Lihat ke Halaman Asli

Stephen Hawking dan ALS yang Dideritanya

Diperbarui: 14 Maret 2018   14:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Stephen Hawking, ahli FIsika pengidap ALS (Foto: daylimail,co.uk)

Ahli Fisika dan kosmologi ini menghembuskan nafas terakhirnya di usia 76 tahun di kediamannya di Inggris pada Rabu (14/3) waktu setempat. Diketahui Hawking menderita penyakit saraf motorik atau dalam dunia kedokteran disebut motor neuron disease amyotrophic lateral sclerosis (ALS). Dilansir dari CNNIndonesia ia pertama kali didiagnosis mengidap penyakit tersebut pada 1953 di usia 21 tahun.

Apa itu ALS?

Meski termasuk langka, penyakit ini bisa menyerang siapa saja dan kapan saja. Seperti yang dibahas dalam laporan Reader's digest, ALS masuk dalam kelompok penyakit motor neuron disease (MND) di mana sel-sel saraf pengendali gerak otot mengalami degenerasi terlalu cepat dan mati. Secara spesifik, ALS merupakan MND yang menyerang sistem saraf pusat atas dan bawah ( di otak dan sumsum tulang belakang), yang mengendalikan gerak semua otot di seluruh tubuh, kecuali gerak otonom seperti jantung. Sel-sel inilah yang membuat kita dapat bergerak, menelan, berbicara, hingga bernapas.   

Bagaimana tanda-tandanya?

Saat seseorang terserang ALS, maka akan terjadi degenerasi yang progresif pada sel-sel saraf motor tersebut. Akibatnya, timbul simtom yang berupa pelemahan otot dan kelumpuhan yang menjurus kepada kecacatan dalam menggerakan tangan, kaki, berbicara, menelan dan bernapas. Gejala yang dirasakan setiap pengidap ALS berbeda-beda. Ada kasus di mana pasien ALS seperti mengalami luka bakar, ada yang hanya mengalami kesulitan menelan dan berbicara, tetapi tidak pada fungsi geraknya (pada awalnya). Ada juga yang mengalami pelemahan otot jari-jari tangan atau telapak kaki.

Apa penyebabnya?

Sampai saat ini, penyebab ALS belum diketahui.Sekitar 10 persen mendapatkannya melalui keturunan keluarga. Faktor genetik dan lingkungan dapat turut berperan sebagai faktor risiko selain usia, yang terkait dengan proses penuaan. Lima tahun lalu, peneliti dari Universitas Teknologi Sydney Australia menduga penyebab penyakit saraf ini adalah racun yang ada dalam alga yang kemudian mencemari sumber makanan manusia. Hanya saja, penemuan ini perlu diteliti lebih jauh.

Apakah penyakit ini bisa diobati?

Sampai saat ini seperti dilansir dari NHS, ternyata belum ada obat yang bisa menghentikan atau menyembuhkan penyakit ini.  Pengobatan saat ini masih berupa upaya untuk menahan laju pemburukan yang terjadi. Misalnya melakukan beberapa perawatan  untuk membantu pasien mengatasi masalah tubuhnya, atau dengan pemberian vitamin atau antioksidan yang meningkatkan kekebalan tubuh. 

"Seberapa pun hidup terlihat buruk, selalu ada harapan" - Stephen Hawking

Selamat jalan Stephen Hawking!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline