Lihat ke Halaman Asli

Angel Alexandra Nur Ode

UPN Veteran Yogyakarta

Penyebab, Risiko, dan Cara Mengatasi Resesi Ekonomi Tahun 2023

Diperbarui: 9 Oktober 2022   18:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Beberapa waktu lalu hingga saat ini tengah marak kabar mengenai resesi ekonomi yang dikabarkan akan datang pada tahun 2023. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan resesi ekonomi? Apa penyebab dari resesi ekonomi? Apa saja resiko yang dapat ditimbulkan? Dan bagaimana cara mengantisipasinya?

Resesi ekonomi secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu kondisi dimana perekonomian suatu negara sedang memburuk. Hal ini dapat terlihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) yang negatif, pengangguran meningkat, maupun pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut.

Resesi ekonomi dunia telah diramalkan akan terjadi pada tahun 2023. Namun, kalangan dunia usaha menilai ancaman tersebut bahkan bisa terjadi lebih awal. Sehingga hal ini perlu adanya antisipasi baik oleh masyarakat maupun para pelaku usaha.

Apa saja penyebab Resesi Ekonomi?

  • Tingginya Suku Bunga :

Melambungnya suku bunga sebagai respons terhadap inflasi. Inflasi yang melabung tentu saja kan membuat bank sentral di dunai menaikkan suku bunganya. Masalahnya, dua hal tersebut diperparah dengan daya beli yang mulai lesu dan bakal menjadi pemantik resesi.

Fungsi dari suku bunga yang tinggi adalah untuk melindungi nilai mata uang, tapi hal ini akan membebani debitur dan menyebabkan kredit macet. Jika hal ini terjadi secara besar-besaran, perbankan bisa kolaps.

  • Inflasi :

Resesi ekonomi 2023 dipicu oleh keadaan saat bank-bank sentral dunia secara bersamaan menaikkan suku Bunga sebagai respons terhadap inflasi. Menurut Bank Indonesia, inflasi merupakan proses meningkatnya harga secara umum dan terus-menerus dalam jangka waktu tertentu. Inflasi sendiri bisa disebabkan oleh beberapa keadaan, contohnya COVID-19 dan konflik Rusia-Ukraina yang menyulitkan rantai pasokan komoditas berbagai negara.

Pada tahun 2020 lalu, dunia mengalami resesi akibat pandemic COVID-19, sekarang resesi akan terjadi karena tingginya inflasi akibat harga komoditas energi yang melesat.

  • Deflasi :

Walaupun inflasi yang tidak terkontrol dapat menciptakan resesi, deflasi bahkan bisa memperburuk keadaan. Deflasi adalah keadaan dimana harga turun dari waktu ke waktu yang menyebabkan upah berkontraksi, yang selanjutkan akan menekan harga. Ketika lingkaran umpan balik deflasi tidak terkendali, orang dan bisnis akan berhenti berbelanja. Hal ini akan membebani perekonomian.

  • Penjualan Aset :

Penjualan aset juga merupakan satu penyebab dari resesi ekonomi. Hal ini biasanya terjadi di pasar saham dan properti. Kemerosotan ekonomi akan mengakibatkan penjualan aset atau saham. Hal ini dapat disebut dengan panic selling. Jika hal ini terjadi, resesi ekonomi bakal makan dekat.

  • Hutang yang Berlebihan ;

Banyaknya hutang perseorangan atau bisnis yang menumpuk akan sulit untuk melunasi hutang-hutang tersebut. Oleh karena itu, hutang mereka bisa berada pada titik di mana mereka sudah tidak dapat lagi membayar tagihan mereka.

  • Artificial Intelligence :

Perkembangan teknologi juga menjadi salah satu penyebab terjadinya resesi ekonomi. Adanya revolusi industri dalam pembuatan AI atau Articifial Intelligence dan robot dikhawatirkan akan menggantikan banyak pekerjaan manusia. Jika hal ini terjadi, akan banyak pengangguran dan resesi tidak akan terhindarkan.

 

Apa saja resiko atau dampak dari Resesi Ekonomi itu sendiri?

Dampak dan resiko dari resesi ekonomi pada pemerintahan adalah dimana pendapatan negara dari pajak dan non-pajak menjadi lebih rendah. Hal ini dikarenakan penghasilan masyarakat yang menurun, harga properti yang anjlok dan akhirnya memicu rendahnya jumlah PPN ke kas negara.

Meskipun pendapatan negara merosok, pemerintah tetap akan dituntut untuk membuka lapangan kerja sebanyak mungkin karena jumlah pengangguran akan meningkat. Akibatnya, pinjaman ke bank asing menjadi meroket. Selain itu, pemerintah juga dituntut untuk terus menjamin kesejahteraan rakyat. Akhirnya, penurunan pendapatan pajak dan meningkatnya biaya kesejahteraan rakyat ini akan mengakibatkan anggaran atau tingginya hutang pemerintah.

Dampak dan resiko dari resesi ekonomi pada pembisnis adalah bangkrutnya bisnis yang mereka jalankan. Ketika terjadi resesi ekonomi, daya beli masyarakat yang menjadi lemah akan berpengaruh pada pendapatan pembisnis. Kondisi ini akan mengancam kelancaran kas perusahaan. Karena lemahnya daya beli masyarakat, perusahaan-perusahaan akan menerapkan diskon untuk menarik pembeli. Namun, langkah ini tentunya membuat keuntungan akan menurun. Maka, perusahaan akan menutup area bisnis yang kurang menguntungkan untuk memotong biaya operasional.

Dampak atau resiko dari resesi ekonomi tidak hanya dialami oleh pemerintah atau pembisnis. Namun, dampak ini juga akan dirasakan oleh pekerja atau masyarakat. Dampak atau resiko dari resesi ekonomi yang akan dialami oleh masyarakat adalah kenaikan harga kebutuhan sehari-hari termasuk makanan, pemutusan kerja, kenaikan harga pasokan energi, dan naiknya angka kemiskinan.

Penutupan area bisnis oleh pembisnis juga dapat berdampak pada masyarakat pekerja. Perusahaan akan mem-PHK pekerja. Oleh karena itu, pengangguran akan semakin meningkat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline