk barang dan jasa ini sedikit, bahkan tidak ada. Keadaan yang tidak seimbang ini yang meningkatkan adanya risiko terhadap penyebab inflasi di Indonesia, sehingga harga barang dan jasa akan menjadi naik. 

Inflasi yang terjadi di Indonesia akan sangat sulit diatasi atau dikendalikan ketika kenaikan supply akan suatu barang atau jasa lebih tinggi atau setidaknya setara dengan permintaan. Di Indonesia sudah sangat lumrah dengan adanya Inflasi yang terjadi dengan berbagai penyebab seperti :

  • Peningkatan permintaan (Demand Pull Inflation) terjadi ketika keinginan masyarakat terhadap barang tertentu meningkat karena keinginan yang berlebihan sehingga menyebabkan permintaan naik sedangkan penawaran tetap (tidak berubah), menyebabkan harga naik.

  • Bertambahnya uang yang beredar (Quantity theory inflation) yang berarti keterkaitan antara jumlah uang yang beredar dengan harga, Jika jumlah barang-dagangan tidak berubah (yaitu, tidak bertambah atau berkurang), tetapi jumlah uang yang beredar berlipat ganda, harga barang-barang menjadi dua kali lipat. 

  • Apalagi jika suatu negara menggunakan sistem anggaran defisit yg digunakan untuk menutup kekurangan anggaran, negara tersebut biasanya akan membuat kebijakan untuk mencetak uang baru dan akan menyebabkan harga menjadi naik dimana pada kondisi ini bisa menjadi penyebab inflasi di Indonesia.

  • Peningkatan biaya produksi (cosh push inflation), yang merupakan akibat dari kenaikan biaya produksi yang berkelanjutan dari waktu ke waktu. Secara umum, kenaikan inflasi biaya produksi yang mungkin terjadi di Indonesia disebabkan oleh berlanjutnya tekanan kenaikan biaya input produksi. 

  • Kenaikan biaya faktor ini biasanya diakibatkan karena menurunnya nilai tukar mata uang dalam negri dengan mata uang asing (Depresiasi), Pemerintah menaikkan harga produksi karena inflasi internasional dan ketidakseimbangan antara jumlah pekerja dan permintaan komoditas yang diproduksi.

Inflasi bisa dikatakan susah untuk dikendalikan dan jika terjadi serangan inflasi secara terus menerus maka akan menyebabkan harga barang ataupun jasa terus mengalami perubahan dan cenderung meningkat setiap saat, Akibatnya, orang tidak akan bisa lagi memegang uang karena nilainya akan terus turun. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memerangi inflasi, antara lain:

  • Melalui kebijakan fiskal, 

Dengan kebijakan fiskal yang dapat dikatakan sebagai regulator, kebijakan ini akan mengatur penerimaan dan pengeluaran                 pemerintah yaitu dengan memotong pengeluaran pemerintah yang jika dilakukan dengan benar akan segera menurunkan                         inflasi, atau dengan menaikkan tarif pajak rumah tangga atau perusahaan.

  • Melalui kebijakan moneter, 

Upaya apa yang akan dilakukan pemerintah untuk menjamin stabilitas moneter dalam rangka meningkatkan kesejahteraan              rakyat, dengan kebijakan moneter ini memiliki arti yang berarti? Membatasi jumlah uang beredar, menaikkan suku bunga                          (diskon), menetapkan cadangan kas, dan melembagakan kebijakan operasi pasar terbuka adalah contoh dari strategi ini.

  • Selain dua strategi tersebut di atas, pemerintah memerangi inflasi melalui peningkatan produksi pasar, peningkatan jumlah barang yang tersedia, dan penetapan harga maksimum untuk berbagai barang.


Inflasi Yang Terjadi di Indonesia

 Di Indonesia sendiri sempat merasakan Hiperinflasi (Inflasi besar-besaran) yang terjadi sekitar tahun 1963-1965 yang pada saat itu terjadi di Indonesia pada akhir masa Orde Lama, tepatnya pada era Demokrasi Terpimpin. Dengan mengingat tujuan proyek mercusuar, Presiden Indonesia Soekarno mencetak Rupiah hingga inflasi mencapai 600 persen, di mana pemerintah menyederhanakan nilai rupiah (Redenominasi) dari 1000 Rupiah menjadi 1 Rupiah pada 13 Desember 1965.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline