Lihat ke Halaman Asli

Angela Mau

Mahasiswa

Senyum di Altar, Dosa di Lorong

Diperbarui: 27 November 2024   23:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://pixabay.com/id/illustrations

Di altar, senyummu bersinar,
serupa lilin yang menari di temaram doa.
Kata-katamu lembut, mengalirkan hikmah,
membalut jiwa yang haus kasih.

Namun lorong gelap menyimpan rahasia,
jejak-jejak langkahmu penuh noda.
Janji suci terpatri di mimbar,
terhenti di bibir, tak sampai ke hati.

Senyummu, topeng tanpa retak,
bersembunyi kelam di balik jubah.
Alunan doa hanyalah gema,
kosong makna, hampa jiwa.

Di mana cinta yang kau kobar-kobarkan?
Mengapa kebenaran kau abaikan?
Lorong itu tahu, dan dia berbisik,
tentang dirimu yang jauh dari yang kau teriakkan.

Tuhan mendengar meski kau sembunyi,
dosa di lorong takkan sunyi.
Mungkin di altar kau dihormati,
tapi di langit, jiwamu diuji.

Hentikan langkah, lepaskan dusta,
biar lorong tak lagi jadi Saksi derita.
Senyum di altar, jadilah nyata,
tanpa cela, tanpa luka.

Di balik jubah yang mewah, bersinar,
Ada kata-kata yang menorehkan luka.
Berkata cinta, berbuat sebaliknya,
Menghujam hati tanpa rasa salah.

Setiap langkah di bawah cahaya
Menutupi jejak-jejak yang tercemar.
Dosa tak tampak, tersembunyi di sana,
Di lorong-lorong gelap yang tak terjaga.

Senyum di altar, sejuta janji,
Namun di luar, api menyala.
Apakah Tuhan melihat perbedaan ini?
Atau hanya jiwa yang rapuh yang menyaksikan?

Biarlah hati bertanya dengan pelan,
Apakah kita yang mengenakan jubah ini,
Tulus atau hanya bersembunyi,
Di balik senyum di altar, dosa di lorong.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline